Brak
Miyoung terlihat frustasi dan menggebrak meja. Wanita yang ia tahan tak mau membuka suara sedikitpun, bahkan wanita itu terkesan menentangnya. Siapa lagi jika bukan Jeon Irene. diikat saling berhadapan dengan Somi, tak membuat keduanya tunduk. Justru, mata Irene selalu menyiratkan isyarat agar tetap bungkam.
Seorang pria masuk dan membisikkan sesuatu di telinga Miyoung membuat wanita cantik dengan mata indah itu mengangkat sebelah alisnya. Ia menatap Somi lalu Irene secara bergantian.“Katakanlah. Si setengah abadi itu, Kim Haeun?” Miyoung menjeda kalimatnya. Menunggu reaksi Irene dan Somi karena menyebutkan nama Haeun secara jelas. Tidak lagi hanya si setengah abadi. “Apa kalian tau mengenai gadis itu? Dan, kabar kebangkitan kekuatan yang dulu sempat lenyap, apa ada kaitannya dengan itu?”
“Kami tidak tau apapun.”
Jawaban ketus Irene membuat Miyoung kesal. Ia bersedekap dan bersandar pada sebuah tiang besi yang ada di dalam ruangan pengap itu. “Eunwoo telah berhasil membawa Haeun ke kastil Jeon. Ia ditahan disana kalau kau ingin tau.”
Miyoung melirik Irene dan Somi yang sama-sama melemparkan tatapan terkejut. Gadis yang dirahasiakan sudah di kastil Jeon. Apa Seokjin tau akan hal itu? Irene merasa, kenapa ia kali ini tak bisa membaca pergerakan klan Hwang? Apa yang mereka tidak merencanakannya dan hanya berbuat secara insting?
“Aku akan menyapanya. Nikmati saja siksaan yang aku beri.”
“Tunggu,” Irene mencegah langkah kaki Miyoung untuk keluar dari ruangan tersebut. “HAnya kita. Aku, kau dan Somi.”
Mendengar itu membuat Hwang Miyoung tersenyum. Ia melirik beberapa anak buah yang menemaninya. Hanya dengan satu gerakan tangan, sudah mampu menunjukkan jika mereka semua harus keluar dan menutup pintu. Satu persatu vampire disana keluar meninggalkan Hwang Miyoung bersama dua tawanannya.
“Kenapa kau melibatkan Haeun?” Tanya Irene tanpa basa-basi. Tentu saja, saat ini bukanlah saat yang tepat untuk saling basa-basi.
“Adikku yang selalu penasaran dan akhirnya melakukan ini. Sejujurnya aku juga tak tau ia akan bergerak secepat ini menemukan si setengah abadi, Kim Haeun. Dia hanya mencari sesuatu dan menemukan gadis ini di klan Kim. Wilayah klan Kim. Dalam perlindungan klan Kim?”
Irene menatap tajam Miyoung tanpa merasa takut. “Dia dalam lindungan klan Kim tentu saja. Karena dia anak dari papa Kim. Kau tak tau tentang hal itu, bukan?”
Miyoung tersenyum miring.
‘Dia anak yang berharga. Klan Kim tak akan membiarkan siapapun yang berada dalam perlindungannya berada dalam bahaya.’
Miyoung teringat suara seseorang yang ia kenal masuk ke dalam telinganya secara langsung. Ia tersenyum melihat bagaimana Irene masih mencoba menutupi fakta sebenarnya.
“Well, aku terkejut. Ternyata si tua Ryeowook itu masih bernafsu juga,” senyum Miyoung masih terkesan meremehkan. “Lalu, kenapa kau terlihat sangat terkejut ketika aku bilang dia ada disini?”
“Karena kau pasti akan mencelakainya. Jika bukan kau, maka adikmu.”
‘Ku pegang janjimu, Hwang Miyoung.’
Lagi-lagi Miyoung kembali tersenyum. “Apa kita bisa bekerja sama?”
Irene terlihat sedang bertanya-tanya. Dalam pikirannya penuh dengan pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban termasuk pertanyaan ‘Ada apa dengan Hwang Miyoung?’
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Blood √
FanfictionTakdir itu... lucu. Kenapa aku bilang demikian? Karena memang begitu faktanya. Kami yang berbeda, dipertemukan dan dipisahkan seolah kami tak memiliki perasaan. Perasaan kami tulus namun mengapa takdir dengan kejamnya berlaku demikian? Sungguh, jika...