Jungkook melangkahkan kakinya keluar dari sebuah ruangan besar yang dindingnya terbuat dari kaca. Wajahnya terlihat begitu tampan dilengkapi ekspresi dinginnya. Ia keluar diikuti seorang wanita berpakaian cukup rapi dan terlihat seksi karena lekukan tubuhnya yang nampak jelas, serta diikuti seorang pria yang tak asing, yaitu sahabat sekaligus General Manager perusahaannya. Mereka baru saja menyelesaikan meeting dengan orang beberapa investor asing yang akan menanankan saham di perusahaan mereka.
Langkah Jungkook terhenti. Ia segera berbalik menghadap dua orang yang mengikutinya. "Tzuyu, kinerjamu hari ini bagus," puji Jungkook atas kinerja sekertarisnya.
Wanita berparas ayu yang bernama Chou Tzuyu itu merasa tersipu atas apa yang diucapkan oleh Jungkook. Tak biasanya pria itu memuji kinerja karyawannya, dan selama ia menjadi sekertaris, bisa dihitung berapa kali pria itu memuji kinerjanya sebagai sekertaris.
"Terimakasih," ucap Tzuyu diiringi senyuman manisnya.
Jungkook mengangguk. "Aku rasa jadwalku kosong setelah rapat ini. Benarkah?"
Tzuyu mengangguk.
"Bagus. Aku akan pergi karena ada urusan diluar urusan bisnis. Jika kau membutuhkan tanda tanganku, letakkan saja dokumennya diatas meja. Jika ada yang mencariku, bilang untuk menemui besok saja."
Tzuyu sedikit tertegun sejenak. Jungkook tak biasanya meminta mengosongkan jadwal untuk urusan pribadi. Bossnya itu selalu disiplin, dan mengutamakan kepentingan perusahaan.
"Baiklah, saya akan menuliskannya sebagai jadwal pribadi."
"Ya, lakukan apapun di memomu itu. Tapi, lakukan apa yang kupinta tadi jika ada yang mencariku. Tak perlu mengatakan aku pergi kemana bersama dengan siapa."
Tzuyu mengangguk.
"Mingyu, ayo kau ikut denganku. Hubungi sekertarismu untuk menghandle urusanmu di kantor terlebih dahulu."
"Okey," ucap Mingyu lalu mengeluakan ponselnya untuk menghubungi sekertarisnya sementara Jungkook sudah beranjak meninggalkan mereka.
"Manager Kim," panggil Tzuyu.
"Ya?"
"Kenapa aku merasa Direktur Park tidak seperti biasanya. Ada apa?"
Mingyu tersenyum penuh arti sebelum ia menyebutkan dua kalimat yang membuat Tzuyu terbelalak kaget.
"Blind date."
*
Yerim berlarian kesana kemari di siang yang cukup terik. Penampilannya serba hitam dengan topi dan kacamata membuatnya terlihat sedikit tertutup. Sesekali ia memegangi topinya agar tidak jatuh. Kepalanya menoleh berkali-kali ke berbagai arah seolah sedang mencari seseorang.
"Are You kidding me?!" Yerim terlihat begitu kesal mendengar suara dari seberang. Ia kini menempelkan ponsel ditelinganya.
"Hey! Stop, Kim Taehyung. Kalau sampai aku tak bisa menemukan Haeun, peluru perakku siap menembus jantungmu!" Yerim segera mematikan panggilan. Ia fokus kembali mencari gadis yang diam-diam mengikutinya sejak dari kastil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Blood √
FanfictionTakdir itu... lucu. Kenapa aku bilang demikian? Karena memang begitu faktanya. Kami yang berbeda, dipertemukan dan dipisahkan seolah kami tak memiliki perasaan. Perasaan kami tulus namun mengapa takdir dengan kejamnya berlaku demikian? Sungguh, jika...