Chapter 12

31 5 0
                                    

Halo semuanya!!!

I'm coming...

Maaf baru bisa upload..

Semoga kalian tetap setia menunggu dengan ketidak pastianku... 😅😅

Happy reading!!
Typo everywhere...







Saat ini Ray tak fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung. Ia hanya menatap kosong ke arah Fania yang duduk didepannya.

Pernyataan Dania kemarin membuat banyak pertanyaan dalam benaknya. 'Jika Fania dan Keenan pernah satu sekolah dengannya berarti mereka tau tentang hubungannya dengan Rivaldi sebagai keluarga. Dan Irash, Keenan pasti tau tentang mendiang sahabatnya itu sebab Diva juga lumayan dekat Irash. Tapi kenapa mereka diam, seolah tak tau apapun. Dan kenapa Ia tak mengenal mereka? Ahh.. sungguh Ia dibuat pusing dengan pertanyaannya sendiri.'

Dania dan Fania heran melihat Ray yang menatap kosong kedepan. Bel waktu istirahat saja sudah berbunyi 5 menit yang lalu tapi ia tetap saja bergeming.

"Ray.." Ray terkejut saat Fania memanggil dan menyenggol tangannya.

"Eh,, iya kenapa?"

"Lo yang kenapa. Bel udah bunyi dari tadi di panggil gak nyaut-nyaut. Ngelamun terus kayak orang kesambet tau" ucap Dania

"Eh.. hehehe. Gue gak papa.. maaf maaf semalem kurang tidur. Yaudah ke kantin yuk" ajak Ray sengaja mengalihkan.

Sesampainya di kantin Ray langsung mencari tempat yang kosong, hari ini ia membawa bekal yang dibuatkan bibinya.

"Fan, udah mulai deket nih sama Keenan?" Ucap Ray sengaja menggoda sahabatnya. Tadi ia melihat Fania dan Keenan berbincang setelah memesan makanan.

"Hehehe,, ya begitulah.." ungkapnya tak yakin.

Sebetulnya Ray ingin menanyakan semua pertanyaan dalam otaknya tapi ia takut membuat Fania tak nyaman dan tersinggung. Toh nanti ada saatnya Fania akan cerita, Ray yakin itu.

°°°

Kali ini Ray pulang di jemput Dokter Haris. Tadi Rivaldi memberitahunya lewat pesan.

"Bang maaf yah ngerepotin jadinya" ia tau Dokter Haris juga pasti sibuk mengurusi pasien nya.

"Nggak papa, masa jemput adik sendiri abangnya gak mau si" ungkap Haris tulus. "Mau mampir makan dulu?" Tanyanya .

"Nggak bang, bibi pasti udah masak di rumah. Nanti abang juga sekalian makan dulu yah. "

"Iya. Tau aja abang belum makan" candanya

"Keliatan dari mukanya. Melas melas minta di kasih sumbangan gitu" balas Ray sambil tertawa.

Haris ikut tertawa. sungguh ia menyayangi adiknya ini, walau mereka bukan saudara kandung. Ia berjanji akan menjaga dan membuatnya selalu bahagia.

"Ray, abang pamit yah. Mau ke rumah sakit lagi." Pamit Haris setelah makan bersama di rumah Ray.

"Iya bang hati-hati yah"

"Jangan lupa sabtu ini check up. Abang pergi" Ray hanya mengangguk dan melambaikan tangannya. Huhh.. sungguh ia malas untuk pergi ke Rumah Sakit setiap minggunya.

°°°

Sabtu ini Ray berencana akan absen dari check up rutinnya. Tapi sayangnya itu hanyalah sebuah rencana. Ia pikir Rivaldi akan sibuk seperti hari-hari sebelumnya, tapi lihat lah hari ini ia mengosongkan jadwalnya dipagi hari hanya karna ingin mengantarnya ke Rumah Sakit. Sungguh menyebalkan bukan?!

RaySita / (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang