Halaman 06

2.5K 305 23
                                    

Ddukk!

Meletakkan ponselnya, Irene dikejutkan dengan suara benturan yang cukup keras dari arah belakang. Ia setengah melongo melihat suaminya yang berjalan kearahnya dengan mata setengah terpejam sedang rambut jelas lebih mirip sarang burung walet.

Irene menahan tawanya.

Sehun selalu begitu. Bangun tanpa mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu. Terutama saat tak pria itu dapati wujud Irene disampingnya.

“Rene...”, panggilnya dengan suara agak serak.

“Hmm?”, sahut Irene yang masih belum lepas dari sosok Sehun yang kali ini menabrak meja makan, yang tadi pria itu menabrak pintu.

Pria itu semakin mendekat hingga tangannya mampu menggapai tubuh sang isteri. Saat itulah matanya mengerjap pelan dan akhirnya terbuka. Tersenyum lembut begitu paras ayu sang isteri memenuhi pandangannya.

Hal itu tak bisa untuk tak membuat Irene tersenyum balik. Dirapikannya sedikit anak rambut Sehun yang mencuat ke sana-sini.
“Hari ini kau ada kelas siang kan?”, tanya Irene yang telah menurunkan tangannya dari rambut Sehun.

“Eum.”, jawab Sehun menganggukkan kepalanya.

“Mandilah setelah itu ada yang ingin kukatakan...”

“Apa?”

Irene terkekeh, “Mandi dulu, Hun!”

“Tidak. Apa dulu? Aku sudah terlanjur penasaran!”, ujar Sehun bersikukuh sembari menatap wajah isterinya yang pagi ini jadi berkali-kali lipat cantiknya.

“Ya sudah, kalau tidak mau mandi aku tidak akan bicara!”, ancam Irene lantas membalikkan badannya, kembali memfokuskan diri memasak untuk sarapan mereka.

Tampaknya Sehun sedikit kecewa dan pasrah anjak dari tempatnya untuk segera pergi meninggalkan area dapur untuk mandi tetapi, sebelum itu terlaksana satu kecupan telah berhasil ia curi. Kecupan lembut di pipi kanan di pagi hari.

“Sehun!!”

“Ayo, Rene apa yang mau kau katakan!”, desak Sehun dari beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ayo, Rene apa yang mau kau katakan!”, desak Sehun dari beberapa menit yang lalu. Pria itu telah menuntaskan kegiatan mandinya dan mengenakan pakaian santai ala rumahan.

Astaga, suaminya itu benar-benar tidak sabaran!

Irene yang tengah mengambilkan nasi untuk Sehun hanya tersenyum lebar. Apalagi ketika melihat wajah Sehun yang mirip anak taman kanak-kanak yang hendak diberitahu sebuah rahasia oleh temannya.
“Susumu, Hun!”, ucapnya setelah meletakkan piring yang berisi nasi kemudian mengambil segelas susu lantas memberikannya pada Sehun.

Sudah besar minum susu, itu Sehun!

Sehun menerima gelas susu itu, tidak meminum isinya terlebih dulu karena dirinya sudah terlanjur dibuat penasaran oleh Irene.

𝙏𝙝𝙖𝙣𝙩𝙤𝙥𝙝𝙤𝙗𝙞𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang