"JENO!!" Seruan itu spontan membuat Jeno berhenti dan berbalik. Dilihatnya seorang gadis tengah berlari kecil ke arahnya.
"Maaf ganggu. Gue cuma mau ngasi ini," ucap gadis dengan badge nama Haira yang terjahit rapi di seragamnya.
Jeno menatap susu kotak yang disodorkan Haira. "Buat gue?"
Gadis itu mengangguk, "Sebagai ucapan terima kasih karena kemarin lo udah nolongin gue dari cowok-cowok belangsak itu."
Jeno terkekeh pelan, "Santai aja kali, mereka memang perlu dihajar."
"Tapi gara-gara gue muka lo jadi lebam gitu."
"Udah nggak apa-apa, besok juga sembuh."
"Hmm.. iya sih, tapi-"
Jeno mengambil susu itu dari tangan Haira. "Gue terima. Thanks ya."
Setelah itu Jeno melenggang pergi, tanpa tau ada gadis yang yang sedari tadi tak henti-hentinya menampakkan senyum sembari memandangi punggungnya yang semakin menjauh.
"Gitu banget ngeliatin Kak Jeno."
Haira tersentak ketika tertangkap basah sedang memperhatikan pujaan hatinya, terlebih yang memergokinya adalah adik si doi. "Ah, eung.. itu.."
"Suka ya sama Kak Jeno?" goda Nadia.
"Ih, apaan sih. Enggaklah!"
"Yah, baru mau tak comblangin sama Kak Jeno."
"Hah? Apa? Seriusan?" tanya Haira antusias.
Nadia tertawa melihat ekspresi gadis yang berstatus sebagai kakak kelasnya itu. "Enggaklah. Kak Jeno bisa digorok Papa kalo ketahuan punya pacar."
Haira menghela napas, "Kirain beneran tadi."
"Tunggu ya, setidaknya sampai Kak Jeno mapan dulu."
"Kelamaan, Jubaedah."
***
"KAK JENO!!"
Jeno berhenti dan melihat Nadia yang sedang berlarian di sepanjang koridor.
"Jangan lari-lari Nad, nanti jatuh," ucap Jeno.
Tak mengindahkan ucapan sang kakak, gadis itu malah menabrak Jeno dan memeluk kakaknya dengan erat.
"Kamu kenapa?" tanya Jeno kebingungan.
"Tolongin aku, Kak."
"Tolong apa?"
"I-itu, cowok yang dibelakang aku," ucap Nadia agak terbata.
Jeno memperhatikan anak laki-laki yang berdiri tak jauh darinya. Anak itu mengenakan seragam yang berbeda, bisa jadi ia adalah anak pindahan.
"Siapa lo?" tanya Jeno.
"Kenalin, nama gue PJS."
Jeno tampak kebingungan, "PJS apaan dah? PaJamaS?"
Lelaki itu menghela napas pelan, "Putra Jaafar Sekala. Lo bisa panggil gue Kala."
"Oh, anak pindahan?"
Kala mengangguk.
"Ngapain pindah sekolah?"
"Biar bisa satu sekolah sama dia," ucap Kala sembari menunjuk Nadia.
"Heh bocah, kalo lo mau deketin ni cewek, langkahin dulu mayat gue!"
"Emang lo ini siapanya?" tanya Kala menantang.
"Dia-"
"Dia pacar gue!!" tajam Nadia. "Jadi mulai sekarang mending lo jauhin gue!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Apple
Fanfic"Sayang nggak sih kalo makhluk ciptaan Tuhan seganteng gue ini cepet mati?" Start: 17 Juni 2021 ©mahasantidevi, 2021