Halaman 22

1.8K 234 42
                                    

“Selamat pagi...”

Sosok wanita itu hanya menoleh sekilas, tak ada sahutan lantas kembali pada kegiatan. Memasak untuk sarapan hari ini.

Sehun, dengan kondisi baru bangun tidur mengayunkan tungkai mendekat pada tubuh kecil Irene yang berdiri membelakangi. Aroma masakan yang sebentar lagi jadi itu menguar, baunya harum.

Saat hendak mencomot sedikit lauk yang baru ditiriskan, tangan besar itu dipukulnya agak keras. Sehun terkesiap, tidak biasanya. Irene menatapnya sedikit tajam.

“Pergi mandi dulu sana! Jorok sekali!”, omel wanita mungil itu luar biasa pedas.

Berdiri terdiam, Sehun menatap Irene seraya menjilat telunjuknya yang sempat ia buat untuk mengambil sedikit makanan ituㅡmeski berujung mendapatkan pukulan.

Niatnya untuk memberi kecupan singkat seperti biasa namun, lagi-lagi Irene melebarkan netra, menatapnya tidak suka. Bahkan dadanya didorong terang-terangan oleh tangan itu. Sehun mengernyit, Irene kenapa?

“Kubilang pergi mandi!”

“Reneㅡ”

Belum tuntas kalimatnya, sepotong raga tak terlalu tinggi itu bergerak menjauh. Menata makanan yang telah siap diatas meja makan. Eksistensi Sehun tak ada artinya.
“Kenapa masih berdiri disitu? Bukannya hari ini ada kelas pagi?”, omelnya mirip seperti seorang Ibu yang menghadapi anaknya yang nakal.

“Rene, kau kenapa?”, tanya Sehun yang tak menanggapi perintah dari Irene.

Sembari sibuk menggeser piring, menata gelas, wanita itu meloloskan nafas, “Ayolah, nanti kau bisa terlambat! Akan kusiapkan pakaianmu!”

Dan Sehun melihat Irene berlalu begitu saja usai memenuhi meja makan dengan masakannya. Apa Irene sedang marah padanya?

 Apa Irene sedang marah padanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku berangkat!”

Lagi, ketika kecupan itu nyaris mendarat, Irene menjaga jaraknya.
“Hati-hati di jalan.”

Hanya itu, setelahnya keberadaannya tak terlihat lagi. Masuk kedalam rumah, mengabaikan Sehun yang masih berdiri didepan pintu. Tidak biasanya seperti ini, Irene pasti akan berdiri menunggu hingga Sehun memasuki mobil dan meninggalkan rumah.

“Rene...”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙏𝙝𝙖𝙣𝙩𝙤𝙥𝙝𝙤𝙗𝙞𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang