31

924 152 63
                                    

WARNING. LONG CHAPTER!!!

*

HAPPY READING

*

*

*



Ryeowook dan Minhyun saling bertatapan. Sekian menit yang lalu, rombongan yang dibawa Ryeowook datang menyusul. Kini mereka saling diam dan melemparkan tatapan tajam menusuk. Tanpa kata, apa yang disiratkan dari tatapan mata Ryeowook pasti bisa dimengerti oleh klan Hwang. Kemarahan.

"Kau tak seharusnya mengibarkan bendera perang pada kami," ucap Yerim dengan tegas.

Minhyun melirik tajam kearah Yerim. "Apa kalian pikir aku bodoh? Kalian membangkitkan kembali Jeon Jungkook. Dan kau!" tunjuk Minhyun pada Yerim. "Kau pasti ada sesuatu dengan Jungkook. Aku sudah mencurigaimu sejak awal kita bertemu. Ada sesuatu yang kau sembunyikan. Sekarang? Kalian bilang kalau kami mengibarkan berndera perang? Seharusnya aku yang mengucapkan hal itu pada kalian!"

Ryeowook menarik Yerim ke sisinya lalu ia melangkahkan kaki selangkah ke depan. Berhadapan dengan Minhyun yang terlihat berapi-api. "Kau. Apa kau lupa? Sumber dari segala masalah adalah dirimu. Dendammu yang tak akan ada ujung. Kau seharusnya paham. Tak ada asap kalau tak ada api."

"Kau mengawasiku sejak kapan?" Tanya Minhyun mulai merendahkan suaranya.

"Aku tak mengawasimu. Tanpa aku awasi, berita tentangmu sudah dengan sukarela masuk ke telingaku. Kau menyia-nyiakan satu dekade lebih untuk memendam dendam yang tak berarti. Dendam yang salah."

"Kau yang salah! Kau sudah berhianat. Apa kau bilang sebelumnya? Klan Kim cinta damai? Klan Kim netral? Pembohong besar!"

"Urusan kalian biarlah menjadi urusan kalian. Urusanku, bukanlah urusanmu. Siapapun yang ikut campur, maka aku akan ikut campur juga. Sampai disini kau seharusnya bisa memilah dan paham. Kami akui. Kami membantu kembalinya Jungkook. Jeon Jungkook."

"Papa...," Yerim mencoba mencegah.

Ryeowook mengangkat salah satu tangan sebagai isyarat berhenti. "Kami memiliki alasan yang kuat untuk itu. Kami tidak akan mencampuri urusan seperti perebutan kekuasaan atau penyerangan. Itu urusan kalian. Tapi kau malah membuatku marah. Kembalikan putri klan Kim sekarang juga!"

"Tidak akan! Kalian sudah membuatku marah!"

"Kau dan Roa masuk. Geledah dan cari Haeun sekarang!" perintah Ryeowook dengan nada tinggi membuat Roa dan Yerim terkesiap.

Yerim dan Roa baru saja akan beranjak. Tapi klan Hwang sudah menahan jalan mereka.

"Tak ada satupun orang disini yang bisa masuk ke kastil."

"It's Jeon's castle. Not yours."

Minhyun tersenyum miring mendengar ucapan Yerim. "Kau lupa Katy? Klan Jeon sudah berada di bawah kakiku."

"whatever..."

"Akhir dari Klan Hwang!" seru Irene yang datang bersama nenek Shin, Somi serta Seokjin yang masih sesekali menyeret kakinya.

"Omong kosong apa lagi ini?" gumam Minhyun lalu berbalik melihat kedatangan Irene dan Seokjin. Serta seorang wanita tua yang sepertinya tak asing dimatanya.

"Klan Jeon, mundur dan rapatkan barisan kita untuk menghancurkan klan Hwang!" kembali Irene berseru.

"Pemberontak!" amuk Minhyun. "Bakar mereka!"

"Kau yang seharusnya dibakar!" suara berat yang dirindukan oleh klan Jeon kembali terdengar. Suara itu menggelegar memberikan harapan bagi mereka yang diselimuti ketakutan disana. Jeon Jungkook kembali. Benar-benar kembali. Tak seperti Jungkook yang terlihat beradaptasi ketika bersama nenek Shin, kali ini benar-bena terlihat seperti Jeon Jungkook yang beraura kuat dan mengintimidasi.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang