Part 26

3.2K 229 15
                                    

Enjoy the story...!

Guang an pov.

Oeeeeek oeeek..
Suara tangisan xiaoqing membuatku terbangun dimalam hari. Kurasa ini masih tengah malam. Rembulan tepat berada di atas kepala kami.
Aku menoleh ke arah xiaoqing dan sangat terkejut saat kudapati seekor ular besar tengah berdiri tegak di atas putraku.

"aaaaaaaa... Xiao xiao..."
Aku buru buru mengambil sebuah kayu yang berada di dekatku. Aku memukul ular itu sekeras mungkin supaya ia terlempar jauh.
Segera ku ambil putraku dan kuletakkan ia kedalam dekapanku.
Aku takut. Aku berlari menjauhi ular yang berukuran cukup besar itu. Matanya berwarna merah keunguan yang aneh. Mulutnya terbuka dan desisan keras terdengar darinya.

Ssssshhhhh...
Ular itu mengejarku.
Aku berusaha berlari semakin cepat.
Salahnya lagi aku berlari ke arah tengah pulau kecil yang berada di atas danau itu.
Aku terpojok. Aku berada ditepi danau itu.
Aku melihat ke arah telapak kakiku yang sebagian telah mengambang di udara. Sedangkan ujung kakiku berada di atas batu di tepi danau.
Aku benar benar bingung.
Mau masuk ke air? Bagaimana dengan putraku? Lagipula aku tak bisa berenang.
Aku akan mati.
Dan dihadapanku aku melihat ular itu terus menggeliat cukup cepat ke arah kami.
Kami juga akan mati jika sampai ular itu menggigit kami.
Aku benar benar dihadapkan dengan masalah besar. Maju kena mundurpun kena. Keduanya sama sama berakhir dengan kematian.

"tolong jangan bunuh kami...!
Hiks hiks..."
Aku duduk berlutut sambil memeluk putraku yang masih bayi. Usianya baru 40 hari. Apakah ia harus merasakan sakitnya kematian diusia semuda ini?

 Apakah ia harus merasakan sakitnya kematian diusia semuda ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ssssshhhhh...
Ular itu terus mendekatiku dan mengangkat kepalanya tinggi tepat dihadapanku. Aku hanya bisa memejamkan mataku dan berbalik badan. Agar ular itu menggigit punggungku dan tidak sampai menyakiti xiaoqing, putraku.

Aku bersiap merasakan gigitan menyakitkan dipunggungku. Tapi selama beberapa detik berlalu, aku tak kunjung merasakan sakit patukan ular.

Grep,
Sebuah tangan menyentuh pundakku dan naik ke leherku. Aku tersentak dan langsung membuka mataku selebar mungkin. Bukannya patukan ular yang kurasakan, melainkan sentuhan tangan besar yang kurasakan dibahu dan leherku.

Saat aku berbalik badan. Aku benar benar terkejut. Kulihat seorang pria bertudung hitam tengah berdiri tegak dibelakangku.

 Kulihat seorang pria bertudung hitam tengah berdiri tegak dibelakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang