"Jadi orang tu ya jangan pasrah juga dek, kan jadinya gini ni pala kamu ampe benjut gini."
Chaeyoung memutar matanya malas mendengar gerutuan Chanyeol yang entah sudah keberapa kalinya.
Tadi sewaktu pulang sekolah pun eomma nya sempat histeris begitu melihat perban di pelipis Chaeyoung. Dan sore nya Chanyeol juga panik ketika melihat luka nya. Chanyeol memang sengaja pulang cepat karena hawatir pada Chaeyoung.
Tadi ketika ia baru saja keluar dari ruang operasi nyonya Park tiba-tiba telpon dan mengabarkan bahwa Chaeyoung pulang dalam keadaan pelipis di perban.
Mendengar kabar itu tentu saja membuatnya panik setengah mati dan meminta sahabat sekaligus rekan kerjanya untuk menggantikannya sementara.
"Tadi kamu pulang sama siapa? "
Chanyeol menempelkan perban baru di luka Chaeyoung."Sama temen."
Ya. Tadi Chaeyoung pulang diantar Taehyung dan mereka memang tidak punya hubungan apapun jadi Chaeyoung tidak bohong kan?
Ngomong-ngomong soal Taehyung, Chaeyoung jadi ingat kejadian memalukan sewaktu laki-laki itu mengobati luka nya di UKS. Chaeyoung benar-benar merasa bodoh saat itu. Bagaimana bisa dia diam saja ketika Taehyung mencium keningnya? Astaga!
"Dek ko muka kamu merah? Kamu sakit? " celetuk Chanyeol.
Chaeyoung langsung bangkit menuju meja rias untuk melihat wajahnya. Benarkah wajahnya memerah?
Chanyeol terkekeh melihat tingkah polos Chaeyoung. " Oppa kan cuma tanya kamu pulang sama siapa tapi kenapa muka kamu ampe blushing gini hmm? "
Chanyeol berdiri di belakang Chaeyoung yang masih menghadap cermin. Disana dia dapat melihat ekspresi datar Chaeyoung namun juga binar lain di wajahnya.
Chanyeol tau. Chanyeol juga sadar bahwa adik satu-satunya ini sudah dewasa dan wajar jika Chaeyoung merasakan ketertarikan pada lawan jenisnya. Tapi Chanyeol juga sadar sisi terdalam di hatinya belum rela. Sister complex eoh? :/
"Apa Oppa tidak kembali ke rumah sakit? Bukannya jadwal Oppa sampai jam 8?"
Chanyeol melihat jam dinding di kamar itu. Ternyata baru jam setengah 6. "Oppa balik ke rumah sakit jam 6. Sekarang ayo turun. Kamu belum makan kan?"
"Baiklah. "
Mereka keluar dari kamar Chaeyoung dan turun ke ruang makan dengan tangan Chanyeol yang terus merangkul Chaeyoung. Alasannya cukup masuk akal tapi terdengar konyol di telinga Chaeyoung.
"Oppa takut nanti di tangga kamu tiba-tiba pusing trus kalo sampai jatuh gimana? "
Chaeyoung pasrah saja karena percuma berdebat pun tidak ada gunanya.
Sesampainya di ruang makan ternyata disana sudah ada eomma dan Appa nya.
Chaeyoung langsung menghampiri sang Appa dan memeluknya. "Appa kapan pulang? "
"Baru aja." Tuan Park melepaskan pelukan Chaeyoung dan mengelus pelan perban di pelipis Chaeyoung.
"Kamu kenapa turun hm? Bukannya kamu lagi sakit? Biar nanti eomma mu yang bawa makan kamu ke kamar."
Chaeyoung menggeleng pelan dan duduk di samping Chanyeol. "Aku tidak apa-apa Appa. Ini cuma luka kecil."
"Sayang besok kamu istirahat saja ya di rumah. Kamu jangan masuk sekolah dulu. Biar nanti Oppa mu memberikan surat ijin untuk wali kelasmu. " nyonya Park menatap khawatir wajah Chaeyoung yang sedikit pucat.
Chaeyoung menghela nafas pelan." Tapi aku beneran tidak apa-apa eomma. "
"Benar kata eomma mu sayang." kali ini sang Appa yang angkat bicara sambil menatap Chaeyoung mencoba meminta pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...