07. Grandma's House🍎

329 35 29
                                    

"KAK JENO HILANG!!" teriakan itu menghiasi Minggu pagi yang terlihat cerah ini.

"Hilang gimana?" tanya Hanna.

"Kak Jeno, nggak ada di kamarnya, Ma!" seru Nadia.

"Udah keluar rumah mungkin," ucap Hanna.

"Masa? Kok kakak nggak bilang sama Nadia?"

"Jeno udah nggak tinggal disini lagi," ucap Arga.

"Hah?! Maksudnya?!"

"Papa udah usir kakakmu itu."

"APA?!!"

"Semalem dia pulang-pulang mabuk, jadi Papa langsung usir aja dari rumah," ucap Arga dengan santainya.

Nadia terdiam, bahkan ia sudah kehilangan kata-kata untuk ayahnya.

"Terus sekarang dia tinggal dimana?" tanya Hanna.

Arga mengangkat bahu, "Mana aku tau."

Tanpa menunggu lama, Nadia segera meraih tasnya dan pergi keluar.

"Mau kemana, Sayang?" tanya Hanna.

"Mau cari Kak Jeno!"

"Kamu mau cari kemana?"

"Kemana aja. Yang penting Nadia bisa nemuin Kak Jeno dan ngajak kakak buat tinggal lagi di rumah ini!"

"Jangan berani-berani kamu bawa balik dia ke rumah ini," ucap Arga.

"Kak Jeno itu anak Papa dan dia berhak tinggal disini!!"

"Ini rumah Papa dan Papa berhak buat usir siapapun dari sini!!"

Nadia mendecih, "Jangan belagu deh. Kalo udah sukses nanti, Nadia bahkan bisa beli rumah lebih besar lagi dari pada ini."

"Jangan keterlaluan, Nadia." Hanna mengingatkan putrinnya.

"Papa yang udah keterlaluan, Ma!"

"Sana, cari kakakmu! Tapi jangan pernah bawa dia kesini lagi!" ucap Arga.

"Tapi Nadia mau bawa Kak Jeno kesini, gimana dong?"

"Gimana ya? Yaudah, kamu Papa usir juga dari rumah ini. Beres kan urusannya?"

Kedua tangan Nadia terkepal kuat hingga buku jarinya memutih. "Kenapa sih Papa nggak mati aja?! Nadia nggak suka hidup di keluarga ini!!"

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Nadia.

"NADIA BENCI PAPA!!" teriak Nadia kemudian pergi.



🍎🍎🍎



Jeno terbangun dengan kepala berdenyut. Ia mengambil posisi duduk sembari memijit pelipisnya.

"Udah bangun?" tanya Eric yang baru masuk sembari membawa nampan.

Jeno mengangguk pelan.

"Nih, makan dulu. Habis itu minum obat," ucap Eric.

"Sorry ya, Ric. Gue ngerepotin lo."

Eric menghela napas. "Lo kayak gini gara-gara gue. Harusnya gue yang minta maaf."

Jeno menggeleng, "Jangan minta maaf."

"Udah buruan makan, gue mau mandi dulu," ucap Eric kemudian pergi.

Jeno mengambil sup yang ada di atas nakas. Kemudian secara perlahan ia memakan sup itu.

Sweet AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang