11. pertemuan

5 2 0
                                    

Tadi seusai berdebat panjang dengan papahnya,Guntur hanya diam terbaring dikasurnya yang dingin.
Menatap langit-langit

Dia melihat kearah samping
Disana ada tas yang berisikan baju-baju yang kemarin ia bawa ke RSJ.

"Ishhh!!"
Guntur menggebrag kasur itu kesal.

Kapan tas itu diambil?
Oleh siapa?
Karena tidak mungkin jika papahnya langsung yang mengambil tas itu kesana.
Pikir Guntur yang padahal sama sekali tak membawa tas itu ke sekolah ataupun membawanya pulang.

"Guntur cepet siap-siap!!"
Teriak Setya dari luar kamarnya.

Sekarang ada jadwal pertemuan dengan keluarga Vega.
Mengadakan makan malam seperti biasa...
Kali ini pertemuan itu dirasa berat untuk Guntur dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan keluarga Vega.

Saat itu memang tak terlalu dirasa berat karena masih ada Ratih yang bisa sewaktu-waktu membela Guntur disaat dipojokan mengenai perjodohan dengan Vega.

Perjodohan ini dilakukan berdasarkan kehendak Andi papahnya Vega dan Setya papahnya Guntur dengan latar belakang supaya bisa mempererat persaudaraan diantara mereka yang bukan sekedar dalam berbisnis saja.

Menurut Guntur sendiri,Setya memiliki ambisi untuk mengambil alih perusahaan besar milik keluarga Vega dengan cara menjodohkan Guntur dengan Vega.
Vega yang memiliki penyakit Ginjal sejak dilahirkan bisa saja sewaktu-waktu meninggal dan tak bisa mewarisi bisnisnya itu.
Terlebih ibunya Vega sudah menggungat cerai papahnya cuman karena alasan lelah mengurusi Vega yang memiliki fisik lemah.

....

Dapur dengan nuansa mewah
Guntur bersama Vega duduk berhadapan,Setya dan Andi juga duduk berhadapan.
Berada di meja makan yang berukuran besar berbentuk lingkaran diatasnya sudah banyak tersedia jamuan makan malam.

Kemudian pembantu dirumah Vega menyajikan menu utama yaitu steak dengan ukuran besar yang disajikan ditengah.
Dan masing-masing pembantu lengkap dengan seragamnya itu melayani satu orang untuk menyajikan minum dan membantu memotong steaknya karena pembantu dirumah Vega juga lebih dari satu melainkan kurang lebih sepuluh wajar untuk rumah yang megah,mewah dan besar yang dimiliki oleh Andi seorang pembisnis kaya raya.

Ditengah makan malam sedang berjalan merekapun saling berbincang kecuali Guntur yang dengan serius memotong steaknya menggunakan pisau dan garpu lalu melahapnya.
Itu dilakukan bukan karena Guntur kelaparan atau mumpung-mumpung,untuk makanan segitu saja Guntur pun bisa membelinya untuk makan setiap hari.
Tapi ini dikarenakan Guntur malas mengobrol dan berhadapan dengan perempuan yang selalu menjadikannya pesuruh.

"Guntur papah nitip Vega ke kamu yah..."
Ujar Andi yang tersenyum kearah Guntur.

Guntur menyimpan garpu dan pisaunya dan mengangguk.

"Jawab..."
Ucap papahnya yang menyenggol bahu Guntur.

"Iya om..."
Jawab Guntur dengan amat terpaksa dan kemudian mengambil minumnya lalu meneguknya beberapa tegukan untuk mengalirkan rasa jengahnya.

"Masih aja manggil nya om,padahalkan sebentar lagi saya bakalan jadi mertua kamu"

Perkataan Andi barusan mengundang gelak tawa Vega bahkan Setya dan terkecuali Guntur yang tersenyum menunduk.

Sebenernya ia amat tak suka adanya pertemuan seperti ini...
Apalagi harus mendengar kata-kata itu yang selalu ada disetiap pertemuan.

"Papah dan papahnya Vega kan sebulan kedepan ga bakalan pulang kerumah karena kami akan menghadiri acara penting disana yang memerlukan waktu cukup lama... "
Jelas Setya mengelus bahu putranya itu.

For A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang