Deruan suara motor itu terdengar semakin jelas ketika si pengendara menambah kecepatannya di malam yang lengang ini. Sesekali ia bersenandung untuk menghibur hatinya yang pilu. Motor berhenti di depan sebuah gedung bertingkat dengan warna dominan biru muda.
"Kak Jeno!!" Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Gimana lesnya?" tanya sosok pemuda yang bernama lengkap Jeno Pradipta itu.
"Ihh, kesel banget tau, Kak. Masa tadi ada anak baru yang sksd gitu sama Nadia." Gadis berumur 17 tahun itu berkeluh kesah pada sang kakak.
Jeno terkekeh kemudian memberikan helm pada adiknya. "Sksd gimana?"
Nadia memakai helm pemberian Jeno lalu naik ke motor. "Ya pokoknya sksd, nanyain dimana Nadia tinggal, terus minta nomor hp, terus..."
Sembari mendengarkan adiknya yang tak henti-hentinya mengoceh, Jeno menghidupkan motornya dan melaju dengan kecepatan sedang.
"Jangan-jangan dia naksir sama kamu?" goda Jeno.
"Ihh, kalo dia naksir pun, Nadia nggak mau sama dia!!"
"Lho, kenapa?" tanya Jeno.
"Dia itu ngeselin, sok cool, sombong, pokoknya Nadia nggak suka!!"
Jeno tertawa pelan, "Yaudah, kalo kamu nggak suka ya jangan ditanggepin."
"Nadia udah nggak tanggepin, tapi dianya ngejar Nadia terus."
"Yaudah besok-"
"KAK JENO BERHENTI!!" Jeno spontan mengerem mendadak saat Nadia tiba-tiba berteriak, beruntung jalanan sedang sepi.
"Kenapa sih?" tanya Jeno.
Nadia menunjuk sebuah minimarket, "Mau es krim!"
"Dasar, kakak kira kenapa," ucap Jeno kemudian membelokkan motornya ke minimarket itu.
"Kakak mau beli juga?" tanya Nadia.
Jeno menggeleng kemudian memberikan beberapa lembar uang pada adiknya, "Buat kamu aja."
"Oke, Kak. Tunggu ya!!" seru Nadia lalu berlari masuk ke dalam minimarket.
Jeno memperhatikan Nadia yang terlihat kebingungan memilih es krim melalui kaca yang tembus pandang. Ia tersenyum, hatinya terasa hangat melihat adiknya selalu bahagia seperti itu. Berani membuat Nadia menangis? Siap-siap berhadapan dengan Jeno.
"Kak, ayo pulang!" Seruan Nadia menyadarkan Jeno dari lamunannya.
Jeno mengangguk lalu melajukan motornya meninggalkan minimarket.
"Kakak?" panggil Nadia.
"Hm?"
"Kenapa kakak sering ngelamun?" tanya Nadia.
"Kakak nggak ngelamun kok."
Nadia menghela napas kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Jeno. "Kak Jeno, kalo ada masalah cerita ya sama Nadia."
"Iya," balas Jeno sekenanya.
"Janji?"
Jeno melirik Nadia yang bersandar di punggungnya melalui kaca spion. "Iya, janji."
Nadia tersenyum lalu mengeratkan pelukannya pada Jeno, menyalurkan kehangatan di malam yang dingin ini.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai di tempat yang dinamakan rumah. Jeno memarkirkan motornya terlebih dahulu, sementara Nadia sudah melengang masuk ke dalam.
Drrt drrt! Jeno mengambil ponselnya yang bergetar di saku celananya. Tanpa menunggu lama, ia pun menjawab panggilan itu.
"WOI JEN, UDAH BUAT PR FISIKA BELUM?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Apple
Fanfic"Sayang nggak sih kalo makhluk ciptaan Tuhan seganteng gue ini cepet mati?" Start: 17 Juni 2021 ©mahasantidevi, 2021