Marc kini sedang merenung di samping brankar caroline yang masih belum sadarkan diri,sudah seharian ini caroline masih betah memejamkan matanya,orangtua marc juga sudah pulang sejak tadi sore.
Malam sudah semakin larut,namun hal itu tak membuat kantuk menyerang marc yang masih merenung di tempatnya sejak orangtuanya kembali ke rumah.
Marc terus saja memutar otaknya untuk berpikir bagaimana caranya ia mengatakan keinginan sang ibu kepada caroline,bagaimana jika caroline tidak mau menikah dengannya.
Menikah?that's impossible,menjadi kekasih saja masih bohongan apalagi menikah?hahaha...itu tidak mungkin kawan...
Marc terkesiap saat merasakan jari jari caroline bergerak,ia menggenggam tangan caroline seolah memberikan kekuatan padanya.
Perlahan lahan kelopak mata indah itu terbuka sedikit demi sedikit,ia menatap lama pada marc seolah sedang berbicara lewat tatapan mata.
"Haa-us"caroline berucap dengan suara nya yang tercekat.
Marc pun segera mengambil air minum diatas nakas dan membantu caroline untuk meminumnya.
"Kau baik baik saja,apa ada yang sakit,katakan dimana itu,apa aku perlu memanggil dokter?" Tanya marc beruntun.
Caroline hanya diam tak merespon.
"Mengapa kau diam saja,katakan padaku apa yang kau rasakan?"tuntut marc.
Caroline hanya menggelengkan kepalanya lemah dan memberikan seulas senyum tipis seolah mengatakan bahwa ia baik baik saja.
"Tunggu sebentar aku akan memanggilkan dokter"ucap marc masih dilanda kepanikan.
Marc pun segera berlari keluar dari ruangan caroline untuk memanggil dokter padahal tinggal tekan tombol darurat saja dokter akan datang dengan sendirinya,dasar orang lagi panik.
Tak lama marc datang dengan seorang dokter dibelakangnya,dokter tersebut menghampiri caroline dan memeriksa keadaanya.
"Dia baik baik saja tuan,tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi,nona hanya butuh istirahat total selama beberapa hari supaya tenaganya pulih kembali karena beliau kehilangan banyak darah dan mengalami dehidrasi ringan"jelas dokter panjang lebar.
Marc menghela nafas leganya,syukurlah caroline baik baik saja jika tidak,maka ia akan menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa caroline.
"Terimakasih"Hanya kata itu yang marc ucapkan untuk mewakili rasa leganya dan jangan lupakan ia mengucapkan itu masih dengan wajah datar dan dinginnya.
"Sama sama tuan,kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan saya"pamit dokter sembari membungkukan badanya sopan.
Marc hanya mengangguk untuk membalas ucapan dokter tersebut,ia pun kembali duduk di kursi samping brankar caroline dan menatap wajah caroline lamat lamat.Caroline yang diperhatikan seperti merasa sedikit gugup,bagaimana tidak gugup jika ada seorang pria tampan yang biasanya bersikap dingin kini tengah memperhatikann dengan pandangan yanggg.......ahh caroline tidak mengerti arti dari tatapan bosnya itu.
"Kau tau kau membuatku sangat khawatir"Ucap marc membuka pembicaraan diantara mereka yang saling menatap dari tadi.
"Aku sangat khawatir saat aku mendapatkan kabar bahwa kau menghilang dari apartemenmu,aku berusaha mencarimu dan aku merasa sangat bersalah saat tau kau diculik oleh wanita itu dan dia berhasil melukaimu seperti ini,aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa dirimu,kau tau aku ak--aku tidak mau kehilangan dirimu"tutur marc dengan menatap caroline dengan tatapan sendu dan bersalahnya ia memelankan kalimat terakhirnya karena iapun tak tahu mengapa ia mengatakan hal itu,kalimat itu terucap dengan sendirinya.
Caroline diam membatu mendengar kalimat terakhir dari marc,ia tak mau terlalu berharap mungkin marc hanya spontan mengatakannya karena rasa bersalahnya.
"Aku tau kau pasti terkejut dan tidak percaya dengan ucapanku,tapi percayalah aku benar benar tidak ingin kehilanganmu,aku pun tak tahu kenapa aku bisa merasakan hal semacam itu,tapi.......ahh sudahlah sebaiknya kau istirahat aku akan menemanimu disini"Ucap marc sambil membenahi selimut caroline dan mengusap lembut rambut caroline.
Setelah caroline benar benar sudah terlelap marc sedikit menjauh untuk menelpon seseorang.
"Halo"sapa orang disebrang sana.
"Bagaimana keadaan jalang itu"tanya marc to the point.
"....."
"Bagus,jangan biarkan dia meninggalkan dunia ini dengan mudah,aku ingin dia mati dengan cara yang sangat menyakitkan,biarkan dia mati ditanganku sendiri kau hanya perlu mengawasi nya saja."marc tersenyum ahh ralat lebih tepatnya menyeringai seperti seorang psycopath gila yang tengah mendapatkan sasaran empuknya.
"Baik tuan"
Setelah itu sambungan telpon pun terputus dan marc kembali duduk di kursi samping brankar caroline.
"Sebentar lagi aku akan segera membalas semua rasa sakitmu,get well soon sweetheart"bisik marc ditelinga caroline dan iapun menyematkan kecupan hangat dikening caroline.
Sekarang marc yakin bahwa perasaanya terhadap caroline bukan hanya sekedar perasaan rasa bersalahnya karena sudah membuat caroline terluka seperti ini,tetapi ini adalah sebuah perasaan dimana ia merasakan degupan jantung yang berdegup kencang hanya dengan menatap mata caroline dan ia juga tak ingin kehilangan caroline,bukankah perasaan ini adalah perasaan yang dinamakan cinta??yah marc yakin bahwa sekarang ia sudah mencintai sekertaris nya itu,ia tak percaya bahwa ia bisa jatuh cinta dengan kurun waktu yang singkat pada caroline,mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.
To be continued.
Holla gaessss i'm back setelah sekian lama,gimana ada yang kangen gitu sama marc&caroline?
Jangan lupa vote & comennya ya gais.
Maapken atas segala jenis typo.
See you next chapterrr..
Salam manis istri jungkook BTS
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Boss Is My Future Husband
Romantiek"jadilah kekasihku dan akan ku jamin kehidupanmu"Marc luwis dhonson