22

706 153 29
                                    

"Mama..."

"Kim Haeun?"

Yerim terkejut bukan main kala ia membuka pintu apartement milik Roa, malah bertemu dengan Haeun yang sedang bersama Taehyung. Terlihat Taehyung baru saja akan menekan tombol intercom, namun belum sampai tangannya menyentuh tombol itu, pintu terbuka. Yerim terlihat sangat rapi dan yang membuat Haeun terkejut adalah disana ada Jungkook. Roa juga Somi terlihat bersiap pula. Kemana mereka akan pergi?

"Kalian mau pergi kemana? Dan ... tuan Park?" Haeun terlihat tidak suka namun juga khawatir. Ia khawatir jika Park Jungkook akan kembali menyakiti hati Kim Yerim. Haeun hanya tak ingin ibu kandungnya itu menderita terus menerus.

"Taehyung, kau akan ikut kami. Dan Haeun, kau tetap tinggal di apartement. Terserah di apartement mama atau kak Roa. Kau disini bersama nenek Shin," Yerim tak ingin menjelaskan secara detail, namun Haeun menolak untuk menurut. Ia hanya ingin memastikan ibunya baik-baik saja akan pergi bersama Jungkook.

Yerim nampaknya mengerti kekhawatiran Haeun, begitu pula Jungkook. Baru saja Yerim ingin memberikan penjelasan, Jungkook lebih dulu menyelanya.

"Kim Haeun," Jungkook sedikit membungkuk ketika memegang kedua bahu Haeun. Ia menatap dalam-dalam bola mata Haeun. "Tenang saja. Aku tak akan menyakiti Yerim. Aku akan melindunginya. Kau jangan khawatir. Jika ada sesuatu terjadi padanya," Jungkook menjeda perkataannya, mengambil tangan HAeun untuk diletakkan di dada, tepat di dada kiri. "Kau bisa berbuat semaumu padaku termasuk melenyapkanku."

Taehyung membelalakkan mata terkejut mendengar penuturan Jungkook. Yerimpun demikian. Wanita itu terharu, tanpa sadar satu tetes air mata jatuh di pipinya.

"Sudah-sudah. Kalian bisa melanjutkan reuni keluarga bahagia ini nanti setelah pergi kesana. Haeun, masuk ke dalam," pinta nenek Shin.

Haeun menggelengkan kepala. "Aku lebih suka apartement mama. Kalau kau mau, ikut saja kesana. Kalau tidak, tinggallah di apartement kak Roa," ucap Haeun akhirnya sambil membalikkan badan. Meninggalkan tempatnya berpijak.

Nenek Shin kembali bergumam. "Dasar anak Kim Yerim. Keras kepala sekali."

Yerim menggelengkan kepala heran dan merasa konyol melihat tingkah putrinya itu. "Ingat, Shin Yeeun, dia lebih tua darimu."

Bisikan Yerim sukses membuat nenek Shin kembali menggeram kesal. Ia lalu pergi meninggalkan tempat Roa tanpa menoleh pada Yerim sedikitpun.

"Copy-paste ibunya," Jungkook berkomentar.

Yerim tersenyum. "Kepintaran, keberanian dan jiwa seninya seperti papanya."

Jungkook terdiam. Apakah ia begitu di kehidupan sebelumnya? Ia sama sekali tak ingat dan tak tau. Ia berharap meski ia sudah mengalami kehancuran sebelumnya, ia ingin mendapatkan gambaran atau ingatan lagi mengenai kehidupan sebelumnya. Ingin melihat bagaimana kebahagiaan dan sikap yang ia miliki di masa lalu. Beharap, Jungkook bisa melihat itu kembali.

Taehyung akhirnya teringat. Ia tinggal disana berarti ia dibutuhkan untuk menjalankan sesuatu dan itu adalah sebuah misi yang penting. Ia menoleh pada Yerim.

"Apa yang akan kita lakukan?"

"Somi akan mengantarkan kita ke sebuah tempat rahasia di wilayah klan Jeon."

"KAu gila?!!! Hey, bagaimana kalau kita ketahuan?! Kau tau papa tak ingin kita mencampuri urusan klan Jeon, menyentuh klan Jeon apalagi menginjakkan kaki di wilayah itu. Disana milik klan Hwang lagi. Dikuasai klan Hwang!"

Yerim hanya mengangkat bahu sembari tersenyum.

"Aku sudah menceritakan semuanya ke kak Yerim sebelum kami keluar. Dia sudah tau siapa aku. Dan, aku sudah menghubungi kak Jennie untuk datang," Roa menjelaskan pada Taehyung.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang