Pulang sekolah hari ini, Davian dan teman-teman sekelasnya berniat untuk menonton film di bioskop ramai-ramai. Tidak terlalu ramai sebenarnya, mereka bersepuluh. Termasuk Minaka, Dofid, Juno, dan Davian sebagai pihak laki-laki dan enam perempuan lainnya.
Sudah tertebak salah satunya ada Naya yang menjadi alasan Davian ikut pergi menonton, di saat ia paling malas nonton di bioskop. Mengantuk, katanya.
Davian pernah diajak menonton sama teman sekolahnya dulu dan tertidur mulai dari sepuluh menit pertama film diputar. Padahal saat Davian tonton lagi film itu, tidak ada bagian yang membosankan. Ya, suasana gelap dan suhu sekitar yang rendah dan cenderung dingin, membuat Davian dapat terlelap walau hanya terduduk.
Naya mengambil duduk lebih dulu di paling ujung kanan. Teman-teman Davian yang melihat itu, langsung mendorong Davian agar duduk di sebelah Naya.
Ya... teman-teman Davian itu juga tau kalau Davian menyukai Naya. Terlihat jelas dari gerak-gerak Davian serta Davian yang tak jarang mencuri pandang ke arah Naya di kelas. Apalagi Minaka dan Dofid yang duduk berdekatan dengan dua muda-mudi itu.
Dengan Minaka, Dofid, dan Juno sebagai oknum utama. Tanpa kenal takut padahal Davian sudah memasang wajah masam sejak mereka terus menyenggol Davian agar bergerak cepat mendekati Naya.
"Don't act like you don't like her, bestie." Bisik Minaka. "Gih, duduk. Semoga berhasil pendekatannya. Kalau berhasil jangan lupa traktir sekelas."
Davian menatap sinis teman-temannya. Ingin menepuk satu-persatu dari mereka yang menertawai Davian dalam diam.
"Jahat lo." Desisnya.
Davian mulai duduk. Bersikap seolah ia biasa saja di saat jantungnya mulai berdegup lebih kencang. Memasang raut wajah datar agar tidak terlalu kelihatan. Padahal bukan rahasia pribadi lagi.
Selama film dimulai, Minaka yang duduk di sebelah Davian terus menyuruh temannya itu bergerak. Entah menanyai Naya tentang film atau menanyakan apakah Naya mau popcorn, melihat hanya perempuan itu yang tidak memegang box-nya.
"Kalau ada jumpscare, mulai deh lo." Saran Minaka dengan suara super kecil.
Minaka benar-benar.
Sayangnya, Davian yang mudah terkejut, memiliki respon yang lebih heboh dari pada Naya saat sang makhluk memunculkan diri. Davian menyembunyikan dirinya pada tubuh Naya dan memegang lengan gadis itu. Takut untuk melihat ke layar lebar di hadapan mereka.
"Penakut banget lo." Naya yang tidak terlalu takut dan masih dapat duduk diam tanpa merespon kedatangan makhluk dengan teriakan atau suara takut, ingin tertawa melihat Davian. Davian, tidak lebih dari seorang anak kecil yang harus dijaga sekarang.
"Lo lihat deh, mukanya enggak kebentuk. Mana kakinya ngegantung." Ringis Davian.
Naya mendorong tubuh Davian dan memegang kepala pemuda itu untuk menghadap ke layar lebar, tersenyum jahil saat Davian menutup matanya sedikit.
"Bayi," katanya. "Jangan kaya anak kecil. Ayo coba itu lihat, ada mbak—"
"Nay..." lirih Davian.
Ya, Davian wajah dan suara saja yang seram, aslinya terlalu lembut.
Meanwhile, teman-teman mereka yang lain :
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta tujuh warna
FanfictionKisah ini ditulis agar kisah manis dari tujuh pemuda ini tidak hilang dimakan waktu. Manis pahit yang mereka lalui sangat berarti. Tujuh anak manusia dengan kepribadian yang berbeda, pengalaman, masa lalu, dan tentunya perasaan yang berbeda. Mereka...