' I don't want to want you
Aku seharusnya tak seperti ini
Aku tahu apa yang ada di pikiranku
Aku tak ingin mencintaimu
Karena sejak itu dimulai
Aku tahu aku tak bisa melarikan diri'
***
"Hai orang aneh." Seru seseorang membuat Brian hampir terlonjak. Seorang gadis berdiri di hadapan Brian sambil tertawa geli melihat wajah Brian yang kebingungan. "Ngapain kamu disini sendirian?"
"Oh." Jawab Brian masih dengan mulutnya yang ternganga melihat gadis dihadapanya yang mulai berhenti terkekeh dan mulai memasang wajah bingung menggantikan dirinya.
"Kenapa?" tanyanya sambil memeriksa dirinya sendiri seakan ada yang salah dengan dirinya.
Brian masih diam menatap gadis itu. Gadis semampai dengan gaun hitam melekat indah di tubuh rampingnya. Brian tidak bisa melupakan bahwa mereka memiliki mata kucing yang sama, mata yang apabila tertawa bisa menghilang begitu saja.
"Kamu?" ucap Brian setelah lama hanya mengamati gadis itu. Ia seperti baru sadar bahwa gadis yang ada dihadapannya adalah nyata. Senyumnya mulai mengembang di sudut-sudut bibirnya menggantikan guratan murung yang sedari tadi tergambar di wajahnya. "kapan kamu datang ke Korea?"
Gadis itu menggaruk belakang kepalanya membuat rambutnya yang tertata indah sedikit berantakan. Bibir gadis itu mengerucut berpura-pura berfikir, "Hmm, mungkin seminggu yang lalu." Ucapnya mengedikan bahunya.
Gadis itu tersenyum riang, namun tidak untuk Brian yang masih diam menatapnya tajam. "Kamu gak pernah bilang akan ke Korea?"
Pertanyaan Brian tidak mendapat respons, karena gadis itu sibuk memilih minuman yang berada di samping meja Brian. Kemudian ia kembali duduk di kursi di meja yang sama dengan Brian. "Tadi kamu seperti orang bodoh, melamun di tengah pesta." Candanya setelah meneguk winenya.
Entah kenapa, Brian tidak ingin menanggapi candaan gadis itu. Ia hanya ingin tahu kenapa dia tidak mengabarinya padahal sudah berada di Korea. "Kamu belum jawab!"
"Apa?" tanya gadis itu seakan Brian tidak pernah bertanya apapun. Namun beberapa detik kemudian ia menyerah, tatapan Brian terlalu menuntut untuk diabaikan.
"Iya iya, karena aku tahu kau sibuk." Ucapnya sambil meletakan winenya yang tinggal setengah di atas meja. "lagian tidak penting juga, aku bukan siapa-siapa lagi untukmu sekarang."
Brian menghela nafas mendengar jawaban dari gadis di depannya itu. Gadis yang sekarang sibuk menggoyang-goyangkan gelasnya yang hanya tersisa sedikit wine di dalamnya setelah dua kali meneguknya.
"Bukan siapa-siapa?" ada nada ketidak percayaan dalam pertanyaan Brian. "Tidak salah, bukannya aku yang bukan siapa-siapa untukmu."
Gadis itu sekarang mendongak meninggalkan gelas-gelasnya, matanya bertemu dengan mata Brian yang tidak berkedip menatapnya. "Ku kira kau?" Ia tidak tahu harus berkata apa, tawanya yang tadi selalu menghiasi bibirnya sekarang surut. "Iya maaf. Tapi bukankah kau?" ucapnya dengan sangat pelan dan hati-hati, kata-katanya terputus dengan wajahnya yang memelas seperti berusaha membujuk Brian agar tidak marah padanya.
Tiba-tiba Brian tertawa terbahak melihat gadis di depannya menunduk meminta maaf. Gadis itu tampak bingung melihat Brian tertawa dan mengacak rambutnya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Pandora ^Jimin x Jeongyeon x Brian^ ✔
Fanfiction"Lagian siapa yang mau menikahimu, cewek tomboy!" Ketus jimin sekilas menoleh pada jeong dan kembali menatap neneknya penuh protes. "Dia bukan tipeku, lagian siapa yang percaya dia seorang wanita melihat dari bentuknya saja meragukan!" cibir Jimin...