Chapter 22: I Smile

750 78 12
                                    

Hari ini aku tersenyum

Meski terasa sakit, aku tersenyum

Kalau aku bersamamu

Seolah tak ada yang terjadi

Seolah aku baik-baik saja

***

Jadwal bts sangat padat beberapa bulan ini. Setelah penampilan mereka di Billboard Music Award dan berhasil memenangkan salah satu penghargaan disana. Popularitas bts menjadi semakin meningkat, tidak hanya untuk publik Korea, tapi juga di seluruh dunia. Promosi untuk lagu comeback mereka Fake Love banyak dilakukan di luar Korea, mereka hanya memiliki beberapa kali penampilan di music show Korea dan selebihnya mereka melakukannya di Amerika.

Seperti gelombang tren, bts menjadi bahan pembicaraan dimana-mana. Bahkan mereka kewalahan untuk menentukan jadwal mereka di Amerika. Hampir semua acara talk show hingga acara radio berbondong-bondong menginginkan mereka untuk datang ke acara mereka. Berbicara tentang musik mereka dan pandangan mereka tentang anak muda yang berkarya.

Setelah berbagai jadwal padat mereka berakhir, seperti inilah keadaan mereka.

Seluruh member bts terdampar di ruang tamu mereka bermalas-malasan. Kecuali dua orang yang tidak tampak sehari setelah mereka mendarat di Korea. Suga dan Namjoon langsung bekerja kembali untuk mengerjakan musik, sedangkan yang lain masih menikmati hari libur mereka.

Jungkook dan Jhope asik dengan stik game mereka saling meneriaki hero mereka. Jin dan Tae sibuk dengan ponsel mereka, sepertinya mereka sedang berselancar di Internet untuk memantau fans mereka. Di sisi lain Jimin yang seperti orang bodoh, berkali-kali menghela nafas lelah dan kesal dalam waktu bersamaan.

Tubuhnya melorot ke bawah sofa, ponselnya yang sedari tadi ia tatap sudah tidak membuatnya berminat. Ia menghempaskan benda itu yang sudah seperti benda tidak berguna ke sofa di sampingnya. Bahkan ketika kuota internetnya penuh, ia tidak mendapat notifikasi pesan masuk kecuali dari operator kartu seluler yang sangat bersemangat mengiriminya berbagai pesan berisi promo kuota internet murah.

Jeong benar-benar. Umpatnya lirih pada Jeong yang tidak membalas pesannya sejak satu jam yang lalu. Gadis itu bahkan belum menyetujui untuk bertemu, bahkan setelah berminggu-minggu berhubungan jarak jauh. Gadis itu sepertinya sudah mencampakannya.

Tubuh Jimin sedikit bergoyang saat seseorang duduk di sebelahnya. Mau tidak mau ia melirik untuk memastikan, namun matanya justru melebar saat ia tahu ponselnya ada di tangan orang itu sekarang.

"Yaah." Keluhnya, lalu menyerobot ponselnya dari tangan Taehyung. Pria itu hanya mendegus tidak begitu peduli pada keluhan Jimin dan kembali menatap ponselnya sendiri.

"Chim, apa kau sudah menghubunginya?" tanya Jin pada Jimin yang glagapan mendengarnya.

Untuk beberapa detik Jimin tidak mengerti apa maksud Jin, tapi ia segera menggeleng saat ingat sesuatu. "Tidak, untuk apa?" jawabnya tidak berminat.

Jimin menegakan kembali duduknya di sofa dan menyimpan ponselnya di saku celananya saat Jin menghampirinya. Pria itu melempar tatapan menyelidik pada Jimin entah untuk apa.

"Apa kau tidak menyimpan nomornya? Aku lihat tertulis di surat itu kemarin." Jin duduk di lengan sofa di samping Jimin dan berhasil menarik setengah perhatian Taehyung.

Jimin bergeser tidak nyaman dan menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan member tertua bts itu. namun usahanya tidak begitu berhasil, Jin bergeser mendekat dan menyenggol pundaknya.

She is a Pandora ^Jimin x Jeongyeon x Brian^ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang