Sesuai dengan judul chapter, hari ini para OSIS akan mengadakan sidak. Satu per satu kelas dimasuki oleh anggota OSIS demi ketertiban siswa. Jeno, si ketos hanya santai-santai saja menunggu di lapangan bersama waka-nya.
"Kira-kira hari ini banyak yang kena nggak, No?" tanya Eric.
"Mungkin?"
"Mau dikasi hukuman apa?" tanya Eric lagi.
"Lari keliling lapangan sampe mampus," balas Jeno dingin.
"Sadis amat lu."
Jeno mengangkat bahu, "Siapa suruh melanggar."
Tak berselang lama, para siswa yang melanggar pun mulai memasuki lapangan digiring beberapa OSIS. Sementara Jeno dan Eric sudah menatap tajam ke arah siswa-siswi yang melanggar dengan tangan yang terlipat di depan dada. Akan tetapi, mimik muka Jeno berubah ketika melihat adik kesayangannya menjadi bagian dari salah satu yang melanggar hari ini.
"Nadia?" panggil Jeno ketika sang adik lewat tepat di depannya.
Nadia berhenti, kepalanya tertunduk. "Maaf, Kak. Nadia bikin kakak malu."
"Apa yang kamu langgar?" tanya Jeno.
"Di tas Nadia tiba-tiba ada cutter, Kak. Nadia nggak tau siapa yang naruh."
Jeno memijit pangkal hidungnya. Ia tak mungkin ikut menghukum Nadia karena itu sama sekali bukan kesalahan adiknya. "Kamu masuk ke kelas aja."
"Woi! Adil dong lo jadi ketos! Mentang-mentang itu adik lo terus dia bisa bebas dari hukuman gitu?!" teriak salah seorang siswa.
Suara riuh para siswa pun terdengar di seluruh lapangan, menyumpah-serapahi Jeno yang menurut mereka berlaku tidak adil.
"Mereka bener, No. Lo harus adil," ucap Eric yang ada di sebelah Jeno.
Jeno menghela napas berat, kemudian maniknya menatap Nadia yang ada di hadapannya. "Yaudah, kamu masuk barisan."
Nadia mengangguk pelan kemudian menuruti perintah kakaknya untuk masuk ke barisan.
Suasana lapangan yang sudah panas menjadi semakin panas saat para OSIS tak henti-hentinya memarahi mereka yang melanggar. Keringat mulai bercucuran di dahi mereka, bahkan sebelum hukuman dimulai. Jeno yang biasanya paling banyak berbicara, hari ini lebih banyak diam. Sedari tadi matanya tak terlepas dari Nadia yang berdiri tak jauh darinya. Bagaimana bisa ia melihat Nadia harus menjalani hukuman di teriknya siang ini?
"Lari keliling lapangan 20 kali. CEPAT!!" teriak Eric.
Semua siswa yang melanggar pun mulai berlari mengitari lapangan. Jeno sempat menahan tangan Nadia ketika gadis itu hendak berlari.
"Biar kakak yang gantiin kamu," ucap Jeno.
Nadia menggeleng, "Ini kesalahan Nadia, bukan kakak."
"Udah, kamu diem disini aja."
"Nadia nggak mau."
"Nad.." Jeno lelah mendebat sang adik.
"Nadia bisa kok. Tolong jangan manjain Nadia."
"Tapi-" Belum saja Jeno selesai berbicara, Nadia sudah menepis tangan kakaknya dan berlari menjauh.
Jeno menghela pelan, maniknya tak bisa berhenti mengawasi sang adik yang baru 3 putaran saja sudah tertatih.
"Cukup Nad, biar kakak yang lanjutin," ucap Jeno ketika Nadia lewat di depannya.
Nadia menggeleng kemudian melanjutkan hukumannya. Tak tinggal diam, Jeno ikut berlari dan menyamakan langkahnya dengan sang adik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Apple
Fanfiction"Sayang nggak sih kalo makhluk ciptaan Tuhan seganteng gue ini cepet mati?" Start: 17 Juni 2021 ©mahasantidevi, 2021