EPILOG

1.2K 150 18
                                    

Wanita cantik berjalan melangkahkan kaki jenjangnya menuju sebuah pintu di gedung yang cukup besar. Dua orang pria yang menjaga pintu membukakan pintu tersebut untuknya. Ia melanjutkan langkah kakinya hingga sepasang suami istri yang tengah berbahagia menyambutnya.

"Selamat datang adikku yang cantik," wanita yang mengenakan softlens berwarna abu-abu datang untuk menyapa tamu yang baru saja datang.

"Halo kak, maaf aku baru bisa datang. Membawa anak gadis ke tempat yang kurang disuka memang sulit," wanita yang baru datang langsung menghambur ke pelukan wanita yang tak lain adalah Yerim.

"Tak apa. Kemana dia?" Jungkook bertanya pada adiknya.

"Diluar. Bersama mama dan papa. Kakak pasti taulah anakku suka manja kalau bertemu mama dan papa."

"Suamimu kemana?"

"Dia terjebak cuaca buruk. Jadi tidak bisa kembali. Penerbangannya ditunda."

Jungkook mengangguk mendengar penuturan adik satu-satunya.

"Wah, lihatlah. Dua puluh tahun berlalu dan kakak tak bertambah tua sedikitpun. Aku harus skincare rutin, pakai perawatan anti aging dan lain-lain, tapi tetap saja masih ada tanda-tanda penuaan."

Jungkook dan Yerim tertawa mendengar gerutuan wanita yang terlihat lebih dewasa dari mereka meski sebenarnya wanita itu adalah adik keduanya.

"Sudah-sudah. Yoona, ayo masuk. Sebentar lagi acaranya di mulai," ajak Yerim lalu menggandeng tangan Yoona untuk masuk bersama ke dalam ruang utama.

.

Haeun terlihat sedang mengecek beberapa persiapan termasuk satu persatu lukisan yang terpampang di dinding. Usianya kini sudah bertambah. Kecantikannya semakin terpancar. Terlihat lebih elegan dan membuatnya seperti gadis yang sudah benar-benar beranjak dewasa.

"Kak Haeun," sapa seorang gadis cantik yang menghampirinya.

"Kau sudah datang. Yoona aunty kemana?"

"Sudah masuk lebih dulu. Aku sebenarnya masuk bersama oma dan opa. Tapi mereka langsung masuk ke aula dan aku melihat kakak disini, aku datang saja."

"Sudah makan? Kau pasti baru pulang sekolah."

Gadis itu mengangguk antusias. "Aku sudah makan siang dan benar-benar kenyang. Aku juga bolos les karena harus datang kemari."

"Kau pasti bosan datang ke acara seperti ini."

Secara polos dan jujur gadis itu mengangguk. "Tapi demi kakak, aku akan memaksa datang."

"So sweet....," Haeun memeluk gadis yang memiliki hubungan sepupu dengannya.

"Ehem, kau... Kim Jisoo?"

Haeun melepas pelukan pada saudaranya. Gadis itu mengangguk.

"Kita satu tempat les. Sepertinya kita akan bertemu di olimpiade sains bulan depan. Aku mendapat informasi dari temanku yang satu sekolah denganmu."

"Kalian terlihat sangat akrab," ujar Haeun. Ia menatap keduanya dengan sedikit perasaan kurang nyaman.

"Oh maaf, Kau pasti staff untuk acara ini. Aku kemari karena orang tuaku rekan bisnis tuan Park Jungkook. Perkenalkan, namaku Ahn Minhyun."

"Kim Jisoo. dan ini kakak sepupuku. Haeun."

'Akhirnya dia mendapatkan hidup yang lebih baik. Semoga kalian selalu dilimpahi kebahagian. Kim Jisoo. Hwang Minhyun, tidak, sekarang adalah Ahn Minhyun.'

*

Suara tepuk tangan riuh dari para hadirin yang datang menyambut gadis yang berjalan diatas sebuah panggung. Tidak ramai karena memang acara yang digelar sangat privat. Tidak ada awak media ataupun pengambilan gambar. Wajah-wajah lama dari klan Jeon, klan Kim, klan Hwang yang diwakili oleh Hwang Miyoung, serta keluarga dan kerabat terlihat antusias dan bangga melihat Haeun berdiri diatas panggung.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang