Hal yang terduga sering terjadi
penuh kejutan, ada yang menyenangkan dan menyedihkan. Tergantung bagaimana cara ia datang padamu.***
Pelangi menatap secarik kertas itu dengan bingung. Setelah lama berpikir ia memilih untuk membuka aplikasi obrolannya. Entah ingin berbuat apa, gadis itu hanya mengikuti arah jarinya.
Iris matanya menatap sebuah pesan yang sudah terbaca beberapa jam yang lalu dengan terkejut. Jarinya bergerak lincah nan cepat di atas papan ketik. Memastikan sesuatu yang ia lewati.
Pelangi : Lo ke rumah gue?
Alisnya bertautan dalam ambang kebingungan dan penasaran. Tapi orang yang dituju tidak muncul tanda-tanda kehadirannya setelah bermenit-menit. Membuat Pelangi merasa bosan dan memilih untuk memeluk tempat istirahatnya.
"Gue harap lo mengupas rasa penasaran ini," gumamnya dengan mata tertutup.
***
Cahaya remang-remang menembus permukaan tirai kain yang tipis mengenai arah mata Pelangi. Membuatnya segera membuka mata dan mengecek ponselnya berharap ada pesan masuk. Namun jawabannya tetap nihil. Sekilas ia melihat jam diponselnya masih dengan setengah sadar.
"Oh, setengah tujuh," ucapnya tak sadar.
Matanya membulat dan berkedip cepat. Buru-buru mengengok ke arah jam dinding jam di kamarnya. Dengan cepat Pelangi langsung meloncat bagai super mario dari kasurnya.
"Dasar gue!" omelnya sendiri sambil buru-buru mempersiapkan barang ke sekolahnya dan membersihkan diri.
"Bisa-bisanya kesiangan," tambahnya dengan gerakan tangan secepat kilat memasukkan buku-buku pelajarannya.
***
Pelangi lari secepat kilat untuk keluar dari rumahnya dengan membawa tas berbeban yang lumayan berat. Penderitaannya bertambah sudah saat menyadari kini ia harus naik angkutan umum sampai sekolah.
"Sial, udah punya rumah buat keluar jalannya jadi kerasa panjang banget. Sekarang harus cari angkutan umum jam segini," keluhnya frustasi sambil terus menoleh. Jalannya ramai, tapi tak ada tanda-tanda kedatangan angkutan umum. Hingga tanpa sadar tangannya mulai mengacak-acak mahkotanya sendiri.
Tangannya seketika berhenti memberantakan rambut. Bukan, bukan perintah dari diri gadis itu yang menghentikannya. Namun tangannya tertahan oleh seseorang.
"Ayo, gue juga kesiangan."
Pelangi menatap kakak kelasnya tak percaya. Selama ini ia tidak pernah tahu ke arah mana para kakak kelas yang dikenalinya tinggal. Seakan hanya ia yang tak peduli sedangkan mereka kebalikannya.
"Kak Bintang rumahnya deket sini?"
"Iya, ayo cepetan naik nanti makin telat." Bintang membantu adik kelasnya untuk naik di atas motor ninja kepunyaannya. "Sori, gue nggak bawa helm dua."
"Santai aja kali, Kak," jawab Pelangi dengan kedua sudut bibir yang terangkat, tangannya memegang pundak Bintang kencang.
"La, jangan di situ pegangannya, gue risih," kata Bintang tiba-tiba tangannya membawa kedua tangan Pelangi untuk mengelimuti pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feels Far [COMPLETED]
Novela JuvenilBersama Semesta adalah kesalahan fatal. Semua yang mulai membaik, langsung berbalik dua kali lipat dalam sedetik. Kehancuran semakin terlihat jelas. Misteri yang muncul tiba-tiba dalam hidup Pelangi, seperti menemukan catatan lama yang hilang. Tak j...