23. marah sebentar

4 3 0
                                    

Pukul 8.03 PM
Guntur mengendarai motor ninjanya setelah seharian mengurusi Vega dan akhirnya bisa pulang setelah Vega juga dipulangkan dari rumah sakit.Bukan berarti Vega sudah sehat sepenuhnya tapi itu atas permintaan Andi yang memilih untuk menitipkan Vega pada Guntur.

Guntur merasakan dinginnya angin malam yang mulai menusuk,menembus jaket yang menurutnya sudah cukup tebal untuk dipakai malam-malam berkendara seperti ini.
Tangan kirinya merayap menaikan kaca helm full facenya itu karena sudah mulai buram karena rintikan gerimis hujan yang datang tiba-tiba,tapi untungnya tak langsung besar.

Selanjutnya Guntur menyalakan lampu sen kiri dan membelokan motornya kearah kafe yang menjajakan makanan yang sangat digemari anak jaman sekarang lalu memparkirkan motornya.
Sebenarnya Guntur tak ada niatan sama sekali untuk datang kekafe ini karena yang sangat sekarang dia butuhkan adalah berbaring diatas kasur empuk dan mengistirahatkan diri.Ini semua tidak akan terjadi jika hujan tiba-tiba saja datang...

Begitu Guntur masuk kedalam kafe tersebut terdengar derasnya hujan yang tiba-tiba mengguyur bumi.
Tapi tetap tak mengalahkan alunan backsound yang mengiringi suasana para pelanggan dikafe itu.

Mungkin suatu saat nanti
Kau temukan bahagia~~

Meski tak bersamaku
Bila nanti kau tak kembali
Kenanglah aku sepanjang hidupmu~~~

Guntur duduk disalah satu kursi pojok kafe,menaru helmnya diatas meja dan membuka jaketnya yang kemudian dikaitkan kepunggung kursi.

Tak lama kemudian seorang pramusaji yang membawa buku menu datang menghampiri Guntur.

"Silahkan mas mau pesan apa?"
Tanyanya sopan sambil menyodorkan buku menu.

Guntur kemudian memesan makanan dan minuman lalu pramusaji mulai menuliskan apa-apa yang dipesan oleh Guntur.

"Mba..."

Pramusaji itupun langsung menengok kearah Guntur.
"Iya"

"Saya boleh minta kertas sesobek ga?"
Tanya Guntur hati-hati

Pertanyaan itu membuat pramusaji itu memutar bola matanya pada buku tulis yang dipegangnya.

"Ini mas..."
Kata Pramusaji sambil memberikan kertas yang sudah dirobeknya.

"Makasih ya mba..."

"Iya mas..."

Ketika pramusaji itu akan melangkahkan kakinya pergi,Guntur kembali mencegahnya.

"Kenapa mas?"
Tanya pramusaji keheranan.

"Saya boleh minjem pulpennya mba?"

"Oh...silahkan"
Kata Pramusaji itu memberikan pulpennya segera lalu berlalu setelah Guntur memgucapkan terimakasih padanya.

Didetik kemudian Guntur tersenyum lega.Diamatinya layar ponsel sambil cengengesan.

Diraihnya kertas dan bolpoint lalu mulai mencorat-coret ketas polos itu dengan garis-garis seperti membuat sketsa wajah.
Sambil sesekali melihat layar ponselnya .

.....

"GUNTUR !!!"
Mega menjerit keras,tangannya membanting sapu lidi kesembarang arah karena kebetulan Mega sedang piket didepan kelas pagi itu.

Kemudian kakinya berlari cepat kearah pria yang tadi hanya melihat wajahnya sekilas tanpa berekspresi ramah.
Tapi tak apa bagi bagi gadis yang terobsesi pada pria dingin yang sama sekali bukan keturunan suku eskimo ini.

"GUNTUR!!"
Dengan teriakannya yang kedua kali ini mampu membuat pria itu berhenti didepannya.

"Apa?"
Tanyanya datar

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang