18+ 🚫
🌚🌚🌚
(Jangan coba-coba ya kau ferguso!)
Sepanjang waktu Sehun terus mengekori Irene. Pria itu tak henti-hentinya mengatakan jika dirinya telah siap bilamana Tuhan mengirimkan kehidupan kecil didalam perut Irene.
“Aku mau mandi! Berhentilah mengoceh apa kau tidak lelah?”, protes Irene menahan tubuh Sehun yang hendak ikut masuk kedalam.
“Tapi, aku sudah siap jadi Ayah, Rene!”
Ya Tuhan...
“Ya, aku mengerti. Sekarang aku mau mandi!”, balas Irene. Wanita itu berada pada perasaan antara kesal dan merasa lucu.
Sehun mundur sebanyak 2 langkah disusul pintu kamar mandi yang tertutup dari dalam. Lantas pria itu berbalik dan berjalan kearah ranjangnya.
Sekitar 20 menit kemudian, Irene keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan tubuh setengah basah yang terlilit oleh handuk. Wanita itu mengedarkan pandangannya dan tak menemukan sang suami didalam kamar. Bahunya terangkat, berpikir mungkin suaminya ada di luar.
Irene mengoleskan lotion ke seluruh permukaan kulit tangan, pundak serta kakinya. Dalam kegiatannya kalimat milik Sehun yang membicarakan soal bayi kembali terngiang. Ia melepaskan senyum tipisnya seraya menggelengkan kepalanya pelan.
Menurutnya, harusnya mereka bisa lebih bersantai sedikit. Usia pernikahan mereka juga belum lama. Bukan, bukan Irene tidak menginginkan kehadiran seorang bayi tapi, Ia tidak akan terlalu memaksakan diri. Jika sudah tiba saatnya nanti kan pasti mereka akan jadi orang tua.
Irene berjengit kaget ketika seseorang mengecup pundak polosnya dari belakang.
“Kau wangi, Rene!”
“Kenapa kau selalu mengejutkanku?”, protes Irene dengan wajah pura-pura marah menengok kebelakang kearah Sehun yang sudah melingkarkan tangan pada perut Irene.
Kembali Sehun berikan kecupan-kecupan kecil di sepanjang leher hingga turun ke tulang selangka berlanjut ke pundak Irene. Tolong ingat-ingat bahwa Irene masih berbalut handuk!
Irene setengah terpejam menahan geli akibat aktivitas yang tengah dilakukan oleh Sehun. Awalnya terasa lembut bersamaan dengan hembusan nafas milik Sehun tapi lama kelamaan mengapa jadiㅡ
Irene merasa kulit lehernya tengah dihisap oleh Sehun. Jejak yang kemarin saja masih ada, ini mau ditambah lagi?
Rasanya Irene tak memiliki daya untuk menghentikan Sehun. Kini benda kenyal itu sudah bergerak mengapit daun telinga kanannya. Bagian paling sensitif milik Irene.
“Hun...”
Satu kecupan Sehun daratkan pada telinga kanan Irene. Sementara pria itu menghentikan kegiatannya. Tangannya tergerak membalikkan tubuh Irene agar berhadapan dengannya. Wajah isterinya memerah.
Kedua lensa sewarna tanah liat itu saling bertubrukan. Tetap dalam posisi seperti itu hingga memakan waktu beberapa detik hingga pertemuan kedua benda kenyal itu terjadi. Pagutan lembut yang benar-benar memabukkan.
Kelopak mata Irene terbuka tertutup merasakan sentuhan bibir Sehun. Wajahnya sedikit terangkat dengan satu tangan Sehun yang mengelus pipi kirinya menggunakan ibu jari.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝙝𝙖𝙣𝙩𝙤𝙥𝙝𝙤𝙗𝙞𝙖
Romance[COMPLETED] thantophobia (n.) the phobia of losing someone you love ♥hunrene ♥baku ©ainiierv