8

1.1K 179 19
                                    

Spam Komennya ya Dear.... Thank You and Happy Reading

 Thank You and Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu tak berdaya. Ia terlihat kacau. Tubuh terikat dengan sudut bibir yang berdarah. Sekali saja ia bergerak memberontak, dua hingga tiga kali perutnya dihantam oleh kepalan tangan yang kuat dari salah seorang pria berbadan kekar. Batinnya menjerit meminta tolong agar bisa dibebaskan dan melindungi gadisnya. Gadis yang berparas cantik dengan rambut panjang yang sekarang sudah tak karuan.

Bibir cantik yang apabila tersenyum begitu menawan, tak lagi memberikan senyuman atau tawa andalannya. Bibir itu meraung, merintih memohon ampun dan meminta tolong. Kedua tangan dari gadis itu dibentangkan, ditahan dengan kuat dan terlihat sekali otot yang sesekali muncul ketika gadis itu memberontak, bahkan tangan itu terlihat memutih karena genggaman yang kuat.

"Aku mohon, ampuni dia. Jangan sakiti dia," pemuda itu menangis tersedu-sedu. Ia memohon ampun pada sosok berkulit pucat yang menahan pergerakan tangannya.

"Lebih baik aku menutup matamu agar kau tak melihat ini semua. Biar bagaimanapun, aku masih bisa iba padamu."

Pemuda itu menggeleng dengan keras. Ia tak bisa menutup mata jika jerit ketakutan, jerit kesakitan dan keputusasaan itu terdengar jelas.

"Jeon Jungkook! Bukankah kau seharusnya memerintahkan mereka untuk berhenti?! Hentikan!"

Sosok berkulit putih pucat yang dipanggil 'Jeon Jungkook' itu menoleh. Ia tersenyum tipis karena sejujurnya ia juga tak tega membiarkan semua itu terjadi.

"Aku hanya diminta untuk menemukan persembunyian kalian. Aku tidak diminta untuk mencampuri urusan ini. Jadi, aku minta maaf tak bisa membantumu."

"Sialan! Panglima perang brengsek! Hentikan," umpat pemuda itu pada pria yang badannya terlihat begitu kekar dan menjabat panglima perang di kerajaan. Pria itu tengah merapikan pakaiannya. Ia terlihat puas telah melakukan hal yang memang ingin ia lakukan sejak dulu.

Tertawa begitu puas sebelum akhirnya ia menoleh pada gadis yang sudah ia rusak. Gadis yang memeluk dirinya sendiri dengan keadaan yang kacau. "Aku sudah meminta kepadamu untuk datang baik-baik ke kerajaan sebagai jaminan. Ibu tirimu sudah memberikan dirimu sebagai jaminan atas hutang-hutangnya. Dan kau malah memilih kabur. Itu akibatnya kau membangkang. Dan lagi, aku suka padamu sejak dulu, itu sebabnya aku tak rela kau kabur bersama dia."

"Sialan kau Do Jihan!!!" pemuda itu memberontak dan mencoba untuk menyerang sang panglima perang, namun, pergerakannya terhenti karena kawanan berkulit pucat itu segera menahannya.

"Iblis," gumam gadis yang tatapan matanya itu terlihat kosong.

Satu kata yang diucapkan membuat Do Jihan meradang. "Dasar jalang! Kau berani menyumpahiku setelah apa yang ku lakukan padamu? Dan juga, kekasihmu berusaha menyerangku. Sekarang, lihatlah balasannya," Do Jihan menatap satu persatu anak buahnya. "Bermain-mainlah dengannya."

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang