06. Clubbing🍎

325 37 34
                                    

"Makanya Papa lo jangan sampe tau. Ayo turun," ucap Eric.

Jeno melepas sabuk pengamannya kemudian turun dari mobil.

Eric masuk lebih dulu diikuti oleh Jeno. Lelaki itu terlihat tidak nyaman karena bau alkohol dan rokok yang tercampur-campur, berbeda dengan Eric yang terlihat sudah terbiasa.

Eric mengajak Jeno untuk duduk di bar dan juga memesankan minuman untuk sahabatnya itu.

"Ric, lo biasa ke tempat ginian?" tanya Jeno.

"Ho oh, kalo lagi stres pasti gue kesini," balas Eric santai.

"Gimana bisa ngilangin stres disini? Yang ada tambah stres."

Eric terkekeh, "Lo belum tau, tunggu aja."

Jeno menghela napas kemudian sibuk mengamati sekitarnya. Lampu disko yang bergerak cepat membuat matanya silau, belum lagi aksi tidak senonoh laki-laki dan perempuan di tempat ini membuatnya bergidik ngeri.

"Hai sayang."

Jeno menoleh ketika ada seorang gadis yang menghampiri mereka.

"Hai. Udah lama ya?" tanya Eric.

"Belum kok. Ini siapa?" Gadis itu menunjuk Jeno.

"Temen gue. Namanya Jeno."

"Hai Jeno ganteng. Kenalin, nama gue Mimi Peri."

Jeno hanya diam menatap aneh perempuan yang berpakaian seksi itu dari atas sampai bawah.

"Dia anak baru," ucap Eric.

"Oh, anak baru. Boleh gue ajak kan, Ric?" tanya Mimi Peri.

"Boleh, silahkan ajak bersenang-senang."

"Eric bangsat!!" tajam Jeno.

"Sini sayang, nggak usah malu-malu." Mimi Peri langsung menarik Jeno ke lantai dansa tanpa persetujuan lelaki itu.

"Mau ngapain lo?!" tajam Jeno.

"Galak banget," gumam Mimi Peri. "Have fun aja, nggak usah tegang-tegang, nanti itunya ikut tegang."

Sial, tapi sayangnya Jeno tidak bisa berkelit ketika si Mimi Peri tiba-tiba mencium pipinya.

"EE BANGSAT!!" teriak Jeno spontan.

"Mau aku cium lagi?"

Bahkan saat ini Jeno merasa mual hanya dengan melihat wajah Mimi Peri. Segera ia menghampiri Eric dan menyumpah serapahi sahabatnya itu.

"Ee Eric goblok, bangsat, anjing, asu!!" seru Jeno.

"Ett, mulutnya dijaga. Nggak boleh berkata kasar," balas Eric.

"Gue mau pulang!"

"Kok pulang sih? Baru aja sampe."

"Pokoknya gue mau pulang!" ucap Jeno kemudian pergi dari sana.

"No, tunggu. Jangan pulang dulu dong," ucap Eric berusaha menahan Jeno.

"Gue bener-bener muak disini!"

"Yaudah, tapi minum dulu ya? Gue udah terlanjur mesenin lo."

"Minum apa?" tanya Jeno. "Kalo alkohol gue nggak mau."

"Cuma soda kok. Gue tau lo nggak bakal mau minum alkohol."

Jeno menghela napas, "Yaudah."

Akhirnya kedua remaja itupun kembali duduk di bar.

"Jangan cemberut gitu dong mukanya. Ayo, bersulang dulu," ucap Eric sembari mengangkat gelasnya.

Dengan malas, Jeno pun ikut mengangkat gelas hingga kedua gelas itu beradu.

Sweet AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang