6

1.1K 211 61
                                    

Brak

Suara meja kecil yang dibanting oleh seorang pemuda tampan yang datang jauh-jauh hanya untuk menemui gadis pilihannya. Namun, harapan hanyalah sebuah harapan ketika ia datang ke rumah salah satu bangsawan itu, gadis yang didamba tidak ada. Tadinya pemuda tampan itu masih bersabar dan menganggap gadis itu sedang bermain bersama dengan teman-temannya, namun, hal yang tak terduga terjadi. Gadis yang ia pilih itu datang bersama pria lain dan mengaku jika mereka sepasang kekasih. Tak ada hal yang dilakukan oleh sang pemuda itu kecuali membanting benda-benda disekitarnya.

"Pangeran Im, tenanglah. Mari kita bicarakan ini baik-baik," bujuk Tuan Kim yang merupakan ayah dari gadis itu.

"Apa yang perlu dibicarakan baik-baik? Aku sudah melarang gadis manapun untuk memiliki kekasih sebelum aku menentukan pilihanku, dan ternyata, lihatlah! Apa kata orang diluar sana jika aku, Pangeran Joseon ini memiliki istri bekas dari orang lain?!"

"Nak, ayah sudah bilang padamu untuk jangan berbuat ulah. Lihatlah akibat dari perbuatanmu ini!"

"Apa ayah memikirkan kebahagiaanku ketika memaksaku untuk mengikuti seleksi sebagai pengantin Pangeran? Apa ayah memikirkan perasaanku? Jawabannya adalah tidak. aku hidup hanya sekali dan aku tidak ingin menikahi seseorang yang tidak aku cintai, ayah!"

"Omong kosong macam apa ini, hah?!" lagi-lagi pangeran Im Siwan mengamuk. Ia tak menyangka gadis itu membicarakan perihal cinta. "Apa kau kira aku tak bisa memberimu cinta? Aku bisa. Tahta, harta dan cinta, aku bisa memberikan semuanya, Nona Kim!"

"Tidak PAngeran. Harta bisa dicari, tahta bisa diraih tapi cinta tidak bisa dibeli dengan harta maupun tahta. Aku mencintai tuan tampanku ini dan kami menjadi kekasih. Lihatlah," gadis itu memperlihatkan cincin berwarna ungu yang terbuat dari batu giok dan terlihat indah. "Aku dan pemuda pilihanku ini akan menikah."

"Putriku," lirih sang ibu yang khawatir dengan keputusan putrinya yang terlalu cepat.

"Ibu, tolong restui kami."

"Aarghh aku benci pertunjkan rendahan seperti ini," amuk Im Siwan. "Lihatlah Tuan Kim, keluargamu akan hancur," Siwan berjalan melewati gadis itu dan kekasihnya. Tepat ketika ia berada disamping kekasih Yerim, langkahnya terhenti. "Aku tau kau siapa. aku akan membalas perbuatanmu. Camkan itu."

*

Hari dimana pameran berlangsung telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari dimana pameran berlangsung telah tiba. Suasana pagelaran pameran dari suatu museum nasional mulai ramai. Orang-orang berlalu lalang untuk melihat juga mencari perhiasan apa yang menarik perhatian dan akan berusaha mereka dapatkan sebagai koleksi. Jika tak mampu mendapatkan yang asli, paling tidak mereka sudah mendapatkan semacam referensi yang akan terpatri diotak mereka, sehingga mereka yang memiliki uang bisa membuat bentuk tiruan dari perhiasan-perhiasan era Joseon yang dipamerkan.

Tak hanya para manusia yang merasa sangat antusias. Orang-orang yang tak biasa, atau orang-orang yang hidup dengan manusia tak biasa juga turut antusias. Mereka berpikir, dengan mendatangi acara semacam ini bisa mengingatkan mereka pada apa yang terjadi di masa lalu.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang