10. debaran

3 3 0
                                    

Seharusnya semua anak kelas masuk dijam berikutnya.
Kelas kosong hanya menyisakan Guntur yang nampak serius mengerjakan soal matematika dan Mega yang sedari tadi hanya diam suntuk menemani Guntur.Sebenarnya Guntur sedari tadi ngusir Mega,namun apa daya melawan Mega jika dicegah malah nambah nambah itu akan berpengaruh pada konsentrasi belajarnya.

Bu Jani guru matematika yang seharusnya masuk sekarang sedang sakit jadi guru piket tadi memberikan dua lembar soal esay untuk dikerjakan secara berkelompok sekaligus memerintahkan anak kelas untuk cari materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya.
Seharusnya seperti ituuuu
Tapi anak kelas lebih memilih nongkrong dikantin,ngegosip di depan kelas,anak rajin ya cari reperensi buat materi tugas dari bu Jani keperpustakaan.

Dikelompok Mega yang mencari materi Bintang,Bima dengan Andro.Tapi entahlah dengan Bima yang hobinya ngegame.

Mega melipat kedua tangannya dan meletakan kepalanya dengan wajah yang menghadap ke Guntur.
Dia memandangi Guntur yang sedang serius mengerjakaan soal matematikanya.

"Guntur..."
Lirih Mega yang merasa bosan

"Gimana gue mau bantuin lo kalo ternyata emang lo lebih pinter dan lebih bisa ngerjainnya..."
Gumam Mega.

"Liatin aja"
Responnya yang masih tak ingin beranjak dari kegiatan yang membuatnya fokus 100%

"Liatin Guntur jauh lebih menyenangkan"
Kata Mega nyengir-nyengir sambil memutar-mutar pensil didekat wajah Guntur seolah-olah membuat pola wajah Guntur dari samping.

"Dari pada liatin soal matematika yang malah bikin kepala Mega pusing"
Mega mengerucutkan bibirnya.

Guntur menghentikan aktivitasnya itu dan menyingkirkan semua lembaran,buku yang tadi menumpuk.
Lalu melipat kedua tangannya
Dan memposisikan kepalanya kearah Mega,sekarang mereka berhadapan.

Mega kaget,menelan ludahnya ketika Guntur menatapnya walaupun hanya tatapan datar.Jantungnya mulai berdetak lebih cepat seperti kemarin.
Mega mengerjap-ngerjap matanya tak percaya dengan yang dilakukan Guntur.
Wajahnya terlalu dekat membuat Mega berdebar.

Tak berlangsung lama kemudian Guntur menutup kedua matanya.

Tiititt tiiiitiitt titiiiit...
Jam Mega kembali berbunyi.Mengisyaratkan bahwa detak jantungnya mulai berdetak kencang melebihi rata-rata.
Seperti kemarin,Mega tak merasa sakit sekalipun di jantungnya.
Ini debaran.

"Jantung lo berdebar lagi"
Lirih Guntur yang masih menutup matanya.

Hembusan nafas Guntur terus mengalun lembut ditelinga Mega.
Mega mendelik dengan mulut yang menganga mendengar itu dan langsung mengangkat kepalanya.

Mega mengantup mulutnya rapat-rapat
Mencoba melawan debaran yang kian membuatnya ingin berteriak.
Mega malu setengah mati

Mega mencoba memukul-mukul jamnya yang barang kali rusak menurutnya bersamaan dengan keningnya kini sudah bercucuran keringat dingin.

Mega melihat sebentar kearah Guntur yang barang kali bangun.
Tapi Mega lihat Guntur hanya tertidur.

"Ishhhh"
Mega terus berdecak kesal sambil terus memukul mukul jamnya.

Mega mengedarkan pandangannya sambil tarik nafas,buang nafas.

Pyuh
Bunyinya tidak berlangsung lama setelah Mega mengatur nafasnya.
Ia tersenyum lebar

Dibibir pintu ada Andro yang sedang berdiri enggan masuk kedalam kelas.
Tengah memperhatikan Mega dan Guntur.

"Andro cepatan elah masuk..."
Titah Bima yang membuntuti Bintang untuk masuk kedalam kelas.

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang