13

833 156 11
                                    

Yerim terlihat tengah memantaskan diri. Ia akan mengenakan identitasnya sebagai Katy untuk melakukan transaksi jual beli barang antik yang diberikan Roa pada malam sebelumnya. Entah mengapa, Yerim ingin sekali terlihat lebih cantik, well, sebenarnya aura yang ia keluarkan sudah memikat juga mematikan. Kadar kecantikan bertambah ketika ia berubah menjadi jenis yang baru, namun entah mengapa Yerim ingin sekali terlihat lebih lagi dari biasanya. Apakah itu firasat jika ia akan bertemu dengan orang yang datang dari masa lalunya?

"Perfect!" celetuk Roa yang baru datang dengan tangan tengah memainkan bunga mawar.

"Apa yang kau lakukan huh?"

Roa tersenyum lebar sebelum menjawab. Ia menatap puas pada bunga mawar yang sudah hancur kelopaknya karena ia remas. "Aku hanya ingin meresapi wangi dari mawar ini. Aku bahagia dan mawar merah darah ini simbolnya. Semoga berhasil."

Roa bergegas pergi setelah mengatakan dua kata terakhir. Yerim hanya bisa memandangi dengan senyuman tipis, lalu kembali melanjutkan apa yang ia lakukan sebelumnya. Rambut sebahu ia biarkan tergerai dengan semburat merah darah. Softlens abu-abu ia gunakan untuk menyamarkan mata merahnya, perona pipi, ingin terlihat menarik membuatnya mengambil warna sedikit mencolok untuk lipstick. Pas dengan dress berwarna merah maroon, high heels hitam serta tas kecil berwarna hitam.

"Ya, terlihat sangat vampire," ucapan Yerim mengadung makna ganda. Bisa jadi ungkapan kebanggan, namun juga bisa terlihat sebagai ungkapan kesal karena apapun yang dikenakan tak bisa membuatnya terlihat lebih manusiawi.

'Itu hanya pendapatmu. Matamu saja yang mendapatkan gambaran seperti itu. Di mataku dan manusia lain, kau sudah seperti manusia normal.'

Mengingat kalimat itu membuat Yerim sedih karena merindu.

"Jessica.. kau benar. Mungkin mataku sudah tersetting dengan mata vampire. Semanusiawi apapun aku mencobanya akan tetap terlihat seperti vampire. Okey, biarkan itu sekarang waktunya untuk pergi. Lets go."

*COLD BLOOD*

Jungkook memasuki sebuah café tempat mobil yang ikuti berhenti. Hari masih cukup pagi, dan café memang baru saja mengganyi tag 'close' menjadi 'open'. Bisa dibilang, Jungkook adalah pelanggan pertama dan itu tak masalah baginya. Ia menoleh kesana kemari, yang di dapati hanyalah beberpa pegawai café yang sedang bersiap.

Salah satu gadis dengan tulisan 'Kang Mina' tersemat di dada sebelah kiri mendekat. Gadis itu memberikan senyuman ramah pada Jungkook yang tak mungkin Jungkook abaikan.

"Selamat pagi, Tuan. Sudah reservasi sebelumnya?"

Jungkook menggelengkan kepala. Kenapa yang ia cari tidak ada?

"Eum, belum. Tapi aku kemari karena mencari dua perempuan yang baru saja masuk. Apa mereka bekerja disini?"

Gadis yang bernama Kang Minat terlihat berpikir sejenak hingga akhirnya ia seperti tau jawaban dari pertanyaan yang terbesit di pikiran. Apakah mungkin pria tampan itu mencari Jennie? Manager dari café utama? Hari ini Jennie sengaja datang untuk melihat perkembangan cabang pertama dari café tempatnya bekerja, dan entah mengapa secara kebetulan ada yang mencari Jennie.

"Oh, iya saya tau, Tuan. Apa Tuan sudah membuat janji sebelumnya?"

Jungkook kembali menggelengkan kepala. "Sebenarnya tadi tidak sengaja bertemu dengan Nona Jennie dan dia membawa gadis yang mirip sekali dengan seseorang yang aku kenal, bolehkah kami bertemu sebentar?"

Mina mengangguk. "Tuan, silahkan kemari," Kang Mina yang bekerja sebagai pelayan disana menunjukkan tempat duduk untuk Jungkook. Tempat yang sedikit terkena sinar matahari. Tempat yang berada di sudut ruang dan terlihat begitu tenang.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang