Part 15

4.1K 211 12
                                    

Enjoy the story..

Author pov.

Seorang wanita berparas cantik bermata gelap dengan perut yang terus membesar tiap harinya sedang berdiri di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Hanfu berwarna merah ynag ia gunakan beterbangan terkena hembusan angin.
Beberapa kelopak sakura jatuh mengenai rambut dan pakaiannya.
Keindahan sakura yang bermekaran tak mampu membuat hati permaisuri guang an membaik.
Air matanya masih saja terus mengalir melewati pipi dan lehernya. Berakhir jatuh ke tanah yang ia pijak.

Pakaiannya yang indah ini merupakan pakaian kesukaan kaisar wang, pakaian ini khusus dipesan oleh kaisar wang pada seorang penjahit terkenal di istana yang terbuat dari sutra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaiannya yang indah ini merupakan pakaian kesukaan kaisar wang, pakaian ini khusus dipesan oleh kaisar wang pada seorang penjahit terkenal di istana yang terbuat dari sutra.
Pakaian ini sebagai hadiah atas kehamilannya ini saat menginjak usia 3 bulan.
Sekarang usia kandungannya telah berusia 8 bulan berarti hampir 2 bulan, kaisar wang tak menemuinya.
Padahal pria itu telah berjanji akan segera menemuinya begitu perang selesai.
Tapi hingga bulan purnama ke dua, kaisar wang belum juga datang.

Apakah suaminya sedang dipenjara oleh siluman harimau itu saat ini?
Ataukah semua ketakutannya sungguh terjadi?
Apakah suaminya telah tiada?
Lalu bagaimana dengannya dan bayinya?

"yang mulia, anda harus makan dulu..
Kasihan dengan kandungan yang mulia..."
Hua wey, dia adalah pelayan setia permaisuri guang an.
Pelayan hua membawa seekor ikan yang baru saja dibakar olehnya dan panglima gaozhan.
Mereka bertiga setiap hari hanya memakan ikan bakar dan buah buahan saja.
Karena goa di dalam air terjun ini cukup jauh dari pemukiman penduduk sehingga panglima gaozhan hanya bisa mencari ikan dan buah buahan di hutan sekitar air terjun saja.

"aku masih belum lapar, hua..."

"anda belum memasukkan sedikitpun makanan kedalam perut anda sejak semalam, yang mulia..."

"katakan padaku!
Menurutmu apakah kaisar wang telah melupakanku? ataukah... Ia telah tiada?"
Saat menyebut kata tiada, permaisuri guang an kembali menitikkan air matanya.

"anda harus yakin yang mulia..
Yang mulia kaisar wang pasti akan datang..
Anda harus menjaga calon putra mahkota.. Anda harus makan sekarang..
Atau anda mau kerajaan haocun kehilangan penerusnya..?"
Panglima gaozhan mendatangi permaisuri guang an. Ia yakin pasti kali ini pelayan hua kembali gagal lagi membujuk permaisuri guang an untuk makan.

Mendengar perkataan panglima kepercayaan suaminya, tentu permaisuri guang an sangat membenarkan. Tentu ia tak ingin kerajaan haocun kehilangan penerusnya.
Ia perlahan mengelus perut besarnya dan tersenyum ke arah pelayan hua.
Membuat pelayan hua ikut tersenyum.

Panglima gaozhan memang pandai membujuk seseorang...

Kurang lebih seperti itulah isi hati pelayan hua yang telah jengah membujuk permaisuri namun tak berhasil juga.

"baiklah..
Tolong ambilkan aku satu saja, pelayan hua..."
Permaisuri guang an duduk di dekat api unggun yang telah di nyalakan oleh panglima gaozhan untuk membakar ikan.

I'm Empress of Kaisar Wang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang