Part 32 (Epilog)

6K 213 42
                                    

Enjoy the story..

Author pov.

Sang surya baru saja muncul di ufuk timur, rombongan kerajaan kaisar wang sufah berada di tengah perjalanan nya menuju ke beberapa desa terpencil yang mengalami bencana kelaparan.
Kaisar wang yang berada di atas tandu kaisar melihat ke arah hutan yang sebentar lagi akan mereka masuki.
Cukup lebat memang, tapi bukan mengenai hutan itu yang ia cemaskan sekarang.
Melainkan perasaan gelisahnya inilah yang membuatnya cemas.
Ia teringat putra mahkotanya, pangeran xiao qing.
Bayi mungil berusia 7 bulan itu membuatnya selalu merindukan celotehannya saat berada jauh dari istana.
Ia memikirkan putranya yang kini cukup aktif merangkak. Ia kadang takut pelayan pelayan itu tak mampu mengejar putranya yang lincahnya agak setingkat lebih tinggi dibanding kan bayi seusianya.
Bahkan ia sudah mulai berceloteh dan berbicara panjang lebar saat bersamanya atau bersama istrinya. Tapi anehnya bayi nya jarang sekali bicara atau berceloteh pada pelayan.
Menakjubkan bukan?
Tapi ia sedikit tenang saat mengingat liontin naga di lehernya telah ia berikan pada putranya. Setidaknya jika para pelayan lengah dan putranya dalam bahaya, ada naga perak yang akan menjaga putranya dimanapun putranya berada.

Deg,
Perasaan tak enak muncul di hati kaisar wang saat rombongan telah mencapai ujung hutan lebat yang baru saja mereka lewati.
Seperti ada sesuatu yang direnggut darinya. Tapi apa?
Entahlah ia juga tak tau.
Tapi hatinya jadi semakin gelisah dan tak tenang.

"berhenti..."
Perkataan tiba tiba sang kaisar, membuat pemimpin pasukan meminta pekerja tandu untuk menurunkan kaisarnya.

"ada apa yang mulia...?"

"berhenti...
Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang terjadi di istana...
Segera kirim utusan kembali ke istana...
Baru setelah itu kita lanjutkan perjalanan..."

"baik yang mulia..."
Seorang prajurit yang bertubuh tinggi dan tegap segera menunggangi sebuah kuda dan melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
Ia menunggangi kuda bagai kilat, menembus angin yang menerpa tubuhnya.

Akhirnya rombongan memutuskan membangun sebuah camp untuk tempat istirahat kaisar wang dan para pelayan juga prajurit sembari menunggu kembalinya utusan dari istana.

Di istana kerajaan besar haocun sedang terjadi keributan yang besar.
Permaisuri guang an menangis sambil berlarian kesana kemari. Tak hanya permaisuri guang an, lebih tepatnya seluruh pelayan penghuni istana ikut berlarian kesana kemari dengan wajah cemas dan khawatir.
Mereka semua mencati keberadaan pangerna putra mahkota xiaoqing yang menghilang.
Entah kemana perginya bayi kecil dan mungil itu?
Tak ada yang tahu.
Sebab semuanya tadi mengiring keberangkatan sang kaisar, jadi tak ada yang melihat kemana pangerna kecil itu merangkak. Sedangkan pangeran xiaoqing waktu itu masih terlelap di kamarnya.

Saat permaisuri guang an kembali untuk melihat keberadaan putranya ia sangat terkejut saat putranya tak ada di ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat permaisuri guang an kembali untuk melihat keberadaan putranya ia sangat terkejut saat putranya tak ada di ranjangnya.
Selimut bayi itu terjatuh dari atas ranjang. Tak ada bekas langkah kaki siapapun di depan kamar kediamannya. Justru terlihat bekas rangkak kan lutut bayi disana.
Bisa dipastikan kalau pangeran kecil terbangun dan tak ada yang menyadari kepergiannya.
Entahlah jejaknya perlahan menghilang saat melewati jalan setapak yang diisi oleh bebatuan alam yang tak bisa memberikan bekas jejak kaki diatasnya.
Tak ada yang tahu dimana perginya pangeran kecil penerus kerajaan sebesar dan seluas haocun ini.

I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang