Part 8

6.2K 231 16
                                    

Enjoy the story..

Author pov.

Suara gemericik air danau buatan dan kicau burung nuri yang beterbangan dilangit pagi yang cerah membuat seorang perempuan muda terbangun dari tidurnya.
Ia melihat seorang pria yang tengah tertidur di sampingnya.

Wajah tampan, hidung mancung, dan rahang tegas itulah yang tadi malam telah kembali bercinta dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah tampan, hidung mancung, dan rahang tegas itulah yang tadi malam telah kembali bercinta dengannya.
Saat tidur saja wajah kaisar wang sangat lah tampan dan menggoda tiap wanita untuk menyentuh pahatan sempurna sang pencipta di paras kaosar wang.

Guang an menyentuh pipi suaminya dan menyibakkan sedikit anak rambut pria yang telah ia nikahi kemarin. Ia juga menyentuh bibir pria itu. Ia masih ingat ketika bibir itu mencecap bibirnya dengan kasar dan menuntut. Seolah tak ada hari esok untuk kembali melakukannya lagi.
Saat tangan guang an menyentuh bibir bawah kaisar wang.

Greep,

Sebuah tangan menahan tangan guang an dan justru mengecup kelima jari guang an dengan lembut dan sayang.
Tak lama setelah itu kelopak mata kaisar wang terbuka menampakkan netra hitam dan menenangkan miliknya.
Mata itu sama sekali tak membuat guang an takut melainkan merasa seolah terlindungi dalam pandangannya.

"anda sudah bangun, yang mulia..?"

"sejak kau memperhatikanku dan menyentuh wajahku dengan lembut..."

"maafkan atas kelancangan saya, yang mulia.."

"aku senang kau sentuh, guang an..
Hanya kau satu satunya wanita ynag pernah menyentuhku setelah mendiang ibuku meninggal..."

"memangnya para pelayan perempuan itu tak ada yang pernah menyentuh anda...?"

"mereka hanya memakaikan pakaianku tanpa menyentuhku.. Jika aku tersentuh oleh mereka, maka panglima gaozhan akan langsung memukul kedua tangan mereka dengan rotan sampai berdarah..."

"astaga...
Benarkah yang mulia..?"

"aku memang tak mau disentuh oleh kulit wanita manapun... Aku akan selalu menggunakan sarung tangan untuk bersentuhan dengan mereka.. Hanya kau yang justru kusentuh langsung tanpa perantara guang an.."
Guang an menunduk ia tersipu malu.

"apakah kau mencintaiku?"
Pertanyaan kaisar wang membuat guang an mendongak menatap mata hitam dan sendu kaisar wang. Terpancar rasa kesepian yang besar disana.

"apakah saya boleh menolak, yang mulia?"

"tentu saja tidak. Tapi apa kau benar benar tak mencintaiku..?"

"saya sangat mencintai anda yang mulia..
Satu satunya pria yang saya cintai hanya anda.. Tak ada pria lain.."
Guang an memeluk pria yang telah tidur bersamanya dalam satu ranjang tadi malam.

Kaisar wang membingkai wajah guang an dan perlahan mengikis jarak diantara keduanya. Hingga hidung keduanya bersatu.

Cup,
Kaisar wang kembali melumat bibir manis istrinya. Ia sudah kecanduan dengan bibir mungi dan selalu berwarna merah muda bak mawar yang baru mekar merekah.

I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang