12. PERMOHONAN

820 83 7
                                    


Terkadang hal yang tidak terduga,
akan tercipta di dalam kehidupan.

***

Suara benda terbentur ubin dengan lantang mengisi kesunyian lorong Alpha Destiny. Mentari masih tersipu malu untuk berdiri tegak dari persembunyiannya. Mata imut itu menajam melirik area tiap bangunan di dalam sekolahnya.

Pelangi menghembuskan nafas lega. "Untunglah masih sepi."

Ia menaruh tasnya hati-hati. Teman-teman sekelasnya masih nihil dari bangkunya. Gadis itu menatap jam dinding di kelasnya dengan pandangan takjub.

"Jam 05.15?" tanyanya pada diri sendiri.

Namun setelah itu ia kembali sadar tujuannya berangkat sangat pagi ke sekolah. Dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan kepada seseorang sama seperti akhir-akhir ini. Pelangi memasukkan tasnya dalam laci meja paling dalam milik temannya.

Sesegera mungkin ia bergegas keluar kelasnya dan menuju tempat yang ia tempati belakangan ini. Gadis itu sedikit melirik ke belakang dan melihat sekilas siswa laki-laki yang mengikutinya. Membuatnya langsung lari ke tempat di mana siswa laki-laki tak boleh memasukinya.

Dengan bergesa ia masuk ke dalam ruangan itu dengan pintu yang sudah tertanda rusak. Perlahan ia duduk tanpa menimbulkan suara. Kakinya langsung diangkat tinggi agar tak dapat terlihat ada seseorang.

TukTuk!

Suara langkah kaki yang kian membesar itu membuat denyut jantungnya bertambah cepat tiga kali lipat. Kedua tangannya meremas rok sekolahnya. Ia merapalkan ribuan harapan pada sang Maha Kuasa untuk melindunginya.

Pelangi menatap ke arah bawah dan langsung memunculkan sepatu hitam yang tepat berhenti di depan pintunya. Tangan kanannya kontan menutup hidungnya agar orang itu tidak dapat mendengar nafasnya yang engap-engap.

"Ternyata masih berani masuk toilet cewek, mau dia apa? Kenapa gue yang berasa diincar? Siapa dia?" batin Pelangi.

Gadis itu semakin merasakan laki-laki itu mulai turun seperti akan mengintip dari bawah. Pelangi reflek menggigit bibir bawahnya untuk menghindari mulutnya yang menjerit. Sedari tadi ia masih berusaha menahan nafasnya yang semakin menipis.

"Woy!"

Gadis bermata bulat itu semakin membesarkan matanya, ia sama sekali tidak berani menoleh ke bawahnya. Kakinya yang terangkat bergemetar.

"Ngapain lo masuk situ?"

Suaranya berat nan serak, ia tidak bisa mengenali pemilik suaranya. Gadis itu benar-benar merasa tertangkap basah tanpa tau kesalahannya.

AAAAA!!

Pelangi mengedipkan matanya berulang kali. Menyakinkan bukan dirinya yang menjerit melengking tadi. Tangan kirinya menyentuh bibirnya yang masih dalam keadaan tertutup.

"Bukan gue, terus siapa?" batinnya.

"Kak kalau mau masuk toilet jangan masuk punya cewek juga dong!" omel seseorang yang Pelangi yakini seseorang yang menjerit tadi. "Keluar!"

"Sori temen gue emang gitu suka nyasar," jawab suara berat yang sama.

Seketika kedua alisnya bergelombang. Ia baru sadar bahwa suara tadi bukan suara seseorang yang berada di depan pintu toiletnya. Namun suara dari pintu toilet utama.

Pelangi mengintip ke arah bawahnya. Ia mengucapkan banyak kata syukur dalam hatinya karena orang itu belum mengintip isi toilet berlabel rusak itu. Perlahan kakinya membalik dan menghilang dari pandangannya.

Feels Far [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang