Halaman 27

1.6K 211 23
                                    

Irene tak melepaskan pandangannya pada sosok wanita yang tengah berbadan duaㅡyang berjalan di sampingnya, menggandeng lengan sang suami. Parasnya kecil dan cantik, rambutnya sebahu, tubuhnya mungil persis seperti dirinya.
“Sstt... Sehun,” panggilnya mendekatkan wajahnya pada Sehun.

Kontan Sehun menengok kearah kanan, dimana Irene berada. “Hmm?”

“Jieun cantik, ya? Cocok dengan Baekhyun,” nilai Irene seraya berbisik.

Sehun tersenyum, mengangguk sependapat. Keduanya memang cocok, sama-sama memiliki wajah baby face.

“Hey Sehun, kita akan kemana dulu?” Baekhyun menengokkan kepalanya kearah kiri dengan tungkai yang masih mengayun pelan.

“Biarkan wanita kita yang memilih,” sahut Sehun lantas melirik mesra kearah Irene yang mana langsung mendapatkan hadiah berupa cubitan di pinggang dari Irene.

Baekhyun terkekeh kemudian beralih pada sang isteri. “Sayang, apa kau lelah? Jika tak kuat berjalan, bilang ya?”

“Memang jika sudah bilang, apa yang akan kau lakukan?” bukan Jieun melainkan Sehun yang menimpali.

“Kau akan menggendong Jieun?” Irene menebak.

“Hehehe aku akan memintanya untuk duduk,” jawab Baekhyun yang mendapatkan pukulan ringan pada lengannya oleh Jieun, isterinya. “Sayang, kau tahu kan aku tidak sekuat itu...”

Rasanya pasti menyenangkan ada pada posisi keduanya. Melihat perut buncit Jieun, Irene tersenyum samar. Mungkin ia harus lebih bersabar sedikit lagi.

Aktivitas di pasar seperti tidak ada matinya. Transaksi antara penjual dan pembeli tak henti memenuhi pandangan. Sampai Irene dibuat bingung karenanya. Ada banyak sekali pernak-pernik yang dijual disana, semuanya tampak menarik mata.

“Kita beli makan saja dulu, bagaimana?” usul Baekhyun. “Setidaknya untuk berkeliling kita juga perlu tenaga.”

Usulan dari Baekhyun disetujui oleh Irene spontan. Ia jadi teringat jajanan yang sedang trend saat ini, yang kemarin ingin ia coba rasanya.
“Eum, ayo kita makan!”

“Baiklah kalau begitu,” jawab Sehun.

Jieun, isteri Baekhyun mendekatkan wajahnya pada Baekhyun yang masih ia gamit lengannya. “Sayang, aku lelah. Bisakah kita istirahat sebentar?” bisiknya.

“Kau lelah? Baiklah, ayo kita istirahat!” balas Baekhyun yang sekarang beralih menatap Sehun juga Irene. “Kita istirahat sebentar, ya? Eum atau begini saja, biar aku dan Sehun yang pergi mencari makan sementara kalian menunggu disini. Bagaimana?”

“Apa kau lelah?” tanya Irene mendekati Jieun, mengelus perut buncit wanita itu.

“Ya. Maaf, ya,” sahut Jieun.

Kepala Irene menggeleng perlahan. “Tidak masalah. Sebaiknya kau istirahat sajaㅡ aku setuju dengan Baekhyun. Kalian berdua saja yang pergi, biar aku disini yang akan menemani Jieun.”

“Jika ada apa-apa langsung hubungi, ya?” Sehun berujar.

Keduanya, Irene dan Jieun kompak mengangguk.

Sementara dua pria itu kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari santapan untuk malam ini, Irene dan Jieun duduk disebuah semen dipinggiran jalan. Dekat dengan pedagang-pedagang. Banyak cerita yang mereka tukar, kebanyakan tentang masa kehamilan yang dilalui oleh Jieun saat ini. Irene tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Terus melontarkan tanya bagaimana rasanya ketika mengandung, membawa bayi dengan perut sebesar itu.

“Irene, ada apa?”

Berdiri dengan kaki yang dirapatkan, Irene meringis seperti menahan sesuatu. “Sshhh Jieun, aku mau pipis,” keluhnya.

𝙏𝙝𝙖𝙣𝙩𝙤𝙥𝙝𝙤𝙗𝙞𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang