'Kamu siapa?'
'Karena kau bukanlah gadis yang saat aku jatuh cinta'
'Sayang, kau siapa?'
'Karena sesuatu telah berubah, kau tidak sama'
'Aku bencin itu'
'Aku muak menunggu cinta'
'Aku tahu bukan kau orangnya'
Jeongyeon berlari mengecek seluruh ruang latihan di agensinya untuk mencari salah satu membernya yang sedari tadi tidak bisa ia hubungi. Raut wajahnya yang panik dengan peluh mengalir di pelipisnya membuat beberapa membernya yang berada di ruang latihanpun ikut khawatir dan menanyakan apa yang sebenarnya Jeong sedang cari.
"Ada apa Jeong?" tanya Nayeon yang reflek mengekori Jeongyeon kesana-kemari. "Apa yang kau cari?"
Jeongyeon menghentikan langkahnya dengan mendadak membuat Nayeon spontan menubruk tubuhnya. Namun Jeong tidak begitu memedulikannya, ia hanya menoleh pada Nayeon tanpa mengatakan apapun, lalu beranjak pergi meninggalkan Nayeon yang masih kebingungan.
Sudah satu tahun ini Twice tidak tinggal dalam satu asrama. Mereka sudah memiliki apartemen masing-masing, meski beberapa diantara mereka lebih memilih tinggal bersama orang tua mereka lagi seperti halnya Jeongyeon. Gadis itu membelikan apartemen mewah untuk keluarganya beberapa tahun lalu yang sekarang ia tinggali bersama.
Namun tempat tinggal mereka yang berbeda membuat mereka tidak sering bertemu kecuali di ruang latihan, bekerja atau sekedar berbelanja bersama. Situasi itu membuat Jeongyeon frustrasi, terlebih saat ia tidak bisa menghubungi satu membernya ini.
Ia menggedor pintu sebuah apartemen dengan keras. Namun tidak ada jawaban dari dalam apalagi dibukakan pintu. Nafas Jeongyeon terengah karena khawatir bercampur frustrasi karena tidak segera mendapatkan kabar dari gadis itu. ia mencoba meneleponnya kembali, tapi hasilnya nihil, gadis itu tidak kunjung mengangkatnya hingga teleponnya yang kesekian terjawab dengan dengungan panjang.
"Hallo, Tzuyu-ah!" Teriaknya frustrasi pada maknae grupnya itu. "Kau ada dimana?" Tanyanya.
Jeongyeon mendengar musik yang mengalun dengan keras di belakang gadis itu. "Unnie aku tidak bisa mendengarmu." Ucapnya membuat Jeong semakin kesal, ia tahu gadis itu sedang di klub malam sekarang dan ia benar-benar khawatir karena gadis itu tidak membawa salah satu unnienya di twice bersamanya.
"Yahh, kau dimana?" Jeong meninggikan intonasi suaranya. Dan ia tercekat ketika suara seorang pria terdengar. "Pulang sekarang atau ku seret kau dari sana." Perintahnya.
Jeongyeon bukan gadis yang kasar atau pemarah. Namun jika itu berkaitan dengan keselamatan membernya ia bisa melakukan apapun. Ia tidak suka ada orang yang melukai orang-orang yang ia sayang. Terlebih itu karena dirinya.
"Aku tidak bisa." Tzuyu setengah berteriak karena suaranya teredam oleh musik yang mengalun kencang di sana. "Unnie jangan khawatir, aku bersama oppa."
Tzuyu mematikan panggilan Jeong membuat gadis itu semakin emosi dan hampir membanting ponselnya dengan kesal. Namun ia segera beranjak dan berlari menuju tempat dimana Tzuyu berada.
*****
Jimin membaringkan tubuhnya di ranjangnya dan mencoba untuk memejamkan mata. Namun fakta-fakta yang ia dapatkan hari ini membuatnya kesulitan untuk jatuh tertidur. Ia terus menerus memikirkan potongan-potongan fakta yang belum bisa ia rangkai menjadi fakta yang utuh dan membuatnya paham dengan apa yang terjadi padanya lebih dari 3 tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Pandora ^Jimin x Jeongyeon x Brian^ ✔
Fanfiction"Lagian siapa yang mau menikahimu, cewek tomboy!" Ketus jimin sekilas menoleh pada jeong dan kembali menatap neneknya penuh protes. "Dia bukan tipeku, lagian siapa yang percaya dia seorang wanita melihat dari bentuknya saja meragukan!" cibir Jimin...