Hayy
Tiba-tiba lagi pengen up nih..
Jiwa rajinnya lagi datang😅😅Rencananya jika memang gak ada halangan aku kan mempercepat menyelesaikan cerita ini.
Semoga bisaa💪😬
Jangan lupa
Tinggalkan jejak kalian
💭&⭐
Selamat membaca🤗🤗
Hari ini Ray makan sendirian di kantin. Dania sedang ada keperluan keluarga jadi dia tak bisa masuk. Fania seperti biasa ia bersama Amy. Sebetulnya Ia tak masalah hanya saja ia merasa Fania semakin menjauh membuatnya semakin ragu untuk menceritakan segala rahasia yang ia sudah bagi pada Dania tempo hari.
Tapi Ray pikir-pikir jika memang Fania satu SMP dengannya berarti Fania sudah tau rahasianya bersama Rivaldi jadi mungkin Ray takkan menceritakannya lagi.
"Ngelamun terus..." Ray tersentak 'sejak kapan Keenan duduk disampingnya?'.
"Ngagetin aja jadi orang, gak bisa liat orang lain tenang dikit apa" Keenan terkekeh mendengar gerutuan Ray.
"Sensi amat si sama gue. Dari dulu gak pernah ada lembut-lembutnya kalo ngomong sama gue"
Ray memutarkan bola matanya. "Ya gimana yah. Liat muka Lo tuh bawaanya emosi gitu"
Keenan tertawa, Ray menatap orang disampingnya ini aneh "perasaan gue lagi gak ngelawak deh. Wah otak lo beneran ada yang geser kayaknya"
"Lucu aja. Lagian lu sumpahin gue gila gitu! Dasar boncel" Ray yang sudah menyiapkan sumpah serapahnya kembali terdiam saat mendengar Keenan melontarkan pernyataan. "Kemarin gue liat lo jalan sama Alvian di Mall. Ciee kalian jadian yah? Selamat jangan lupa PJ nya"
"Siapa yang jadian, kalo ngomong seenak jidatnya aja. Itu gue jalan terpaksa yah, kalo bukan karna gue ada janji sama dia gue males banget. Kalian sama-sama nyebelin, darah tinggi lama-lama gue deket ama kalian berdua"
"Nyebelin gini juga ngangenin kan?" Tanya Keenan sambil menaik turunkan alisnya.
" Idih jijik gue. Inget Fania woyy, gue aduin sama dia Lo. Narsis banget si jadi orang" jujur saja Ray agak risi dengan Keenan, entah kenapa tapi ia merasa begitu.
"Dihh,, apa urusannya sama Fania" Keenan terlihat tidak suka dengan ucapan Ray.
"Oneng banget si jadi orang,, kalian kan udah jadian. Udah tenang aja walaupun gak ngasih traktiran gue tetep jaga mulut kok"
"O..ohh.. itu.. itu gue gak jadian. Lo taukan Fania gak pekaan orangnya" Ray merasa ada yang aneh dengan Keenan. Apa ada yang ia sembunyikan? Dari jawabannya juga kelihatan gugup gitu.
"Ray gimana lo sama Alvian?" Tanya Keenan yang sepertinya sedang mengalihkan pembicaraan.
"Alvian?" Keenan mengangguk "gue kan udah bilang itu orang 11 12 kayak lo nyebelin akut. Males gue"
"Tapi kayaknya dia suka deh sama lo. Kalo dia nembak gimana?"
"Jangan ngaco deh. Jangn sok-sokan jadi cenayang gitu"
"Lo lupa gue kembarannya. Tanpa dia ngomong juga gue tau. Kita dari orok bareng Ray lagian feeling anak kembar gak bisa disepelekan" Keenan semakin memojokan Ray.
"Ya itukan firasat lo aja. Lagian gue gak mikirin kaya gitu , udahlah gue mau balik ke kelas, bye"
Ray berlalu pergi. Keenan menampilkan smirknya sepertinya dugaannya selama ini benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaySita / (Hiatus)
Teen FictionSekedar cerita tentang perasaan, persahabatan dan pengorbanan.