"Sial! Apa-apaan mereka itu?"
Irene meremas setir mobilnya dengan kencang. Kakinya terus menekan gas mobilnya sampai kendaraan beroda empat itu melaju diluar batas. Ia mencoba melampiaskan kekesalannya pada jalanan yang ada di hadapannya, bukan untuk bunuh diri.
Tapi, bisa jadi itu malah akan membunuhnya.
Irene mengerutkan keningnya saat mobil itu sama sekali tidak berkurang kecepatannya meski ia sudah menginjak rem sampai tandas.
Irene panik. Ia mematikan kembali lampu sign yang sempat ia nyalakan. Hingga matanya membola saat melihat barisan kendaraan yang berhenti karena lampu merah.
'Apa yang harus aku lakukan?'
Irene saat ini bisa saja langsung melompat keluar dari mobil, tapi imbasnya mobil itu akan menabrak barisan kendaraan di hadapannya dan menyebabkan kecelakaan yang parah.
Akhirnya Irene memilih membanting stir mobilnya ke kiri hingga mobil itu menghantam pembatas jalan namun itu tidak cukup untuk menghentikan laju mobil tersebut hingga mobil itu terguling.
Irene merasakan kepalanya berdenyut nyeri dan pandangannya mulai mengabur.
Hal terakhir yang ia lihat adalah beberapa orang yang menjerit panik sambil menunjuk ke arahnya sebelum semuanya digantikan oleh kegelapan.
Seorang laki-laki yang melihat kejadian tersebut dari dalam mobil berwarna biru metalik hanya menunjukkan senyum samar. Ia mengeluarkan ponselnya dan menekan beberapa digit angka.
"Halo, Rumah Sakit. Tolong kirim ambulan ke jalan xxxxxx. Di sini baru saja terjadi kecelakaan lalu lintas," ucapnya tenang kemudian melemparkan ponselnya ke jok belakang.
"Belum saatnya kamu mati, Irene-ah. Ini bahkan baru pembukaan."
Laki-laki tak dikenal itu melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu tepat saat ambulan datang. Ia tersenyum puas saat rencananya memberi pelajaran salah satu keturunan keluarga Bae itu berhasil.
Flashback
Tepat saat Taehyung dan Chaeyoung berjalan memasuki area taman, Irene menghentikan mobilnya dengan jarak yang cukup untuk melihat apa yang mereka lakukan meski tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.
Entah karena terlalu fokus pada apa yang ia lihat atau apa, Irene tidak menyadari seseorang yang kini tengah merangkak ke bawah mobilnya berusaha mengutak-atik kabel rem mobil itu.
Setelah dirasa pekerjaannya selesai, sosok itu keluar dari bawah mobil Irene dan berlari ke tempat mobilnya berada.
Cukup lama Irene memandangi Taehyung dan Chaeyoung, sempat terfikir olehnya untuk menghampiri dua manusia yang kini tengah berciuman itu dan memberikan pelajaran pada perempuan yang telah merebut miliknya. Namun ia sadar, hal itu malah akan membuat Taehyung makin membencinya.
Dengan perasaan kesal, Irene menjalankan mobilnya keluar area taman tanpa sedikitpun menaruh rasa curiga pada mobil berwarna biru metalik yang ia lewati.
Flashback end
...................
Chaeyoung berjalan ke arah dapur. Membuka pintu kulkas dan mengeluarkan sebotol air mineral dan membawanya ke meja makan. Dituangkannya air itu dan meminumnya.
Setelah dirasa cukup, Chaeyoung berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Hari ini begitu melelahkan baginya. Shopping, ke salon, latihan menari, dan pergi bersama Taehyung.
'Akhirnya dia tahu siapa aku'
Chaeyoung mengernyitkan keningnya saat mendapati pintu kamarnya tidak tertutup sempurna. Dengan perlahan, ia membuka pintu tersebut dan melihat sesosok laki-laki dengan hoodie hitam tengah berdiri di pintu penghubung antara kamarnya dengan balkon.
Chaeyoung jelas mengetahui siapa laki-laki itu. Ia berjalan mendekat dan berhenti dua langkah di belakang laki-laki itu.
"Apa kau sudah lama menungguku di sini, Oppa?" tegur Chaeyoung membuat sosok itu berbalik menghadapnya.
"Aku merasa ada yang ingin kau bicarakan padaku. Benar?" lanjut Chaeyoung lagi.
"Aku berhasil mencelakai Irene, dan mungkin sekarang ia tengah sekarat di rumah sakit," ucap sosok itu sambil menerka-nerka respon seperti apa yang Chaeyoung berikan.
Chaeyoung hanya menghembuskan nafasnya. Ia berjalan ke arah cermin rias, mengambil kapas yang telah ditetesi micelar water dan mengusapkannya ke wajah.
"Aku sudah bilang untuk jangan membunuhnya, Oppa."
"Aku tidak membunuhnya. Aku bahkan memanggilkannya ambulan setelah itu," ucap sosok itu membuat Chaeyoung mendengus geli.
"Untunglah saat itu kau pergi dengan Taehyung dan membuat rencanaku berjalan dengan mulus. Good job Chaeyoung-ah."
Sosok itu pergi melewati pintu balkon kamar Chaeyoung tepat saat suara mobil Chanyeol memasuki halaman keluarga Park.
'Benarkah tadi itu hanyalah bagian dari rencanaku?'
Chaeyoung mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Berjalan ke kamar yang berada tepat di samping kamarnya. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Chaeyoung masuk ke dalam kamar yang di dalamnya ada Chanyeol yang tengah mencarge ponselnya.
"Oppa, kau baru pulang?"
Chanyeol menoleh. "Eoh, Chaeng."
Chaeyoung masuk lebih ke dalam dan mendudukkan dirinya di atas ranjang dengan kedua tangan memeluk guling.
"Oppa baru pulang?" tanyanya lagi.
Chanyeol mengangguk. Ia melonggarkan dasinya dan menyusul Chaeyoung duduk di atas ranjang.
"Irene masuk rumah sakit karena kecelakaan lalu lintas. Aku yakin kau sudah tahu." Chanyeol menatap Chaeyoung dengan senyum miris.
Chaeyoung menyandarkan kepalanya ke bahu Chanyeol. Rasanya nyaman tapi tidak senyaman pelukan Taehyung.
"Hmmm, aku tahu."
Chanyeol mengusap rambut Chaeyoung dengan sayang. "Sudahi, ya. Taehyung juga tidak pernah melupakanmu seperti yang kamu duga sebelumnya."
"Aku ingin menyudahinya, tapi tunggu saat aku benar-benar menunjukkan kehadiranku dan memberikan mereka sedikit hukuman atas apa yang mereka lakukan pada kami."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌹TBC🌤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...