Part 5

2K 56 4
                                    

“Menikahlah dengan Ditya,” ucapnya. Aku melongo mendengar ucapan Bu Diani. Syaraf telingaku mampu mendengar apa yang Bu Diani ucapkan tetapi otakku gagal mencerna artinya.

“Maksud Ibu?” tanyaku. Kurasa ada yang salah dengan ucapannya baru saja. Mengapa dia tiba-tiba memintaku menikah dengan putranya?

“Yesha...” Bu Diani mendekat ke arahku dan menggenggam kedua telapak tanganku.

“Ini memang terdengar tidak masuk akal. Tetapi Ibu sudah kehilangan cara untuk mencarikan calon istri untuk Aditya. Sedangkan Ibu terus didesak Bapak untuk segera menikahkan Ditya. Kamu juga dengarkan kemarin, itu adalah salah satu syarat yang diajukan Bapak agar Ditya menjadi pewaris utama,” jelas Bu Diani.

“Sudah banyak anak gadis teman Ibu yang Ibu kenalkan dengan Ditya. Awalnya semua terlihat suka dengan Ditya namun setelah pertemuan kedua mereka semua langsung mengutarakan penolakan. Ibu rasa sikap Dityalah pemicunya,” tambahnya lagi. Aku paham sekarang.

Dari awal sudah kuduga ini akan sulit. Gadis mana yang mau menerima laki-laki dingin bermulut pedas seperti Ditya. Meskipun dia tampan dan kaya raya.

“Maaf Bu, bukannya saya tidak mau membantu. Tetapi ini tidak mungkin,” ujarku. Menikah dengan Aditya? Menikah dengan seseorang yang nyata kusukai dan kukagumi saja belum kepikiran olehku. Apalagi dengan Aditya.

“Ibu tahu permintaan Ibu kali ini terlalu berlebihan. Ibu sudah sangat frustrasi menghadapi sikap Aditya. Tetapi Ibu harus tetap mengusahakannya. Ibu tidak mau mengalah lagi dari Kartika. Ibu ingin merebut kembali semuanya. Karena Ibu yang menemani Bapak berjuang dari awal. Ibu memang pernah salah, mengalah karena tidak sanggup diduakan. Sekarang Ibu tidak akan mengalah lagi. Semua ini Ibu lakukan demi Ditya, tetapi sayangnya dia tidak mengerti.” Suara Bu Diani terdengar bergetar saat menjelaskan semuanya. Aku mengerti dengan apa yang dirasakan Bu Diani. Kalau saja ada hal lain yang bisa kulakukan. Aku akan membantu karena dia juga sudah sangat baik padaku. Tetapi jika hanya dengan menikahi Aditya satu-satunya cara menolong, aku tidak bisa.

“Ibu tidak akan paksa kamu bisa memposisikan diri sebagai seorang istri sungguhan setelah menikah nanti. Kamu tetap bisa menjadi diri kamu sendiri,” ucapnya lagi.  Jadi intinya, menikah saja dulu. Karena itu adalah syarat yang diajukan Pak Iswaya agar Aditya bisa dijadikan sebagai pewarisnya. Aku tidak perlu bertindak dan bertanggung jawab layaknya istri sungguhan. Meskipun demikian, aku tetap tidak bisa.

“Maaf Bu, saya tidak bisa.” Bu Diani terlihat tertunduk. Aku tahu dia kecewa, karena telah menaruh harapan besar padaku.

“Saya akan menyanggupi permintaan ibu yang lain. Tetapi untuk yang ini saya tidak sanggup,” ujarku lagi.

“Ibu menaruh harapan besar padamu, karena hanya kamu satu-satunya yang sudah paham bagaimana karakter Ditya. Tetapi Ibu mengerti ini berat untuk kamu, maafkan Ibu juga,” ucapnya lirih.

Bu Diani pamit. Dia seolah kehilangan tenaga untuk melangkah. Kasihan juga. Aku hanya berharap semoga saja ada satu gadis diluar sana yang khilaf, sehigga mau menerima Aditya.

Kalau saja permintaannya bukan menikahi putranya, pasti akan kulakukan. Dan kalau saja putranya bukan Aditya, pasti kupertimbangkan. Sayangnya putra Bu Diani adalah laki-laki itu. Bertemu sesekali saja dengannya sudah membuat tekanan darah naik. Apalagi harus menjadi istrinya dan bertemu setiap hari. Aku bisa mati muda.

♫♫♫♫♫

Meskipun aku telah mengecewakan Bu Diani dengan menolak permintaannya, tetapi dia tetap baik padaku. Buktinya hari ini pengacara yang dijanjikannya untuk membantu mama datang menemuiku. Kalau harus mencari pengacara sendiri tidak bisa kubayangkan berapa uang yang harus kusediakan. Aku berhutang budi pada Bu Diani. Pengacara itu berjanji akan mengumpulkan bukti bahwa mama sama sekali tidak tahu dengan bisnis yang dijalankannya, mama hanya orang suruhan. Semoga semua bisa meringankan hukuman mama.

PARASITE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang