Chapter 27: Stop Talking

566 67 15
                                    

'Apa yang kau katakan'

'Jangan bicara omong kosong'

'Aku tidak ingin mendengarnya'

***


Jimin masih merasakan nafasnya menderu, ketika pintu lift yang ia naiki membuka tepat di lantai satu gedung itu. Kakinya bersiap melangkah saat retinanya tidak sengaja berserobok dengan iris pria lain yang membelalak sama terkejutnya. Untuk beberapa saat ia bimbang, sempat terpikir olehnya untuk mengacuhkan pria yang masih berdiri di luar lift itu.

Mereka masih diam, hanya matanya yang berbicara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Namun hal itu tampaknya tidak disadari oleh sosok lain yang sedang mengulaskan senyum ramah pada Jimin. Jimin hanya mengeryitkan keningnya menangkap senyuman dari sosok jangkung dengan otot-otot yang sama sekali tidak bisa disembunyikan dengan t-shirt hitam dan celana jins selututnya yang biasa saja. Tapi sialnya pria itu tampak sangat luar biasa meski hanya dengan pakaian sesederhana itu.

"Hai, bukankah kita pernah bertemu?" Ramahnya pada Jimin yang sedikit megerjap-ngerjapkan matanya yang perih dan sedikit memerah. Ia harap pria di depannya itu tidak akan menyadarinya. "Kau artis Bang Hyung kan?"

Jimin mengangguk mengiyakan. Tentu saja pria itu tahu siapa Jimin, begitu pula Jimin yang sudah mengetahuinya bahkan saat masih di Busan dulu. "Hallo Taecyeon sunbaenim, saya Jimin dari BTS." Jimin memperkenalkan diri dengan sopan pada Taecyeon yang mengangguk dengan ramah. Namun Jimin tampaknya tidak begitu berminat dengan pria yang bersama dengan Taecyeon, yang sejak awal sudah membuat Jimin enggan.

Taecyeon melempar beberapa pertanyaan yang Jimin jawab sesingkat mungkin, ia tidak ingin berlama-lama bersama dengan mereka, terlebih dengan pria yang bersama Taecyeon. Entah kenapa, setelah pertemuan mereka beberapa bulan lalu, saat skandal kencannya dengan Jeong hampir bocor ke publik. Jimin sebenarnya sudah berjanji untuk tidak ke gedung itu, apalagi bertemu pria itu yang ia anggap sebagai salah satu penghalang hubungannya dengan Jeong.

"Kalau begitu, aku pergi dulu sunbae." Pamit Jimin sembari membungkuk kecil.

Jimin segera keluar dari lift dan membiarkan dua sunbaenya itu masuk. Ia tersenyum kecut, melihat dirinya sendiri yang teramat sering ke agensi kekasihnya itu. Tapi sayangnya bukan Jeong yang ia temui, melainkan pria-pria yang lama kelamaan membuatnya muak. Kenapa permasalahannya selalu berputar dengan orang-orang dari agensi itu? kenapa mereka tidak membiarkan dirinya tenang dan bahagia?

*****

"Khun, aku harus lewat mana?" tanya Taecyeon pada Khun saat pintu lift kembali terbuka. Ia melirik temannya itu yang hanya diam melipat kedua tangannya di dada tanpa ada niat mengantarnya ke tempat tujuan.

Bukan hal yang mengherankan, kalau Taecyeon tidak begitu mengenal seluk-beluk gedung itu. lebih dari setahun ia sudah meninggalkan agensi itu untuk bergabung dengan agensi aktor, meski itu bukan berarti dia keluar dari 2PM ataupun memutuskan hubungan dengan agensi yang sudah membesarkan namanya itu.

"Lewat mana sajalah." Khun tampak enggan. Setelah pertemuan mereka dengan Jimin, Khun tampak bungkam. Ia hanya menanggapi omongan Taecyeon dengan kata-kata singkat, bahkan hanya dengan gerakan dagunya.

Taecyeon tidak begitu mempermasalahkan, bahkan ia tidak keberatan dengan Khun yang menjawab dengan anggukan atau gelengan kepala. Itu cukup baginya, lagi pula itu bukan hal baru untuknya yang sudah berteman dengan Khun selama hampir 15 tahun. Terlebih Khun memang seorang yang tidak banyak bicara. Jadi jawaban singkatnya adalah hal yang lumrah.

She is a Pandora ^Jimin x Jeongyeon x Brian^ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang