20. cerita

50 9 8
                                    

Film yang mereka tonton hampir selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Film yang mereka tonton hampir selesai. Mereka yang awalnya fokus menonton adegan demi adegan yang terjadi, mendadak teralihkan karena suara ketukan pintu. Dipta langsung bangkit dan membuka pintu kamarnya. Memperlihatkan Davian dengan wajahnya yang tampak begitu khawatir.

"A'! Kak Arkan..."

"Arkan kenapa?"

Ardehan langsung bangkit dan berdiri di sebelah Dipta, diikuti tiga orang di belakangnya.

"Arkan kenapa, Keanu?"

"Kak Arkan..." lirih Davian. "Tangan Kak Arkan banyak sayatan, darahnya kena tugas sekolahnya. Muka Kak Arkan pucat," laki-laki itu menarik tangan Ardehan. "Ayo lihat langsung aja!"

Mereka dengan cepat melangkah ke kamar Arkan yang pintunya terbuka. Menampilkan sosok Arkan yang duduk di meja belajarnya sambil memasang plester. Arkan menoleh ke arah pintu. Sorot matanya sendu, bibir laki-laki itu pucat. Raut wajah Arkan tidak dapat dijelaskan, persis seperti yang dilihat Rieyan beberapa saat lalu.

"Dek? Lo kaya gini lagi?" Dipta dengan cepat masuk ke dalam kamar Arkan dan meraih tangan laki-laki itu. Meneliti kulit Arkan yang dihiasi beberapa sayatan. "Lo kenapa? Lo kenapa enggak bilang ke kita lagi?"

"Gak mau nyusahin. Cukup yang dulu aja. Gue bisa nyelesain sendiri kok." Kata Arkan dengan senyuman yang dia paksa. "Keluar aja, gue lagi pengin sendiri."

"Lo kalau ada apa-apa tuh bilang. Kulit lo bagus Kyu, kenapa lo kaya gini?" Diego ikut berdiri di sebelah Arkan. "Dek?"

"Kak, Mas, A', kali ini aja, Arkan janji. Arkan mau sendiri dulu."

Mereka menuruti ucapan Arkan, namun sebelumnya satu persatu dari mereka merengkuh pundak Arkan dan menepuk punggung laki-laki itu.

Setelah mereka keluar, Arkan menenggelamkan wajahnya pada tangan yang ia lipat di meja belajar. Menghela napas pelan sampai sebuah suara yang berasal dari notifikasi berbunyi.

 Menghela napas pelan sampai sebuah suara yang berasal dari notifikasi berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan menegakkan tubuhnya. Membuka link yang dikirimkan Rieyan. Link pertama isinya hanya lagu yang sering didengarkan laki-laki bermata bulat itu. Arkan juga tak jarang ikut mendengarkannya. Arkan melihat lagu yang ada di playlist itu. Walaupun hanya empat, tapi Arkan tau seberapa suka Rieyan saat mendengarkannya.

semesta tujuh warna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang