Part 12

4.3K 187 14
                                    

Enjoy the story..

Guang an pov.

Aku berada disebuah lorong gelap dimana bagian ujungnya terdapat sebuah cahaya putih yang indah menuju ke sebuah ruangan bertirai.
Aku menyingkapkan tirai itu dan masuk ke dalam ruangan itu.

Aku melihat seorang bayi laki laki tampan yang sedang tertidur didalam box bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat seorang bayi laki laki tampan yang sedang tertidur didalam box bayi.
Bayi itu sangat tampan dengan penutup kepala berwarna putih dan senyum yang mengembang di wajahnya. Ia tengah tertidur dengan dada yang bergerak naik turun.
Aku melihat ke arah perutku.
Rata?
Apakah ini bayiku?
Pasti ini bayiku, aku sangat yakin.

 Rata?Apakah ini bayiku?Pasti ini bayiku, aku sangat yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan keibuanku muncul. Aku sangat ingin menggendong bayi itu kedalam pelukanku.
Aku hendak mengangkatnya hingga sebuah suara menginterupsi perbuatanku.

"apa yang mau kau lakukan pada anak itu..?"
Selir jingmi keluar dari balik tirai.
Ia mengambil bayi tampan itu dari ku.

"kalau kau ingin memilikinya. Baiklah aku akan membuatnya tak menjadi milik kita berdua...!"
Selir jing mi mengambil pedang panjnag di dekatnya. Ia lantas mengangkat pedang ditangannya tinggai tinggi ke arah bayi itu.

"jangan.. Jangan apa apakan bayi itu..!"

"sudah terlambat..
Hahahaha.."
Selir jing mi mengangkat pedangnya dan mengenai tubuh bayi mungil tak berdosa itu.

Jleeeb

Darah memuncrat dari tubuh tampan yang kini tergeletak tak berdaya diboxnya. Tubuhnya tak bergerak. Tangispun tak terdengar keluar dari bibirnya yang perlahan membiru.
Aku menangis sejadi jadinya.
Bagaimana bisa ada seorang wanita yang tega menghabisi nyawa bayi kecil dan suci sesadis ini?

"bayiku... Hiks hiks... Bayiku.. Hiks hiks.."
Tangisanku tak bisa mereda justru semakin menjadi saat tangan mungil itu begitu dingin kugenggam. Tubuh mungil itu dipenuhi darah yang keluar dari dadanya.
Tusukan pedang panjang itu membuatnya kehilangan nyawa.
Tak beberapa lama.
Sebuah cahaya layaknya bunga api bergerak dari dalam dadanya menutup luka yang tadinya mengeluarkan darah.
Kini telah kembali seperi semula.
Bayi itu kembali bergerak dan menangis dalam dekapanku.

I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang