Chapter 28

11 4 0
                                    

"Heyyo!! sorry gue telat" seru Galih saat ia membuka pintu. "Liat gue bawa siapa?" Tambah Galih yang membuat seluruh atensi mengarah padanya.

"Ray" beo mereka yang di balas senyuman hangat Ray.

----

"Hai," sapa Ray canggung.

"Sini Ray" Bara dengan semangat menarik Ray untuk duduk disampingnya.

"Woy main tarik aja. Lecet dikit pala gue taruhannya nih" sergah Galih, yang melihat Ray terseok-seok mengikuti Bara. Yang lain pun ikut memprotes aksi Bara itu.

"Ray masih ingat kita semua?" Tanya Beben.

Ray mengangguk mantap. Kini matanya menyapu sekitar "Bara, Beben, Faris, Rizal, Candra, Dino, Div.. Diva..!" Ray sedikit memekik saat menyebut nama Diva dia lupa jika Diva juga tergabung disini.

"Ck,, segitu gaibnya gue.. gak sadar kalo dari tadi gue teriak-teriak disini" rajuk Diva... Yang langsung dihadiahi sorakan jijik dan lemparan bantal oleh Dino.

"Alvian?!!" Ray kembali terkejut. Kenapa Alvian ada disini apa karna dia kenal Diva?

"Alvian gabung selain karna ada sodaranya disini dia juga klop sama kita-kita" Dino seakan menjawab pertanyaan Ray.

Ray kembali menyapu ruangan, seperti ada yang kurang anggota disini ada sepuluh ditambah Alvian harusnya jadi sebelas. Satu orang lagi kemana? "Sepertinya ada yang kurang.. Putra kemana?" Tanya Ray saat mengingat salah satu nama.

"Dia kebawah ada yang ketinggalan dimobil katanya. Bentar lagi juga.. tuh dia" Rizal menunjuk pintu masuk.

Ray terdiam, ia ketakutan. Tanpa sadar ia mencengkram pundak Galih yang duduk dilantai tepat didepannya. "Keenan? Ke.. kenapa dia disini?" Tanya Ray gugup. Galih memindahkan tangan Ray untuk menggenggam tangannya. Bukan apa hanya saja pundaknya merasa sakit. Tindakan itu tentu saja tak luput dari mata Alvian, bahkan Alvian sudah menyumpah serapahi Galih.

"Dia Putra Ray, lo lupa nama lengkap dia kan Keenan Putra Reyhan. Dulu lebih sering di panggil Putra karna nama depannya terlalu aneh" jelas Faris. Keenan menyeringai dia duduk di sebelah Alvian yang artinya di depan Galih dan dirinya. Fyi, hanya Ray dan Bara yng duduk di sofa sisanya duduk melingkar di lantai.

Kenyataan ini membuat Ray pening. Putra adalah Keenan. Keenan dan putra adalah orang yang sama. Berarti selama ini dirinya sudah kenal dengan Keenan. Diva pun seakan mendapatkan pencerahan, ia baru sadar akan hal ini. "Tap.. tapi mereka berbeda" ucap Ray.

"Saat lo mulai jarang masuk dan Adnan jarang kumpul ini anak juga tiba-tiba ngilang. Kayaknya si melakukan perawatan, biar kulit itemnya luntur. Sekalian ngebentuk tubuh kali dulukan dia agak gembrot kayak candra" jelas Faris dengan sedikit kekehan.

"Kenapa nama gue dibawa-bawa, gue berotot ya sorry" Candra tak terima, yang dibalas dengan decihan malas dari Faris. Emang bener kok Candra itu sekarang berotot tapi karna saking obsesinya ia dengan gym ototnya jadi berlebihan dan lebih terlihat seperti algojo daripada murid SMA. Efek buli dahsyat memang.

Alvian sedari tadi terdiam, memikir sesuatu yang dia kurang paham disini. Putra atau Keenan, Adnan dan Ray nama-nama itu terus berputar diotaknya seperti ada sesuatu yang terjadi. Sedangkan Keenan hanya diam tapi matanya tak pernah berhenti menatap Ray. Ray yang merasa tak nyaman pun melepaskan tautan tangannya dengan Galih dan berdiri " Kalian mau membicarakan sesuatu kan. Yaudah bicarakan aja dulu, gue kesana aja. Lih, gue kesana yah" Galih menganggukan kepalanya, Ray pun beranjak menuju balkon sempit diujung. Ia ingin mereka menuntaskan kepentingannya agar ia bisa cepat pergi dari sini.

Ray merenung, menyatukan sedikit info yang ia dapat dengan kejadian-kejadian yang ia alami akhir-akhir ini. Dirinya bukan tak kenal Keenan, hanya saja ia mengenalnya sebagai Putra. Mereka pernah bertemu beberapa kali, itu pun Adnan atau Irash melarang mereka untuk berdekatan. Putra atau yang sekarang dikenal dengan Keenan dulu adalah sosok yang sangat introvet menurut Ray. Jarang berbicara, seperti yang dikatakan Faris dulu Keenan berbadan sedikit gempal, berkulit gelap dan tak setinggi sekarang. Mungkin pengaruh pubertas yang membuatnya berubah. Pantas jika Keenan waktu itu berkata jelek tentang Irash karna memang Irash selalu menatap nyalang padanya. Ray baru sadar dia kira dulu itu hanya pertengkaran biasa tapi sepertinya ada hal lain.

RaySita / (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang