BAB 17

1.6K 175 8
                                    

Chaeyeoung dibuat terkejut pagi itu. Pasalnya, baru saja ia keluar dari rumah bersama Chanyeol, ia mendapati seseorang yang sangat ia kenal tengah berdiri di depan rumahnya.

"Taehyung?" tanya Chanyeol bingung sambil melirik Chaeyoung.

Yang dilirik hanya mengendikkan bahunya seolah berkata 'mana kutahu sedang apa dia tiba-tiba ada di sini.'

"Ah, hyung. Selamat pagi," sapa Taehyung sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Tadinya aku ke sini ingin mengajak Chaeyoung untuk berangkat bersama. Itu pun, jika dia tidak keberatan." Taehyung mengusap lehernya merasa grogi.

Entahlah. Sejak semalam ia mengetahui kenyataan bahwa Chaeyoung adalah orang yang selama ini ia rindukan, cukup membuatnya tak bisa tidur karena sibuk menenangkan gemuruh dalam dadanya karena euforia yang tak tertahankan.

Konyol bukan saat kau mendapati ternyata kau dua kali jatuh cinta pada orang yang sama?

"Baiklah, kalau begitu aku bisa langsung pergi ke rumah sakit." Chanyeol mengecup sekilas puncak kepala Chaeyoung. "Semoga harimu menyenangkan."

Mereka menatap kepergian Chanyeol sampai mobil itu keluar gerbang. Taehyung dengan inisiatif meraih pergelangan tangan Chaeyoung dan menggandengnya dengan genggaman yang lembut menuju mobilnya.

"Maaf karena pagi-pagi sudah mengejutkanmu," ucap Taehyung saat ia kini sudah duduk di kursi kemudi.

"Tak apa. Seharusnya aku yang merasa tak enak karena mungkin ini merepotkanmu."

Dengan kecepatan sedang, mobil yang Taehyung kendarai mulai membelah jalanan bersamaan dengan kendaraan-kendaraan lain yang memang cukup ramai.

"Sekarang ... bagaimana aku harus memanggilmu?"

Chaeyoung yang tidak mengerti dengan pertanyaan Taehyung mengerutkan dahinya. "Apa?"

"Kau memiliki dua nama, jadi aku harus memanggilmu dengan nama yang mana, Rose atau Chaeyoung?"

Oh, Chaeyoung mengerti sekarang. Tak terasa bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah senyuman tipis yang tak luput dari lirikan Taehyung tanpa mengganggu konsentrasinya pada jalanan di hadapannya.

"Aku suka saat kau memanggilku dengan nama Rose, tapi ...." ada jeda sesaat, Chaeyoung seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Tapi?" tanya Taehyung penasaran.

"Tapi sekarang aku menyandang nama Chaeyoung, jadi panggil saja aku dengan nama itu."

'Dan aku juga belum ingin membuat para pengurus sekolah gempar karena mengetahui aku masih hidup dan kembali.' lanjutnya dalam hati.

Taehyung memarkirkan mobilnya dan keluar bersama Chaeyoung yang cukup membuat banyak pasang mata langsung menatap ke arah mereka. Seolah belum puas, Taehyung meraih tangan Chaeyoung dan tanpa peduli pada pandangan-pandangan itu, menggandengnya berjalan ke arah kelas mereka.

Baru saja mereka memasuki kelas, Lisa langsung menghampirinya dengan heboh seolah apa yang ia sampaikan merupakan berita besar dan trending.

"Chaeyoung Chaeyoung Chaeyoung kau tau, apa kau sudah mendengar berita hari ini? Irene, ini tentang Irene."

Chaeyoung menarik tangannya yang masih digenggam Taehyung. Matanya sedikit melirik ke balik punggung Lisa, ada Jennie dan Jisoo yang tengah menghela nafas jengah dan menutup wajahnya seolah malu pada kelakuan gadis hiperaktif itu.

"Irene? Kenapa?"

Akting yang bagus. Padahal sudah sejak semalam kau tau tentang masalah ini. Good job.

Chaeyoung mengatur mimik wajahnya sedemikian rupa. Biarlah ia terlihat tak tahu apapun. Diliriknya Taehyung yang biasa-biasa saja. Apa dia juga sudah tahu?

"Katanya semalam dia mengalami kecelakaan lalu lintas. Aku membaca beritanya di laptop Appa tadi pagi."

Sekali lagi Chaeyoung melirik Taehyung namun tetap tak ada yang berubah dari ekspresinya. Ia menghembuskan nafas lega dan kembali fokus pada Lisa.

"Lalu?"

Chaeyoung berjalan ke bangkunya dan duduk diikuti Taehyung yang duduk di sampingnya.

"Tentu saja itu semua berdampak pada karnaval nanti Chaeyoung." Lisa mendudukkan dirinya pada kursi yang ada di hadapan Chaeyoung.

"Berdasarkan informasi yang baru saja aku lihat di papan pengumuman, karnaval akan ditunda sampai kurang lebih satu bulan lamanya, dan bisa kutebak kalau itu semua agar Irene memiliki cukup waktu untuk penyembuhannya."

"Berhenti membuat teori yang tidak masuk akal, Lisa," tegur Jennie dengan membulak-balik halaman buku yang cukup tebal.

"Itu masuk akal, Jennie. Dia ingin menari di acara festival itu untuk menarik perhatian Taehyung yang mulai berpaling pada Chaeyoung karena pesona seoarang persmpuan akan lebih menguar saat dia sedang menari," jelasnya kelewat ekspresif sampai mengangkat kedua tangannya.

Jennie dan Jisoo saling melempar pandangan heran. Chaeyoung mengerutkan keningnya. Sedangkan Taehyung mengangkat sebelah alisnya.

Tunggu ...

"Kenapa aku termasuk ke dalam drama itu?" Chaeyoung bertanya heran.

"Tentu saja karena posisimu saat ini bagai orang ke tiga dalam hubungan mereka meski nyatanya aku yakin laki-laki di sampingmu itu tak pernah memiliki perasaan khusus padanya. Kurasa kau juga terlalu sempurna untuk bersaing dengan orang lain."

"Kau tahu? Bagi Irene, Taehyung adalah segalanya. Tapi bagi Taehyung, Irene hanyalah bayangannya yang tak pernah dilirik meski selalu ada. Sekarang kau hadir dan meruntuhkan hati Taehyung sekaligus merebut 'segalanya' milik Irene."

Chaeyoung menatap Lisa datar. Kenapa perannya saat ini terdengar begitu kejam?

"Kau berkata seperti itu seolah orang-orang yang kau bicarakan tak ada di tempat ini," ejek Jennie.

Lisa yang baru sadar pada apa yang barusan ia katakan hanya tersenyum merasa bersalah. Taehyung yang menyadari itu akhirnya ikut andil.

"Tapi seperti yang Lisa katakan, dia tak lebih dari sekedar bayangan yang meski selalu ada namun selalu kuabaikan." Kini Taehyung mengarahkan pandangannya pada Chaeyoung. "Sejak awal kau selalu menjadi yang pertama dalam hidupku. Kau memang datang di tengah-tengah kami, tapi tidak merebut apapun dari Irene karena aku sendiri yang memutuskan untuk pergi dan mengabdikan hatiku untukmu karena sejak awal dia adalah milikmu," jelas Taehyung menempatkan telapak tangannya di dadanya.

"Chaeyoung juga tidak pernah mengemis perhatian padaku, tapi aku yang secara sadar mendatanginya dan mengemis perhatiannya untukku."

Ucapan Taehyung yang panjang lebar itu sukses membuat seisi kelas speechless dan iri ingin menjadi Chaeyoung.

"Taehyung benar. Setidaknya dengan ini semoga dapat membuat Irene sadar bahwa tidak semua apa yang dia inginkan dapat dia dapatkan," timpal Lisa yang diangguki semuanya kecuali Chaeyoung.

'Tapi apa yang mereka hilangkan dariku patut untuk diganti rugi dengan ketentuan yang aku atur'


B E R S A M B U N G

Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang