"Chaeng!"
Teriakkan itu menggema di sepanjang koridor. Tanpa menoleh pun Chaeyoung hapal betul siapa pemilik suara itu. Lebih tepatnya, siapa orang yang kini tengah berlari ke arahnya dengan senyum lebar mengabaikan tatapan heran murid lain.
"Ke mana saja kau ini? Baru turun dari stage langsung menghilang," sosor Lisa begitu dirinya berdiri di hadapan Chaeyoung.
"Itu ... aku habis dari toilet."
Lisa mengangkat sebelah alisnya. "Tapi, toilet ada di sana, kan?" Tunjuknya ke arah yang berlawanan dengan asal Chaeyoung.
"Kau juga memakai jas. Milik siapa ini?"
Baru Chaeyoung hendak menjawab, Lisa kembali berseru, "oh astaga! Ini milik Kim Taehyung?"
Chaeyoung melirik ke arah pandang Lisa, yaitu nametag yang menempel di dada kiri jas tersebut. Lisa itu hobi berasumsi. Jadi bisa ditebak apa yang akan gadis berponi itu katakan sekarang.
"Kau habis berduaan dengan si Kim itu? Oh ya ampun, romantisnya," kata Lisa dengan nada mendayu.
Jengah dengan tingkah Lisa, Chaeyoung kembali melangkah diikuti Lisa di sampingnya dengan senyum menggoda yg masih terpatri. Chaeyoung juga hanya diam dan sesekali tersenyum ringan menanggapi segala ocehan dan godaan Lisa. Ia tak habis pikir, dari sekian banyak manusia di bumi ini, kenapa harus dirinya yang berdekatan dengan makhluk macam Lisa.
"Oh ya, Jennie juga tadi mencarimu. Dia bilang ada yang ingin dibicarakan." Lisa beralih serius.
"Di mana Jennie sekarang?" tanya Chaeyoung akhirnya.
Lisa memegang dagu. "Tadi dia bilang ingin mengganti pakaian, coba kau ke sana."
"Baiklah."
Mereka berpisah tepat di pertigaan koridor. Chaeyoung belok ke kanan yang mengarah pada ruang latihan dance, yang mereka gunakan sebagai tempat ganti kostum. Sedangkan Lisa belok ke kiri menuju lapangan. Bisa ditebak jika gadis dengan poni rata itu berniat menyaksikan sisa penampilan dari teman-temannya.
Saat Chaeyoung memasuki ruangan yang dituju, ia melihat Jennie yang tengah membereskan tasnya. Sepertinya Jennie juga baru selesai mengganti pakaian.
Chaeyoung berdiri tepat di samping Jennie. "Jane, ada apa? Lisa bilang kau mencariku," tanya Chaeyoung tanpa basa-basi.
Jennie berdiri dari posisi jongkoknya langsung menghadap Chaeyoung. Tangannya merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan smartphone miliknya. Sesaat Jennie tampak mengotak-atik benda persegi panjang itu dan kemudian menunjukkannya pada Chaeyoung.
Terlihat kini sebuah video terputar di ponsel itu. Mereka seperti tengah membicarakan hal yang serius. Di video itu, nampak Irene tengah memegang lengan seorang laki-laki yang begitu mereka kenali.
"Aku mendapatkan video ini dari Suga," ungkap Jennie.
"Lalu, apa hubungannya denganku?" tanya Chaeyoung dengan wajah datar.
"Kau akan tahu setelah menyimak video ini."
Oke, Chaeyoung menurut. Ia mengambil ponsel itu dari Jennie dan menonton video yang terputar dengan seksama.
"Dengarkan aku Taehyung. Lebih baik kau jauhi Park Chaeyoung sebelum dia melukaimu."
"Apa maksudmu Irene?" tanya Taehyung dengan nada heran.
"Aku bersumpah Kim Taehyung. Park Chaeyoung yang saat ini bersamamu bukanlah gadis baik-baik. Dia bahkan berani menyerangku saat aku tengah sendirian di toilet. Dia ... dia berniat membunuhku dengan pisau yang dia bawa!" Irene berkata dengan suara dan ekspresi antara ketakutan dan frustasi.
Taehyung tampak menghela napas. "Anggaplah aku percaya pada apa yang kau ucapkan, tapi untuk apa Chaeyoung menyerangmu?"
"Itu lah yang sedang kupikirkan. Kau mau membantuku mencari tahu?"
"Baiklah."
Taehyung terlihat melangkah keluar meninggalkan Irene yang kini berjalan ke arah bangku dan duduk di sana, sendirian. Setelahnya, video itu berakhir. Chaeyoung memberikan kembali ponsel itu pada Jennie dengam ekspresi yang tak berubah. Namun, entah dengan bagian dalam hatinya. Hanya Chaeyoung dan tuhan yang tahu.
"Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran Irene. Bagaimana mungkin ia mengatakan hal sekejam itu tentangmu pada Taehyung? Namun, aku lebih tak habis pikir lagi pada Taehyung yang begitu saja percaya pada Irene. Yang selama ini bersikap kejam kan gadis itu, bisa-bisanya ia memutar balikkan cerita," gerutu Jennie panjang lebar.
Dengan pandangan yang sedikit menerawang, Chaeyoung mulai berpikir kira-kira apa yang akan dilakukan Irene selanjutnya. Juga mengapa Suga memilih memberitahukan perihal video itu lewat Jennie? Ia kan bisa menghubunginya langsung.
"Jennie," panggil Chaeyoung.
"Hm?"
"Sudah berapa lama kau berhubungan dengan Suga?" tanya Chaeyoung membuat Jennie merona.
"Sepertinya ... hampir dua tahun ini," jawab Jennie sekenanya.
"Kau mencintainya?" tanya Chaeyoung lagi.
Tanpa ragu, Jennie kembali menjawab, "tentu saja. Jika tidak, aku tidak akan membuang-buang waktuku untuk hubungan ini."
Chaeyoung tersenyum. Entah kenapa, perasaannya mulai khawatir setelah memikirkan lebih jauh tentang isi video tadi.
"Jennie. Semisal kau tiba-tiba mengetahui kenyataan buruk tentang Suga, seperti dia tidak sebaik yang kau kira selama ini, atau dia adalah seorang yang jahat, apa perasaan cintamu itu akan berubah menjadi kebencian?"
Jennie tertegun mendengar perkataan Chaeyoung. Kenapa gadis di hadapannya ini bisa berpikir sampai sejauh itu? Apa terjadi sesuatu?
"Chaeng, dengar. Tidak ada orang yang jahat sejak ia keluar dari rahim. Selalu ada sebab yang membuat seseorang dianggap jahat. Pada dasarnya orang jahat itu terlahir dari orang baik yang tersakiti, kan? Baik kau, aku, Lisa, Jisoo, atau siapa pun bisa menjadi jahat jika hidupnya diusik atah bahkan dihancurkan oleh orang lain," jelas Jennie.
"Untuk pertanyaanmu tadi, jawabanku adalah aku akan tetap mencintainya meski seluruh penghuni bumi ini menganggap Suga jahat atau Suga adalah seorang penjahat, karena aku percaya padanya. Yang harus aku lakukan adalah menjadi pelipur lara untuk Suga hingga kejahatan dalam dirinya benar-benar sirna."
Kini gantian Chaeyoung yang dibuat tertegun oleh ucapan panjang lebar Jennie. Chaeyoung tidak munafik, ada sesuatu yang mengusik hatinya kala mengetahui Taehyung setuju bekerja sama dengan Irene. Kini ia harus apa?
Taehyung bilang jika ia mencintai Chaeyoung, Jennie bilang jika cinta berarti percaya. Kenyataannya Taehyung malah berencana mengorek informasi tentangnya secara diam-diam.
Sepertinya Chaeyoung merasa telah salah menilai seseorang. Taehyung yang ia pikir mencintai dan akan mempercayainya kini malah membantu ia yang berusaha menjatuhkan Chaeyoung.
Baiklah, sudah diputuskan. Mulai detik ini, Chaeyoung juga akan melakukan hal yang sama dengan yang Taehyung lakukan.
Chaeyoung akan membuang jauh-jauh perasaan dan kenangan menyebalkan bersama Taehyung.
'Dasar perasaan menyebalkan. Jangan pernah lagi hadir di hidupku. Aku lebih memilih perasaanku membeku jika akhirnya akan dikhianati seperti ini,' gumamnya dalam hati.
🌹TBC🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...