Chapter 30

28 4 0
                                        

Gak jadi Flashback... 😂😂
🚨Chapter ini akan sangat panjang....





Tiba-tiba ponsel Ray berbunyi. Menampilkan nama Rivadi yang menelepon dirinya. Seakan teringat sesuatu ia memekik pelan. "Ya ampun jam berapa sekarang?"

"Ada apa?" Tanya Alvian.

"Gue harus pulang, udah janji sama bang Riv. Lain kali lagi aja lo ceritanya. Sorry yah" ucap Ray dengan nada kecewa. Ialah ia jadi gagal dengerin informasi kan.

"It's ok! Lo kesini naik apa?" Alvian sedikit lega sebetulnya. Sejujurnya ia belum siap saja untuk bercerita sekarang.

"Tadi sama Dania. Tapi kayaknya Dania ninggalin gue deh. Udah sejam lebih kagak balik." Dania asem emang! Janjian sama siapa ngobrol banyaknya sama siapa. Mana ninggalin lagi. Pasti sama Diva.

"Yaudah gue anter aja, gimana?" Tawar Alvian.

"Nggak usah deh. Suruh bang Riv aja sekalian OTW nya dari sini aja." Tolak Ray, ia tak ingin merepotkan orang lain lagi. Toh setelah ini memang rencana Ray akan keluar bareng Duo Abang resenya.

°°°

Pagi ini Ray sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Hanya saja ia merasa sedikit aneh dengan tubuhnya. Daerah ulu hatinya serasa sedikit tidak nyaman. Tak mungkin kan gara-gara ia begadang semalam. Toh ini dilakukan bukan sekali dua kali. Rasanya sedikit tidak nyaman, sedikit sesak dengan sensasi yang tidak bisa utarakan.

"Ray, sarapan" teriakan Rivaldi menggema.

"Huh.. mungkin kecapean aja kali" gumam Ray dan langsung berlalu pergi menuju ruang makan.

Ray sekolah seperti biasa, hanya saja saat bel waktu pulang berbunyi. Keenan langsung menariknya menghiraukan tatapan seluruh murid yang mereka lewati. Bahkan bisikan-bisikan tukang gosip pun sudah dimulai. Apalagi Keenan belum sepenuhnya lepas dari gunjingan yang dulu. Kalian masih ingat kan?

Ray meronta dan tak hentinya mengumpati Keenan. Keenan menulikan telinganya dan sesekali menatap tajam orang-orang yang memperhatikannya. Ray rasanya ingin menangis saja kalau ia tidak ingat ini masih di sekolah. Ayolah Ray masih takut untuk bertemu dengan sosok tempramen didepannya ini.

"Masuk!" Keenan membuka pintu mobilnya.

"Gak mau, gue mau pulang sama bang Riv!" Tolak Ray, Rivaldi sudah mengatakan jika hari ini ia tak ada jadwal berkumpul dengan organisasi.

"Masuk!" Perintah Keenan dengan nada yang semakin tinggi. Beberapa orang memperhatikan mereka tentu saja. Beberapa siswa pun ada disana memperhatikan mereka takut-takut Keenan bermain tangan pada wanita.

"Bang Riv!!" Ray berteriak saat melihat Rivaldi yang tengah berlari ke arahnya. Mengejutkan antensi para siswa. Pasalnya mereka tak pernah melihat wajah Rivaldi semarah itu. Walau menjabat sebagai ketua osis Rivaldi tak pernah semarah itu saat menghukum hanya menampilkan wajah datarnya saja.

"Keenan! Berhenti gak lo?!!" Peringat Rivaldi dengan nada beratnya. Ia langsung manarik tangan Ray dan memeluknya. Peduli setan dengan tatapan siswa disana. Rasanya Rivaldi ingin menghajar Keenan jika saja ia tak ingat ini masih di area sekolah. Seketika ia menyesal sudah membuat peraturan untuk jangan berkelahi dan berbuat kekerasan di area sekolah.

"Maksud lo apa? Selama ini gue diem bukan berarti gak tau yah. Lo sering buntutin Raysita kemana pun gue tau itu bahkan lo sering datang kerumah tanpa permisi" ungkap Rivaldi ia tau, ia tau semuanya. Walau sekarang ia terlihat sibuk bukan berarti ia lepas tanggung jawab. Ia menyawa beberapa bodyguard untuk selalu mengikuti Ray dari kejauhan tanpa diketahui siapapun kecuali Dokter Haris.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RaySita / (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang