28. We Love You🍎

431 26 0
                                    

"Tenang, Nad. Kak Jeno pasti baik-baik aja." Entah sudah keberapa kalinya Kala berkata seperti itu, tapi Nadia masih saja menangis.

"Udah, Nad. Jangan nangis lagi."

Nadia tak menghiraukan ucapan Kala, gadis itu malah mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jeff.

"Halo?"

"Gimana keadaan Kak Jeno?" tanya Nadia.

"Belum tau, Nad. Dokter masih periksa."

"Kak Jeno nggak apa-apa kan?" pelan Nadia.

"Nggak apa-apa. Udah kamu jangan nangis. Kala dimana?"

"Ini di samping aku."

"Ya udah, kamu sama dia dulu ya. Kakak harus ngurus administrasinya dulu."

"Iya, Kak."

Nadia memutuskan sambungannya dan mengusap air matanya.

Kala menarik pelan kepala Nadia hingga bertumpu di bahunya. "Jangan nangis lagi. Kak Jeno nggak apa-apa kok."

Gadis itu menghela napas kemudian mengangguk pelan.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya mereka tiba di pengumuman juara OSN tahun ini. Baik Nadia maupun Kala terlihat tegang mendengar hasilnya.

Dimulai dari juara harapan, juara 3 dan juara 2, nama Jeno belum juga disebut-sebut, membuat kedua remaja itu makin tegang.

"Menurut lo Kak Jeno menang nggak?" tanya Nadia.

Kala mengangguk.

Nadia menghela napas pelan, "Kok gue nggak yakin ya?"

"Kak Jeno udah belajar mati-matian buat lomba ini. Hasil nggak akan mengkhianati usaha."

"Tumben lo bijak," ucap Nadia. "Tapi semoga menang deh."

"Amin," balas Kala.

"Dan juara satu OSN bidang fisika tahun ini jatuh kepada... Selamat untuk.. Jeno Pradipta!"

Nadia spontan bersorak dan langsung memeluk Kala karena saking senangnya. Sementara Kala malah mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Untuk Jeno Pradipta atau yang mewakili silahkan naik ke atas panggung."

Nadia tak henti-hentinya tersenyum, semua mata tertuju padanya ketika gadis itu berjalan ke atas panggung. Bahkan ia pun merasa sangat bangga dengan pencapaian kakaknya.

Nadia menerima medali, piala, piagam, beasiswa dan sebuket bunga yang diberikan pihak penyelenggara. Andai saja ia bisa seperti kakaknya, pasti membanggakan sekali.

Suara tepuk tangan pun tak henti-hentinya terdengar sampai Nadia turun dari panggung.

"Selamat Kak Jeno!" seru Kala.

"Ayo ke rumah sakit, Kak Jeno pasti seneng banget," ucap Nadia.

Kala mengangguk.

Kemudian kedua remaja itu berjalan ke parkiran dan langsung cus menuju rumah sakit menggunakan motor kesayangan Kala.

"Kira-kira gimana ya ekspresi Kak Jeno pas tau kalo dia yang menang?"

"Pasti seneng banget lah," balas Kala.

"Gimana kalo kita prank Kak Jeno?"

"Maksud lo?"

"Ya, kita bilang kalo Kak Jeno nggak menang. Seru deh kayaknya," ucap Nadia.

"Boleh juga tuh! Penasaran liat ekspresi Kak Jeno hihi."

Nadia langsung turun ketika motor Kala sudah terparkir rapi di rumah sakit. Keduanya langsung masuk ke dalam sembari membicarakan rencana mereka untuk mengerjai Jeno.

Sweet AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang