"Ayo bang, Ray udah selesai" Ray berajak dari duduknya setelah menghabisakan sarapannya sebelum berangkat ke sekolah.
Aldi yang memang sudah selesai dari tadi pun ikut berajak mendahului Ray memasuki mobilnya.
"Bang biasa ya,, parkirnya paling pojok kiri depan" Ray berucap memerintah.
Rivaldi hanya menghembuskan nafasnya mendengarkan ucapan Ray. Ia sebenarnya tak mau parkir disana, karna jika ia iangin pulang nanti maka harus menunggu kendaraan lain dibelakangnnya pulang terlebih dahulu. Tapi bagaimana lagi daripada ia harus menurunkan Ray di persimpangan depan, ia takkan tega membiarkan adiknya berjalan dengan jarak yang bisa dibilang lumayan itu sedangkan dia enak menaiki mobil.
"Hati-hati Ray jangan terlalu kecapean yah. Nanti pulang langsung tunggu di mobil aja" peringat Rivaldi sebelum Ray berajak turun, dan diangguki Ray sebagai jawabannya.
Rivaldi berjalan dengan wajah datarnya beda sekali ketika dia berada dengan keluarga nya. Ia beberapa kali menghela nafas memikirkan adiknya, hingga ia mengabaikan sapaan para siswi yang menatap kagum padanya. Rivaldi itu populer , ditambah titlenya sebagai ketua osis. Ia tidak bisa berfikir jernih, Ray, Kuliah, Perusahaan semua berkecamuk dalam fikirannya.
Saat ia memasuki kelas, tiba-tiba ada yang langsung berteriak memanggilnya. "Aldi..." Rivaldi berbalik.
"Jangan teriak Nan ,, gue gak budeg" Ia menatap malas Adnan yang tengah cengengesan. Adnan teman dekatnya dari SMP.
"Ayolah masuk kelas kita,, lu harus pinjemin buku PR. Gue lupa serius!" ungkapnya sambil merangkul Rivaldi memasuki kelas.
Aldi menghela nafas. "Lupa kok setiap hari? Gue kan udah sering bilang lo harus belajar sendiri udah kelas tiga ini." Bukan apa-apa hanya saja Rivaldi ingin sahabatnya ini belajar dan tak selalu mengandalkan orang lain bagaimana UN nanti. Ia ingin sahabatnya juga lulus dengan nilai yang memuaskan selain itu bukankah Adnan juga salah satu penerus perusahaan di keluarganya.
"Iya Di, ini terakhir deh nanti gue belajar. Makasih selalu ingetin gue." Rivaldi memberikan buku PR nya , sambil berharap semoga apa yang Adnan katakan terealisasikan.
°°°
Istirahat adalah waktu yang paling dinantikan selain waktu pulang sekolah. Kebanyakan siswa langsung berhamburan keluar kelas manakala bel telah berbunyi.
Seperti Ray saat ini yang tengah menyantap makanannya di kantin seorang diri, setelah Dania dan Fania memilih untuk ke perpustakaan karna ada tugas yang belum terselesaikan.
Ray hampir saja tersedak kerna tiba-tiba ada yang menggebrak meja. Ia menatap tajam orang didepannya yang tengah duduk tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Ray,, " orang itu mengurukan pertanyaannya setelah melihat muka Ray yang kurang bersahabat. "Kenapa muka lu, lemesin dikit napa kaku bener" ungkap tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ray sudah terlanjur kesal "Kee, lo mau buat gue mati mendadak yah? Gak bisa apa dateng tuh permisi dulu atau apa. Main gebrak meja aja"
Keenan hanya terkekeh mendengar penuturan Ray "Oh jadi lo terkejut tadi? Sorry sorry gue gak sengaja. Gue mau ngomong serius ini. Gue mau nembak Fania di lapangan besok. Jadi gue mau minta bantuan lo."
Pernyataan seakan tanpa beban itu meluncur dari mulut Keenan dengan mudahnya. Hingga membuat Ray kali ini betul-betul tersedak. Setah minum dan merasa tenggorokannya lega Ray menatap horor Keenan " Kenapa Ray? Biasa aja liatnya serem gue"
" Yang bener Kee? Lo udah pikirin baik-baik semuanya, konsekwensinya. Jangan sampe buat diri lo dan sahabat gue malu." Ray bukannya menghalangi hanya saja ia takut semua tak berjalan dengan semestinya, dan malah berakhir dengan olok-olok teman satu sekolahnya. Ia tak mau sahabatnya terluka karna itu, lagi pula Fania belum memastikan hatinya.
" Menurut gue lo pikirin lagi, bukannya gak mau bantu. Hanya saja kita belum tau Fania mau nerima lo atau enggak? Chat lo aja sering di abaikan apalagi perasaan lo." Katakanlah mulut Ray itu pedas. Ray terpaksa harus jujur seperti ini, dia tak mau melihat orang- orang disekitarnya sakit hati apalagi sampai di permalukan.
Keenan bergeming mendengar perkataan Ray yang menghunus tepat di hatinya. 'Ray benar'.
Tbc
Seperti biasa beritahu aku kalo ada kesalahan...
Terimakasih sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini...
![](https://img.wattpad.com/cover/199133944-288-k481163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RaySita / (Hiatus)
Teen FictionSekedar cerita tentang perasaan, persahabatan dan pengorbanan.