13. MAAF

792 90 5
                                    


Satu kata itu penuh makna dan tersimpan permohonan. Tapi kita tak tau apakah ada ketulusan di dalamnya atau tidak.

***

Tatapan iris matanya kosong. Pikirannya melayang entah kearah mana. Helaian bayu lembut memoles tiap inci kulitnya. Kesunyian tercipta diantara gadis itu dengan ruang pertanyaannya. Ia sampai tak menyadari kehadiran seseorang.

"La, sori."

Kata-kata itu terucap tanpa hambatan sedikit pun. Tak ada nada penyesalan dalam kalimatnya. Sesingkat itu ucapannya.

Yang namanya baru disebut itu seketika menoleh ke arah bangku sebelah kirinya yang sudah terisi dengan terkejut. Senja telah kembali pada tempatnya, bersiap untuk kembali pergi ke peradabannya. Akan tetapi mereka masih melekat dibangku taman dekat rumah Pelangi. Wajah gadis itu langsung normal kembali dalam hitungan detik. Namun masih dalam posisi yang sama.

"Gue tau letak permasalahannya. Sori, gue nggak bakal panggil dengan kata-kata itu lagi. Gue nggak bakal maksa lo buat jauhin Bintang lagi."

Pelangi menghela nafasnya kasar. Kali ini ia sama sekali tidak kesal, hanya suasana hatinya yang semakin menurun drastis. Gadis itu menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya.

"Udah?" tanya Pelangi datar.

"Udah."

"Berarti tugas gue dengerin lo udah selesai 'kan?" Pelangi meremas ponselnya yang berada di tangan kanannya, berusaha untuk tidak meledak, "gue pergi."

Semesta mengusap wajahnya kasar. Harapannya hanya terkabul setengah. Ia hanya bisa menatap kepergian Pelangi tanpa bisa mencegahnya. Tatapannya mengikuti pergerakan adik kelasnya yang semakin menghilang dari pandangan.

"Cara apa lagi yang harus gue pake?"

***

Gadis itu keluar dari super market dengan berbagai coklat di kantung belanjaannya. Ia memilih kembali ke rumahnya dengan pikiran yang kacau. Beberapa coklat ia makan disepanjang perjalanan.

Langkahnya terhenti saat letak rumahnya tinggal beberapa langkah lagi. Ada seseorang di depan rumahnya. Gadis berambut panjang itu mendekati sosok laki-laki yang sedang duduk di atas motornya dengan membelakanginya. Lalu menepuk pemilik punggung itu dari belakang.

Sosok itu langsung menoleh ke arah belakang, "Pelangi?"

"Kak Bintang? Ada keperluan apa?" tanya Pelangi berusaha bersikap ramah dalam mood-nya yang hancur.

"Gue tadi mau ngajak lo keluar, tapi kayaknya udah di-booking yang lain duluan," jawabnya. Lalu ia turun dari motornya sambil membawa sebuah kantung plastik dan memberikannya kepada gadis dihadapannya.

Pelangi sedikit menaikkan sudut bibirnya dengan perasaan bersalah. Ditambah lagi kakak kelasnya itu memberikan sesuatu padanya.

"Gue udah chat lo dari tadi, tapi nggak ada jawaban," tambahnya, "lo lagi banyak masalah? Dimakan biar otak lo dingin."

"Sok tau," Pelangi terkekeh pelan, "aku nggak ngerasa ada yang chat loh. udah nunggu lama banget ya?"

Feels Far [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang