Seorang pria terus menatap layar ponselnya dengan cemas, sepertinya ia sedang menunggu pesan dari seseorang. Entah pesan seperti apa yang ia tunggu hingga wajahnya yang murung itu berubah berseri setelah sebuah notifikasi di ponselnya berbunyi dan menampilkan sebuah pesan dari seseorang.
Bibirnya tertarik tersudut membentuk senyuman, wajahnya berubah cerah. Meski ada helaan nafas setelahnya. Ada kelegaan sekaligus kecewa, tapi pria itu tetap tersenyum. Pesan singkat yang tidak begitu memuaskan tapi membuatnya cukup lega.
'Tidak perlu' itu yang tertulis dalam pesan yang sekarang muncul dalam layar ponselnya. Ia hanya mengangguk setelah membacanya, sepertinya ia sudah bisa menebak sebelumnya. Namun ini kali pertama pesannya cepat di balas, jadi ia cukup senang.
Sudah tentu dia tidak mau Jimin. Ucap pria itu dengan dirinya sendiri.
Ia mematikan ponselnya, lalu memasukan ke dalam saku celana jins hitamnya. Ia meraih ransel warna hitam berukuran sedang dan memasukan beberapa perlengkapan yang mungkin akan ia butuhkan. Hari ini ia akan pergi ke Busan, rumah neneknya dan rumahnya juga sebenarnya.
Jimin tidak membawa banyak barang, toh ia sudah memiliki semuanya di sana. Meski ia tidak sering pulang ke Busan, tapi itu tempatnya tinggal hampir seumur hidupnya sebelum ia pindah ke Seoul. Jadi tidak akan sulit mencari sesuatu yang ia butuhkan.
Tangannya meraih sebuah kunci mobil yang tergantung di dinding samping pintu kamarnya, ia akan pergi sekarang. Ia tidak akan berpamitan selain pada jhope yang kebetulan melihatnya. Rapper itu sedang menikmati dua ramen super pedas yang ditaruh dalam satu wadah besar dan sekotak nasi cepat saji, kasihan sekali pasti ia sangat lapar. Pikir Jimin.
"Hyung aku pergi dulu ya." Pamit Jimin yang dijawab dengan suara tidak jelas dari mulutnya yang penuh dengan mie.
Jimin langsung melangkah ke luar dorm, ia tidak berpamitan sekarang pada mmbernya yang lain karena sudah ia lakukan malam kemarin. Jadi semua membernya sudah tahu, toh BTS akan libur untuk beberapa hari dan mereka bebas pergi kemana saja.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Busan, hanya dengan dua jam perjalan dengan mobil berkecepatan sedang. Jimin sendiri memang ingin menikmati perjalanannya ke Busan, sudah lama ia tidak berkendara dan sudah lama juga ia tidak pulang ke rumah neneknya, justru neneknya yang sering datang ke Seoul untuk menemuinya.
Jimin memarkir mobilnya dan masuk ke dalam rumah besar yang terletak di pinggir pantai dengan halaman luas dan indah. Ia disambut keluarganya dan keluarga Jeong yang ternyata sudah ada disana. Tapi dimana Jeong? Tanyanya dalam hati setelah matanya tidak kunjung menemukan gadis itu di atara banyak orang dirumah itu.
"Jeong akan datang sebentar lagi." Ucap Tuan Yoo yang sepertinya tahu isi hati Jimin yang sedari tadi mencarinya.
"Maaf paman, aku tidak bisa membawanya bersamaku." Ucap Jimin yang disambut senyuman tuan Yoo. Sepertinya beliau sudah tahu pasti tidak akan berhasil bagi Jimin membujuk jeongyeon yang keras kepala itu.
"Tidak perlu minta maaf, dia akan datang sebentar lagi atau nanti sore." Suara Tuan Yoo tenang tidak seperti terakhir kali Jimin berjumpa di rumah sakit malam itu.
Wajah Tuan Yoo tampak ramah dan sesekali tersenyum, namun hati Jimin justru gelisah. Apa yang keluarga mereka rencanakan untuknya. Bagaimana pertunangannya? Dengan siapakah? Jimin tambah gelisah karena disana hanya ada Seoyeon, bahkan Seungyeon juga tidak di sana.
Ia mulai menebak-nebak dengan bimbang. Apakah yang akan bertunangan dengannya memang bukan Jeong melainkan kakaknya yaitu Seoyeon. Kepalanya mendadak pusing memikirkan itu. Iapun memilih untuk pamit pergi kekamarnya untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Pandora ^Jimin x Jeongyeon x Brian^ ✔
Fanfiction"Lagian siapa yang mau menikahimu, cewek tomboy!" Ketus jimin sekilas menoleh pada jeong dan kembali menatap neneknya penuh protes. "Dia bukan tipeku, lagian siapa yang percaya dia seorang wanita melihat dari bentuknya saja meragukan!" cibir Jimin...