4

1.2K 207 60
                                    

Jennie terlihat sibuk membolak-balikkan halaman dari laporan yang baru saja diberikan oleh salah satu pegawainya. Matanya sibuk memindai dengan teliti laporan itu, karena khawatir ada kesalahan jika ia tak memeriksanya dengan baik dan benar. Sedang sibuk konsentrasi dengan apa yang dihadapannya, suara pintu yang dibuka sedikit keras membuatya tersentak. Aneh memang, ia sudah bisa mencium aroma vampire mendekat, tapi tetap saja ia terkejut ketika pintu itu dibuka dengan keras. Wanita mengenakan topi dengan tangan menggenggam tas, sementara tangan yang lain memegang knop pintu muncul dengan ekspresi serius.

"Ada masalah?"

Kim Yerim. Wanita itu segera saja menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Lalu berputar dan berjalan perlahan menuju tempat duduk dihadapan Jennie. Tak banyak bicara, ia melepas topinya. Mata beriris merah itu menyiratkan semua.

"Bukankah kau sudah mengabari Taehyung kalau Haeun sudah ditemukan? Lalu, apa masalahnya? Apa Haeun menyebabkan masalah?" Jennie tak sabar dengan apa yang akan Yerim sampaikan. Wanita itu memang mudah sekali membuat orang lain penasaran.

"Hwang..."

Satu kata dari Yerim membuat mata Jennie membelalak lebar. Klan Hwang? Klan serakah itu?

"Apa dia menemukannya?"

Yerim paham maksud dari kata 'menemukannya'. Perlahan, Yerim menggelengkan kepalanya. "Aku khawatir karena dia bertemu Haeun."

Jennie lebih terkejut lagi mendengar pernyataan itu. Tak pernah ia duga sebelumnya jika klan Hwang bisa bertemu Kim Haeun. "Begini, aku ingin memperjelas saja. Siapa yang ditemui Haeun?"

"Jika itu bawahan dari klan Hwang, aku tak begitu takut. Tapi, dia Minhyun. Aku harus bagaimana ini, Jen?"

Jennie merasa lemas mendengar hal itu. Tidak, pasti ada jalan lain untuk keluar dari pikiran apapun yang membuat mereka khawatir. "Apa kau mengatakan siapa dirimu? Atau ia sudah tau siapa Haeun?"

"Telingaku cukup tajam untuk mendengarkan pembicaraan mereka. Dia tau Haeun setengah abadi. Tapi aku segera mencegah ia mencari tau lebih jauh. Dan aku lihat tadi, ia berusaha membuat Haeun kaku."

"Identitasmu?"

"Katy. Aku menggunakan nama samaranku."

Jennie menggelengkan kepala beberapa kali. Ia tak mengira jika harus memikirkan klan Hwang mengingat, klan Kim tak pernah mau terlibat urusan lebih jauh dengan klan serakah itu.

"Papa tau?"

Yerim menatap takut pada Jennie. Ia biasanya sering membantah perintah dari papanya, namun saat ini ia merasa mati kutu. Ia takut jika sang papa akan marah besar.

"Aku akan membicarakannya dengan papa nanti. Tak perlu khawatir."

Tepat setelah berkata demikian, ponsel Jennie berdering. Panggilan video call dari orang yang baru saja mereka bicarakan. Kim Ryeowook. Jennia menatap Yerim dengan tatapan terkejut.

"Siapa?"

Mulut jennie bergerak tanpa bersuara membentuk kata 'Papa'.

"Oh Gosh..."

"Ya, Papa?" jawab Jennie dengan gummy smile-nya yang manis.

"Yerim ada disana. Papa tau itu."

Jennie dan Yerim kompak saling bertatapan. Yerim segera berdiri meninggalkan kursi didepan Jennie, berpindah pada sofa yang tersedia diruang kerja Jennie itu. Mau tak mau Jennie segera menyusulnya. Ia mendudukkan dirinya tepat disebelah kanan Yerim, lalu meletakkan ponsel diatas tripod, sehingga di layar, keduanya terlihat bersama.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang