Ambulans beserta polisi sudah tiba di lokasi kecelakaan yang menimpa Park Shinhye. Jungkook turut dalam ambulans untuk mendampingi Shinhye. Beruntung, nyawa wanita itu sedikit bisa bertahan. Ia bisa bertahan meski kehabisan banyak darah. Ajaibnya, Jungkook melihat leher Shinhye terlihat normal. Luka gigitan vampire yang ia duga, jika pelakunya adalah Yerim itu menutup. Bagaimana bisa? Entah.
Harapan Jungkook kali ini Cuma satu . Shinhye bisa bertahan. Ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada Shinhye. Jika memang ia akan memutuskan untuk menjauhi kehidupan calon istrinya itu, ia akan mengatakan jika Shinhye telah sembuh. Ia tetap berusaha tidak gegabah sembari mencari tau apa yang terjadi dan mengapa para vampire tak mau melepaskannya saja.
.
Lain Jungkook lain pula sosok wanita yang termenung menatap kepergian ambulans yang membawa wanita sekarat bersama dengan sosok yang ia damba. Menatap kosong dengan penuh rasa kecewa. Mengapa ia harus mendapatkan hukuman seperti ini? Apa berdosa jika ia ingin bersama Jungkook? Mengapa ketika ia baru bisa menggapai, harus tersandung dan terjatuh lagi?
"Ma...," lirih suara yang sangat Yerim kenali.
Yerim menoleh. Ia terkejut. Taehyung dan putrinya sudah ada disana. Mengapa bisa?
"Haeun! Apa yang kau lakukan disini?!" seru Yerim terkejut. Ia benar-benar tak mengira.
"Aku ikut kak Tae mengantarkan lukisan ke klien yang memesannya. Dan aku mendengar kak Tae mendapat perintah dari papa Ryeowook untuk meminta mama pergi ke suatu tempat. Kami hampir sampai apartement ketika kami melihat mobil mama keluar," Haeun menjelaskan. Ia jelas saja melihat semua kejadian itu. Ia berjalan pada Yerim dan memeluknya dengan erat.
Taehyung juga turut berjalan pada ibu dan anak yang tengah menyalurkan kesedihan. Memeluk keduanya dengan kasih sayang. Merasakan kesakitan yang dirasa Yerim.
"Aku terlambat...."
"Bukan salahmu, Yer...," Taehyung berguman. "Sekarang, kau harus datang ke suatu tempat. Papa memanggilmu."
Yerim melepaskan pelukannya. "Haeun tunggulah disini. Mama ingin berbicara dengan Taehyung. Jangan pergi kemanapun."
Haeun mengangguk. Menatap Yerim dan Taehyung yang berjalan menuju mobil Yerim. Wanita itu membicarakan sesuatu. Seperti menanyakan alamat dan keperluan apa sehingga papa memanggilnya.
"Papa marah."
Dua kata terucap. Yerim menoleh pada Taehyung. "Papa dimana?"
Taehyung memberikan secarik kertas. "Temui papa disana. Jennie mengawasi dari gedung lain sekedar berjaga jika ada yang datang. Cepatlah sebelum mereka pergi."
Yerim terlihat berapi-api. Ia sangat marah. Matanya berkilat merah. Mengambil kertas itu dengan kasar lalu masuk ke dalam mobil, menutup pintu dengan begitu keras. Sebelum menginjak pedal gas, ia menurunkan kaca mobil.
"Tetaplah bersama Haeun."
Taehyung mengangguk. Ia lalu berbalik berniat untuk melihat Haeun setelah memastikan mobil Yerim tak dalam jangkauan matanya lagi.
"Haeun?" Taehyung memanggil. Tak ada jawaban. Tak ada siapapun. "MAti aku! Kim Haeun!!!"
*COLD BLOOD*
Sebuah kamar bernuansa putih dengan suara monitor yang memberikan gambaran mengenai keadaan seorang wanita terdengar begitu jelas. Wanita yang masih terbaring lemah dengan banyak alat bantu yang membantunya bertahan hidup. Dua kantong cairan dimana salah satunya berisi cairan berwarna merah pekat juga ada disana. Membantu wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Park Shinhye untuk bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Blood √
FanfictionTakdir itu... lucu. Kenapa aku bilang demikian? Karena memang begitu faktanya. Kami yang berbeda, dipertemukan dan dipisahkan seolah kami tak memiliki perasaan. Perasaan kami tulus namun mengapa takdir dengan kejamnya berlaku demikian? Sungguh, jika...