"Apa?" tanya perempuan bersurai hitam sebahu itu dingin.
"Gue disini ya?" tanya laki-laki itu balik. "Sonya kan di depan, gue sama Sonya tukaran tempat duduk."
"Cari tempat lain,"
"Gue mau disini, di tempat lain enggak enak."
"Disini juga, paling belakang, gak ada udara, terpencil, gak kelihatan sama guru."
"Tapi nama lo selalu dipanggil tuh buat maju?" laki-laki itu tersenyum tipis.
"Ya guru kan kenal sama gue," jawab perempuan itu. "Makanya nama gue mulu yang dipanggil."
"Tinggal duduk apa susahnya sih, Yan?" ucap Bulan saat melewati temannya yang masih berdiri di bangku paling belakang.
Mendengar itu, Rieyan dengan cepat duduk. Tidak menghiraukan decakan dan omelan dari perempuan di sebelahnya.
"Kan gue bilang jangan disini!"
"Suka-suka gue dong, kan kelas gue juga." Kata Rieyan. "Lagian kenapa sih lo, gue kan enggak gangguin lo. Gak jahat juga."
"Males aja," balas singkat perempuan itu.
"Zy," panggil Rieyan lembut.
Perempuan itu menoleh, tidak menjawab panggilan laki-laki itu.
"Zy,"
"Hm."
"Zy,"
"Apa sih?"
"Jangan diam aja. Biasanya lo banyak cerita." Kata laki-laki itu. "Gue duduk bareng lo biar gue sama lo itu enggak cuma jadi teman di dunia maya dan ngobrol lewat telepon. Gue mau interaksi langsung sama lo, enggak cuma dari hal semu. Gue mau khawatir langsung kalau lo kenapa-napa. Gue mau jadi orang yang lo minta bantuan secara langsung." Jelasnya.
Perempuan itu tidak menjawab ucapan Rieyan dan beralih pada ponsel di tangannya.
zyyyy
| jangan ngobrolin kaya gitu
disekolah
| lo gak sadar apa?
| dari tadi mereka natap kita bingung
| mohon banget
| gue masih mau hidup damai selama sma...
Kalau kata anak kos, kisah seperti ini yang paling sedih itu ada di Bukan. Laki-laki itu terlalu betah pada satu orang sampai tidak peduli dengan orang yang menyukainya. He only cares about his crush but he doesn't care to someone who like him. Di pikiran Bulan selain belajar, makan, dan melanjutkan hidupnya, ya Aleena. Sosok perempuan yang selalu mengisi pikirannya. Padahal sebelum semua berubah, Bulan bahkan acuh pada perempuan itu.
Dulu, saat mereka baru masuk ke sekolah ini dan sebelum pemilihan jurusan, Bulan memiliki kelompok yang berisi anak-anak nakal. Tidak nakal dalam artian seperti anak jaman sekarang, hanya saja mereka selalu mengganggu dan menjadikan beberapa gadis sebagai bahan taruhan mereka. Hanya taruhan untuk mencari siapa yang paling kuat dan di idolai banyak perempuan.
Dan mereka mulai menjalankan taruhan ini saat mengetahui ada seorang gadis yang sulit untuk menyukai seseorang. Mereka mengetahui hal tersebut melalui salah satu teman mereka yang sekelas dengan perempuan itu. Dari semua teman Bulan, hanya Bulan yang berhasil. Perempuan itu mengirimkan pesan lebih dulu dan mengajak Bulan untuk pergi keluar dengannya. Bulan tentu saja menyetujui hal itu dan beberapa hari kemudian, mengutarakan apa yang ia rasakan pada perempuan itu.
Dan puncaknya saat teman-temannya itu menyuruhnya untuk melakukan skinship dengan aleena. Bulan tentu menolak dengan alasan dia masih waras, masih tau bagaimana menghormati perempuan. Sayangnya teman-teman Bulan terlalu batu. Sampai akhirnya Bulan dan Aleena menjadi orang yang terakhir keluar dari kelas and he kissed her lips and her forehead, dengan teman sekelompoknya yang memerhatikan mereka dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta tujuh warna
FanfictionKisah ini ditulis agar kisah manis dari tujuh pemuda ini tidak hilang dimakan waktu. Manis pahit yang mereka lalui sangat berarti. Tujuh anak manusia dengan kepribadian yang berbeda, pengalaman, masa lalu, dan tentunya perasaan yang berbeda. Mereka...